Business Research

Perusahaan Pembuat Laporan Keberlanjutan Kian Banyak di Indonesia

Oleh Admin
Perusahaan Pembuat Laporan Keberlanjutan Kian Banyak di Indonesia

Menurut National Center for Sustainability Reporting (NCSR), perkembangan laporan keberkelanjutan (sustainability reporting) di Indonesia cukup baik. Tandanya, semakin banyak jumlah perusahaan di Tanah Air yang membuat laporan tersebut.

Ali Darwin (kiri) dalam acara pemberian penghargaan ISRA 2012 (antara)

“Perkembangan laporan keberlanjutan di Indonesia cukup baik. Jika pada awalnya yaitu tahun 2005, hanya ada satu perusahaan yang membuat laporan. Maka setelah ada ISRA setiap tahunnya sebanyak 6-10 perusahaan baru membuat laporan,” sebut Ali Darwin, Ketua NCSR, di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Ali mengatakan, laporan keberlanjutan yang juga dikenal dengan laporan CSR merupakan laporan yang memuat kinerja perusahaan dalam tiga aspek, yakni ekonomi, lingkungan, dan sosial. Tujuan dibuatnya laporan ini adalah untuk menjadi penilaian apakah suatu perusahaan telah mampu mengatasi isu keberlanjutan, seperti penghematan dan konservasi energi.

Di Indonesia, sekarang ini, tercatat ada sekitar 40 perusahaan yang membuat laporan keberlanjutan dengan mengacu pada standar pelaporan yang dikeluarkan oleh the Global Reporting Initiative (GRI). Menurut NCSR, bertambah banyaknya perusahaan yang membuat laporan itu seiring dengan diadakannya ISRA (Indonesia Sustainability Reporting Award) setiap tahunnya.

“Tujuan dari adanya ISRA ini adalah untuk memberi penghargaan kepada perusahaan-perusahaan yang telah membuat laporan keberlanjutan,” sambung Ali.

Bila melihat berdasarkan sektor industri, awalnya, pembuat laporan keberlanjutan didominasi oleh perusahaan dari sektor tambang. Tapi sekarang perusahaan pembuat laporan tersebut cukup bervariasi. Ada yang berasal dari sektor manufaktur, dan ada yang berlatar belakang dari bidang jasa. Disebutkan dia, perusahaan dari jasa perbankan juga sudah mulai membuat laporan CSR demi menentukan kebijakan dalam pemberian investasi yang bertanggung jawab.

NCSR pun menyebutkan, jumlah perusahaan yang membuat laporan keberlanjutan di Indonesia paling tinggi di kawasan Asia Tenggara. Di Malaysia, jumlah pembuat laporan hanya sekitar 10 perusahaan. Sementara itu, di Singapura terdapat 15 perusahaan. Di negara ini, pembuatan laporan keberlanjutan mendapatkan dorongan dari Singapore Stock Exchange yang mengeluarkan buku aturan mengenai laporan keberlanjutan pada tahun 2011. “Untuk Filipina dan Thailand masih belum banyak diketahui namun sudah mulai meningkat,” imbuh Ali.

Sekalipun sudah menjadi yang tertinggi di ASEAN, jumlah perusahaan yang membuat laporan keberlanjutan di Indonesia masih kalah dari negara-negara maju, seperti Jepang dan Perancis. Lembaga ini memandang kesadaran perusahaan-perusahaan di Indonesia masih rendah untuk membuat laporan. Pemerintah pun dinilai belum memberikan insentif kepada perusahaan untuk melaksanakan laporan keberlanjutan. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved