Business Research

Penurunan Harga Minyak Bisa Untungkan Indonesia

Penurunan Harga Minyak Bisa Untungkan Indonesia

Investor mencermati penurunan harga minyak dunia bisa memberi keuntungan terhadap perekonomian Indonesia. Selain itu, penurunan itu juga dinilai sebagai salah satu faktor potensial yang akan menguatkan Indeks Harga Saham Gabungan di sepanjang tahun 2015. Hal ini disampaikan dalam laporan yang disampaikan Jameel Ahmad, Kepala Analisa Pasar dari Forex Time, pada Rabu (21/1/2015).

Ahmad mengatakan investor perlu mencermati tren melemahnya permintaan minyak dunia dan volatilitas perekonomian global. Menurut Ahmad, penurunan harga minyak dunia bisa menguntungkan perekonomian Indonesia karena biaya impor akan relatif rendah. Dia menuturkan melemahnya permintaan terhadap minyak dunia bisa berlanjut dan mempengaruhi laju indeks hingga kuartal I 2015.”Dan kenaikan IHSG yang tidak terduga dapat terjadi selama ada keuntungan dari turunnya harga minyak,” tutur Ahmad.

Permintaan minyak serta barang komoditas lainnya turun seiring dengan pelambatan ekonomi global. Hal ini berdampak terhadap perekonomian di negara-negara berkembang (emerging markets), termasuk Tiongkok. Pada pekan ini, Biro Statistik Nasional Tiongkok melaporkan pertumbuhan ekonomi Tiongkok pada 2014 diestimasikan sebesar 7,4%, atau lebih rendah dari target pemerintah Tiongkok sebesar 7,5%.

Ilustrasi. Penurunan Harga Minyak Dunia Akan Menguntungkan Indonesia. (Foto : Prio Santoso/SWA).

Ilustrasi. Penurunan Harga Minyak Dunia Akan Menguntungkan Indonesia. (Foto : Prio Santoso/SWA).

Bank Dunia dan IMF memangkas pertumbuhan ekonomi global pada 2015 seiring dengan pelemahan harga minyak dunia dan belum pulihnya negara maju dari krisis finansial. IMF menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia di tahun 2015 menjadi 3,5% dari proyeksi sebelumnya sebesar 3,8%. Sedangkan Bank Dunia memangkas pertumbuhan ekonomi global di tahun ini menjadi 3% dari proyeksi sebelumnya sebesar 3,4%.

Pada kesempatan terpisah, Franky O. Widjaja, CEO Grup Sinar Mas, menyebutkan negara produsen minyak dunia rentan terhadap tren pelemahan harga minyak dunia. Franky menilai perekonomian global di tahun ini memang menjadi tantangan bagi dunia usaha. Walau demikian, ia optimistis perekonomian Indonesia masih positif dan pengusaha nasional bisa mengambil peluang emas meski sentimen eksternal masih berlanjut di tahun ini.

Investasi Emas

Naik turunnya perekonomian Indonesia di tengah proses adaptasi pemerintahan baru, tentu berpengaruh terhadap investasi masyarakat. Untuk itu, investor domestik harus cerdas memilih dan memilah-milah investasi yang tepat serta aman, guna menghindari spekulasi pasar. “Dalam pasar internasional, komoditas utama dan yang paling banyak diperjualbelikan di pasar Indonesia adalah emas. Saat ini Indonesia berada di peringkat 9 negara yang memiliki produksi emas tertinggi. Indonesia menyumbang sekitar 4 persen produksi emas dari suplai dunia,” lanjut Ahmad.

Saat ini, harga jual-beli emas di pasar Indonesia saat ini berada di kisaran harga Rp. 525.236 /gram, atau US$ 1.301,00 per ons , dengan kurs Rp 12,557 per dollar Amerika Serikat. Menurut Ahmad, Indonesia mengutamakan ekspor emas ke negara-negara di Asia Tenggara, Eropa dan Australia. Investor cenderung mengoleksi emas karena dinilai sebagai aset yang aman ketika pasar mengalami volatilitas yang tidak terduga atau fluktuasi pasar valas . Ahmad mengatakan emas adalah salah satu barang komoditas yang dapat dipilih investor sebagai instrumen investasi yang aman dan prospektif di tahun 2015.

Sejumlah perusahaan emas menggenjot produksinya dengan mengembangkan fasilitas pengolahan emas. PT ANTAM (Persero), Tbk (ANTM), misalnya meresmikan fasilitas Top Blown Rotary Converter (TBRC) pada pekan lalu. Fasilitas ini dapat mengekstraksi logam emas dan logam-logam lainnya seperti selenium, paladium, platinum atau anode slime. “Peresmian fasilitas TBRC merupakan salah satu upaya ekspansi bisnis ANTAM di komoditas emas,” kata Direktur Operasi ANTAM, Tedy Badrujaman.

Fasilitas TBRC dengan nilai proyek sebanyak US$ 500 ribu ini mampu mengolah 500 ton anode slime per tahun. Dengan asumsi rata-rata kandungan logam emas sebesar 1% di setiap ton anode slime, ANTAM akan mendapatkan tambahan 5 ton emas di luar produksi dari tambang emas Pongkor dan Cibaliung. Perseroan berencana untuk meningkatkan kapasitas pengolahan menjadi 2.000 ton anode slime per tahun untuk meningkatkan volume ekstraksi emas di masa depan. Pengolahan anode slime oleh ANTAM merupakan hal yang sangat strategis karena bisa meningkatkan pendapatan negara jika dibandingkan harus mengeskpornya ke luar negeri. (***)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved