Business Research

Pertumbuhan Ekonomi 2016 Diperkirakan Mencapai 5%

Pertumbuhan Ekonomi 2016 Diperkirakan Mencapai 5%

Anton Hermanto Gunawan, Kepala Ekonom PT Bank Mandiri Tbk, memprediksikan bahwa pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2016 hanya mampu mencapai 5%. Angka ini diperkirakan tidak akan berbeda jauh dengan pertumbuhan tahun lalu yang mencapai kisaran angka 4%.

Dalam beberapa kuartal ke depan, ia memperkirakan sektor industri masih akan berat. Terutama dengan adanya indikasi kurang baiknya data-data penjualan motor, mobil, dan semen. Meski begitu perbaikan Non Performing Loan dan pertumbuhan ekonomi di beberapa wilayah ia katakan masih menjanjikan untuk mendokrak pertumbuhan ke depan.

ekonom-anton

Tahun lalu saja misalnya, di Sulawesi pertumbuhan relatif lebih tinggi bila dibandingkan 2014. Begitu juga Provinsi Kalimantan Tengah diklaim mampu tumbuh konsisten diatas pertumbuhan ekonomi nasional yaitu dari 6,21% di 2014 menjadi 7.01% di 2015.

Belanja pemerintah menjadi andil besar dalam mendorong produk domestik bruto tiga bulan awal tahun ini. Dia mencatatkan belanja barang dan modal pemerintah peningkatannya tinggi secara year-on-year yang saat ini telah berada pada kisaran Rp10 triliun. “Kita sangat berharap pada investasi yang akan dilakukan pemerintah di infrastruktur, apabila pemerintah melakukan investasi, maka swasta juga akan tertarik berinvestasi,” jelasnya.

Secara keseluruhan pada 2016, Bank Mandiri memperkirakan nilai tukar rupiah berada pada level Rp13.400/US$, suku bunga acuan Bank Indonesia pada posisi 6,5%, inflasi tahunan sebesar 4,5%, dan defisit transaksi berjalan di 2,4%.

Ia mengungkapkan kekhawatirannya terhadap inflasi yang berada di level 4,5% akibat harga bahan pangan yang tinggi. Menurutnya, hal ini terjadi karena food inflation yang akibat lemahnya logistik nasional. Rencanya swasembada urung dilakukan karena kekhawatiran terhadap el nino yang akan menghancurkan hasil tani. Oleh karena itu, impor pun menjadi salah satu jalan yang ditempuh untuk menyelamatkan logsitk agar harga tidak semakin tinggi. Hal ini menyebabkan produkstivitas melambat dan menjadi cerminan lemahnya ekonomi di Indonesia.

Bagi Leo P.Rinaldy, Chief Economist Mandiri Sekuritas, saat ini Indonesia diuntungkan dengan adanya perlambatan ekonomi di beberapa negara, contohnya Cina. Ini tentunya, membuka peluang dana masuk ke Indonesia.

Anton mengingatkan kepada pemerintah, Bank Indonesia (BI), dan sektor swasta untuk berusaha lebih keras dalam memperbaiki kondisi dalam negri. Hal ini untuk menjaga para investor untuk tetap berada di Indonesia saat keadaan negara-negara lain mulai membaik. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved