Business Research

Produk Finansial Islam Tumbuh Hingga 20%

Oleh Admin
Produk Finansial Islam Tumbuh Hingga 20%

Tahun 2050 populasi umat muslim dunia diprediksi mencapai 2,6 miliar orang. Jumlah ini mewakili 30% populasi dunia dan merupakan sasaran empuk produk halal termasuk perbankan syariah. Tahun 2011 aset Islamic finance diketahui tumbuh US$ 1 triliun atau 10 – 20% per tahun. Uniknya, produk perbankan syariah juga banyak menyedot nasabah non-muslim di berbagai belahan dunia.

Itulah hasil riset yang disampaikan Dr Paul Temporal, Associate Fellow Saïd Business School dari University of Oxford. Total aset dari produk Islamic finance memang baru 1% dari total aset global, namun proporsi ini akan terus tumbuh.

Yusuf Hatia dan Dr Paul Temporal

Yusuf Hatia dan Dr Paul Temporal

Ada banyak hal yang menarik minat nasabah perbankan syariah atau Islamic finance. Ketangguhannya terhadap krisis global adalah yang paling dicari selain ethic alternative. Ketika krisis melanda seperti yang terjadi di Eropa saat ini produk finansial konvensional menampakkan kerapuhannya. “Selain lebih tangguh, Islamic finance lebih jujur dan lebih menguntungkan,” papar Temporal.

Pemerintah Inggris, Hong Kong, dan Singapura sudah menggunakan strategi perekonomian Islam. “Bahkan Vatikan sempat mengeluarkan statement bahwa Olimpiade London boleh didanai dari Islamic bonds,” tutur Yusuf Hatia, Senior Vice President & Managing Director Fleishman-Hillard Mumbai.

Temporal menjelaskan, “Untuk jangka panjang, Islamic finance adalah solusi yang lebih baik.” Dia mencontohkan Malaysia yang sukses mempopulerkan produk-produk Islamic finance. Bahkan tiga bank terbesar di negara tersebut lebih dari separuh konsumennya memanfaatkan Islamic finance untuk keperluan individu maupun bisnis.

Diketahui pula karakteristik muslim yang unik dalam menghadapi produk halal dan Islamic finance. Ketika seorang muslim masih menjadi kalangan menengah bawah, ia akan memilih produk dari brand yang khusus membuat produk halal. Ketika mereka masuk ke dalam emerging market dan daya beli meningkat, mereka lebih memilih produk halal dari brand asing seperti Nestle. Hal sebaliknya terjadi di industri finansial secara global. Ketika situasi keuangan belum begitu stabil, produk finansial yang konvensial jadi pilihan utama. Ketika situasi keuangan mereka lebih mapan dan termasuk dalam emerging market potensial, mereka lebih memilih produk Islamic finance dari bank terpercaya.

Islamic finance mulai diperkenalkan di industri perbankan tahun 1940-an dan baru mulai stabil tahun 1970. Hingga kini, banyak bank multinasional yang memiliki produk Islamic finance. Tak sedikit pula bank yang didirikan khusus menangani Islamic finance. Namun bank kedua ini agak sulit berkembang karena kredibilitas dan kepercayaan.

“Nasabah lebih percaya bank yang sudah lama berdiri. Jadi yang biasanya terjadi adalah mereka memasuki Islamic finance tanpa berpindah bank,” kata Temporal. Itulah sebabnya bank syariah akan menghadapi tantangan yang sangat besar bila berhadapan dengan bank-bank dari barat.

Kurangnya sosialisasi dan edukasi tentang Islamic finance merupakan tantangan terberat. Selain itu kurangnya sumber daya manusia yang paham betul tentang Islamic finance juga menjadi tantangan tersendiri. Kecilnya portofolio pun menantang bank untuk menjual produk Islamic finance. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved