Business Research

Survei: 75,4% Warga RI Berencana Beli Properti

Survei: 75,4% Warga RI Berencana Beli Properti

Berdasarkan survei pasar properti online yang dilakukan oleh iProperti Group, kebutuhan akan properti dan perumahan di Indonesia terus meningkat. Sekitar 75,4% masyarakat merencanakan membeli properti dalam waktu dekat. Tak hanya itu, sebesar 33,6% masyarakat Indonesia memiliki properti sebanyak dua atau lebih properti. Jumlah yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan Malaysia yang 41,1% masyarakatnya yang memiliki dua atau lebih properti.

Survei yang dilakukan oleh portal dibawah iProperti Group Indonesia yaitu portal-rumah123.com dan rumahdanproperti.com menunjukkan bahwa mayoritas dari penduduk Indonesia yang disurvei telah memiliki rumah ( sebesar 91.2%), sementara 4.9% lainnya memiliki apartemen. Jenis properti lain, seperti perumahan yang disubsidi oleh pemerintah, hotel dan ruko, hanya dipilih oleh sebagian kecil masyarakat Indonesia.

“Hal yang menarik yang didapat dari survey ini, bahwa sebesar 33,6% dari mereka yang disurvei memiliki satu atau lebih properti. Prosentase yang lebih kecil dibandingkan dengan negara lain, misalnya Malaysia. Sebesar 40% penduduk Malaysia memiliki dua atau lebih properti,dan merupakan proporsi yang lebih tinggi dibandingkan di negara lain,” kata Shaun Di Gregorio, CEO dari iProperti Group.

Survei menunjukkan adanya kecenderungan di penduduk Indonesia, bahwa kebutuhan untuk memiliki properti pribadi sampai saat ini belum menjadi prioritas utama bagi mereka. “Ini adalah kesempatan yang baik bagi para pengusaha properti untuk mendorong masyarakat Indonesia memiliki properti sebagai investasi untuk jangka panjang,” ditambahkan Di Gregorio.

Meraih lebih dari 3 juta investor properti perbulan, iProperti Group menjadi perusahaan yang berpengaruh di pasar properti dan kini menjadi pemimpin pasar website properti di Malaysia (iproperti.com.my), Hong Kong (GoHome.com.hk), Indonesia (Rumah123.com dan rumahdanproperti.com) dan Singapura (iproperti.com.sg) dan melakukan berbagai pengukuran pendapat berhubungan dengan bisnis properti dari ribuan penduduk dari masing-masing negara.

Partisipan survei ini adalah masyarakat dengan rentang usia 26-40 tahun dimana sebagian besar berprofesi sebagai eksekutif manajerial dan profesional. Para peserta survey merupakan penduduk dengan pendapatan tahunan rumah tangga berada di atas rata-rata pendapatan nasional. Pemilihan ini juga didasarkan pada kemampuan penduduk untuk melakukan pembelian properti dan melakukan pemilihan berinvestasi di bidang properti.

Berdasarkan survei yang telah dilakukan, penentuan keputusan untuk memiliki suatu properti bagi penduduk Indonesia dan Malaysia dipengaruhi oleh lokasi properti, yang kemudian disusul oleh harga properti. Sementara, berlaku sebaliknya, penduduk di Singapura dan Hong Kong lebih mempertimbangkan harga properti dibandingkan lokasi properti. Faktor inilah yang cukup membedakan preferensi pilihan penduduk di negara yang mencakup wilayah yang luas, yaitu Indonesia dan Malaysia, dengan penduduk di negara yang memiliki cakupan wilayah yang tidak terlalu luas, yaitu Singapura dan Hong Kong.

Dibandingkan Singapura, Malaysia dan Hong Kong, Indonesia masih menempati urutan terendah dalam preferensi pembelian properti sebagai bentuk investasi yang disewakan. Motivasi kepemilikan properti di Indonesia saat ini lebih banyak dipengaruhi oleh alasan kepemilikan properti pribadi, kemudian diikuti oleh Hong Kong. Penduduk Malaysia memiliki ketertarikan pada properti sebagai investasi yang dapat dijual kembali. Sementara hampir 40% dari penduduk yang menjadi peserta survei di Singapura tertarik pada pendapatan sewa dari properti mereka, meskipun sektor sewa relatif kecil.

Kepemilikan properti bagi penduduk di 4 negara peserta survey menunjukkan bahwa negara Singapura dan Malaysia merupakan negara yang penduduknya lebih dominan memiliki dua properti atau lebih. Indonesia menempati urutan ketiga untuk kepemilikan dua properti atau lebih, setelah Malaysia dan Singapura. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia merupakan target pasar yang cukup potensial untuk didorong dalam melakukan pembelian properti.

Keinginan yang besar untuk membeli properti luar negeri dimiliki oleh penduduk Singapura yaitu sebesar 42.2%. Partisipan survei di Singapura menunjukan ketertarikannya untuk memiliki properti di luar negeri, dimana prosentase nya lebih signifikan dan lebih besar dari negara partisipan lainnya. Di Indonesia, peserta survei yang berencana membeli properti di luar negeri mempunyai kecenderungan untuk membelinya dalam waktu 2 tahun atau lebih dari waktu sekarang. Hal ini menjadi perbedaan yang cukup signifikan dibandingkan dengan 3 negara lain yang disurvei yang proporsi pembelian properti di luar negeri cenderung cukup besar persentasenya. Para peserta survei di Indonesia memiliki minat yang masih sangat sedikit untuk berencana membeli properti di luar negeri. Survei menunjukkan preferensi masyarakat Indonesia untuk membeli properti lokal masih menjadi prioritas daripada membeli properti di luar negeri Namun apabila mereka punya keinginan untuk membeli properti di negara lain, Singapura adalah lokasi yang paling diinginkan untuk hal tersebut. Posisi kedua diduduki oleh Australia sebagai lokasi properti di luar negeri yang ingin dimiliki oleh peserta survei.

Your browser may not support display of this image.

Shaun Di Gregorio


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved