Business Research

Survei Accenture: Kefasihan Digital Bisa Persempit Kesenjangan Jender

Survei Accenture: Kefasihan Digital Bisa Persempit Kesenjangan Jender

Perkembangan teknologi dapat dimanfaatkan untuk mempersempit kesenjangan jender perempuan dan laki-laki di dunia kerja. Accenture sebuah perusahaan jasa profesional global yang menyediakan berbagai layanan dan solusi dalam strategi, konsultasi, digital, teknologi dan operasi merilis hasil riset terbarunya Getting to Equal: How Digital is Helping Close the Gender Gap at Work.

Survei itu dilakukan pada bulan Desember 2015 dan Januari 2016 dengan melibatkan lebih dari 4.900 responden perempuan dan laki-laki dari 31 negara untuk menilai sejauh mana responden menggunakan teknologi digital dalam kehidupan pribadi mereka, serta dalam pendidikan dan pekerjaan mereka.

20160330_123438_resized

Neneng Goenadi, Country Managing Director Accenture Indonesia, mengatakan, hasil riset menyebutkan, perempuan yang fasih menggunakan teknologi dan digital dapat membantu mempersempit kesenjangan (celah) jender di dunia kerja.

Riset tersebut juga menunjukkan bahwa perempuan memanfaatkan teknologi untuk menambah pengetahuan serta mengerjakan tugas hingga berprestasi di dunia kerja. Sementara itu, perempuan yang masih tertinggal dari kaum pria dalam memanfaatkan teknologi digital di sejumlah negara dapat terus meningkatkan kemampuan digital mereka untuk mengurangi ketertinggalan tersebut.

Menurutnya, jika pemerintah dan pelaku bisnis dapat membantu meningkatkan jumlah perempuan yang fasih dalam penggunaan teknologi digital, maka hal tersebut mampu mendorong terciptanya kesetaraan jender di negara maju dalam kurun waktu 25 tahun dibanding perkiraan sebelumnya yaitu 50 tahun dengan memperhitungkan kondisi saat ini. Sedangkan, di negara yang sedang bertumbuh, hal tersebut dapat terjadi dalam kurun waktu 45 tahun, dibanding perkiraan 85 tahun dengan memperhitungkan kondisi saat ini.

Senada dengan Neneng, Pierre Nanterme, Chairman dan CEO Accenture juga menjelaskan perempuan memiliki sejumlah keahlian yang dapat mengisi kesenjangan antara keahlian yang diperlukan untuk tetap kompetitif serta jumlah tenaga kerja yang tersedia.

“Ada peluang yang terbuka lebar bagi pemerintah dan pelaku bisnis untuk berkolaborasi dalam memberdayakan lebih banyak perempuan dengan keterampilan digital untuk mempercepat kesetaraan jender di dunia kerja.” ujarnya.

Meskipun kefasihan dalam teknologi digital dapat membantu perempuan untuk berprestasi dalam karier, namun dampaknya belum dapat menutup kesenjangan jender di antara para eksekutif ataupun beberapa level manajemen di bawahnya. Sejauh ini laki-laki masih menjadi pencari nafkah dominan di keluarga selama tiga generasi. Hal ini akan berubah seiring dengan lebih banyak perempuan dari generasi milenial dan mereka yang fasih digital masuk ke manajemen perusahaan.

Selain itu, hasil riset Accenture juga menemukan bahwa ketika perempuan dan pria memiliki tingkat kemampuan digital yang sama, perempuan lebih baik dalam memanfaatkannya untuk mencari pekerjaan. Lebih dari 60 persen responden survei di Indonesia, baik itu pria dan perempuan, sepakat bahwa digital memungkinkan mereka untuk bekerja dari rumah; 58 persen mengatakan digital memberikan keseimbangan yang lebih baik antara kehidupan pribadi dan profesional; serta 46 persen melaporkan bahwa digital telah meningkatkan akses ke peluang kerja. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved