Business Research

Survei Nielsen: Produk Perawatan Pria Semakin Menjadi Kebutuhan

Survei Nielsen: Produk Perawatan Pria Semakin Menjadi Kebutuhan

Produk perawatan pria sepanjang 2013 membukukan penjualan hingga Rp 3 triliun atau tumbuh signifikan 23% dari tahun sebelumnya. Ada sekitar 300 merek yang bertarung pasar ini. Bandingkan dengan pasar produk perawatan nonpria yang angka mencapai Rp 12 triliun, tumbuh hanya 13% dan diperebutkan oleh sekitar 1.200 merek.

“Potensi pertumbuhan produk perawatan pria sangat besar mengingat berdasarkan data BPS jumlah wanita dan pria usia produktif tidak jauh berbeda, “ujar Hellen Katherina, Director of Home Panel Services Nielsen Indonesia. Angka tersebut merupakan hasil tracking Nielsen Indonesia terhadap 7300 rumah tangga di 7 kota besar, dan sejumlah kota dan desa di Indonesia.

Nilesen

Penetrasi produk perawatan pria juga sudah cukup lumayan. Pasalnya, lebih dari setengah rumah tangga telah membeli produk perawatan pria. Produk yang paling laris adalah deodorant, hairstyling dan spray cologne dibandingkan shampo, pembersih wajah atau moisturizer. Ketiga produk yang laris itu memang telah hadir di pasar lebih dulu.

Pria dari kalangan atas yang berdomisili di kota-kota besar lebih peduli terhadap perawatan diri. Lihat saja, 49% penjualan berasal dari kalangan atas. Pertumbuhan penjualan di kota-kota besar juga tumbuh signifikan jauh di atas pertumbuhan penjualan produk perawatan non pria. Jakarta masih menjadi pasar yang paling besar dengan penjualan sebesar Rp 701 miliar (tumbuh 20% dari tahun sebelumnya), tetapi pasar yang paling menjanjikan adalah Surabaya karena pasarnya tumbuh 44% walaupun penjualannya baru mencapai Rp 183 miliar.

Berbeda dengan pasar produk perawatan wanita yang sudah matang, produk perawatan pria masih baru mulai tumbuh. Sebagai produk yang sudah matang di pasar, produk perawatan wanita sudah banyak ditemui di gerai tradisional di samping gerai modern. Sedangkan produk perawatan pria lebih banyak tersedia di gerai modern. Para pemilik merek lebih menyukai mendisplai produknya di gerai modern sambil membuat program promosi, atau agar para pria leluasa membeli produk bagi kepentingan mereka. Satu-satunya produk perawatan pria yang sudah matang adalah hairstyle yang banyak tersedia di gerai tradisional.

Uniknya pembeli produk pria kebanyakan adalah wanita. Sebanyak 75,6% pembelian dilakukan oleh wanita. Artinya kaum hawalah yang membelikan produk ini untuk keluarganya. Adapun Kaum Adam hanya melakukan pembelian saat pertama kali ketika memilih jenis produk yang sesuai.

Tipe belanja yang cenderung grap and go juga memengaruhi. Pria lebih tidak punya waktu atau bahkan malu untuk belanja produk perawatan tubuh. Mereka lebih menaruh perhatian membeli produk-produk seperti elektronik, otomotif, atau fashion atau pekakas rumah tangga.

Bila ditelaah lebih lanjut, konsumen juga semakin komplit membeli produk perawatan pria sehingga uang yang dikeluarkan juga semakin besar. Bila awalnya hanya membeli shampo atau deodoran saja, saat ini meningkat pembelian minimal 3 produk perawatan pria.

Para produsen produk perawatan pria juga tidak tinggal diam. Mereka menggeber serangkaian aktivitas pemasaran. Lihat saja belanja iklan deodorant dan body spray saja sudah menembus Rp 365 miliar sepanjang 2013, tumbuh 67% dari tahun sebelumnya Rp 219 miliar.

Yang lebih fantastis belanja iklan produk face care naik dari hanya Rp 114 miliar tumbuh 134% menjadi Rp 266 miliar. Padahal produk face care ini muncul belakangan dibanding deodorant dan body spray. Sayangnya angin pertumbuhan ini lebih banyak didrive oleh perusahaan multinasional. Mari kita lihat lebih jauh. Unilever Indonesia dengan Pond’s men dan Vaseline men, Kao meluncurkan Men’s Biore, L’oreal memiliki L’oreal Men Expert, Garnier mengeluarkan Garnier men, dan Beiersdorf Indonesia punya Nivea for men.

Para produsen memiliki peluang besar untuk memperbesar pasar produk perawatan pria baik meningkatkan penetrasi pasar melalui perluasan distribusi atau meningkatkan volume pembelian lewat kemasan yang lebih besar atau gimmick marketing, sehingga konsumen pria lebih sering belanja produk. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved