Business Research Management Strategy

Tantangan HR Masa Kini, Apa Saja?

Tantangan HR Masa Kini, Apa Saja?

Ribuan pencari kerja memadati setiap gelaran bursa kerja di banyak perguruan tinggi. Tentunya mudah bagi Divisi Sumber Daya Manusia (HR) perusahaan mencari karyawan baru. Apakah masalah selesai sampai di sini? Tentu tidak. Problem selanjutnya yang datang adalah bagaimana mencetak karyawan berkualitas dan mempertahankannya demi kelangsungan bisnis perusahaan.

Perang berebut talenta atau karyawan terbaik (war for talent) masih berlangsung sampai kini. Karyawan bagus tentunya menjadi rebutan banyak perusahaan. Inilah yang menjadi perhatian utama hampir seluruh peserta HR Excellence Award 2016 yang diselenggarakan Majalah SWA bersama Lembaga Management Universitas Indonesia dan PMSM Indonesia.

Tantangan lainnya adalah perubahan perilaku talenta muda yang tergolong generasi milenial (Gen Y) serta semakin sulitnya meretensi karyawan, terutama yang punya kemampuan di atas rata-rata. Apalagi, jika sektor industri yang digeluti tengah dalam masa surut (sunset). Ambil contoh perusahaan perkebunan seperti PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (BSP).

Indonesia HR Excellence 2016: Jago-jago Pengelola SDM (Majalah SWA Edisi 02/2016)

Indonesia HR Excellence 2016: Jago-jago Pengelola SDM (Majalah SWA Edisi 02/2016)

Perusahaan perkebunan milik Belanda dan Amerika sebelum diambil alih oleh pengusaha Indonesia ini memiliki total karyawan 10.855 orang dengan staf sebanyak 691 dan non-staf 10.263. Seiring jumlah lahan perkebunan yang semakin besar, perusahaan membutuhkan banyak karyawan baru. Hasil produksi perkebunan akan berbanding lurus dengan kualitas pekerja yang mengelola. Untuk itulah, Divisi HR harus mampu mendidik dan mengelola karyawan agar memiliki kemampuan unggul.

“Tapi, dari jumlah staf sebanyak 691 orang komposisi terbanyak adalah baby boomers yang menempati posisi top management. Sedangkan jumlah gen Y hanya sekitar 20%. Tantangan bagi kami di perusahaan perkebunan adalah sulit untuk meng-hire atau meretain Gen Y,” kata Rudi Sarwono, Direktur HR BSP.

Generasi milenial ini lebih banyak memilih perusahaan non perkebunan yang dalam pandangan mereka jauh lebih menarik dan tentu saja menantang. Bahkan, lowongan management trainee yang dibuka tidak dilirik sama sekali . Kami akan sulit melakukan regenerasi pada 10-15 tahun ke depan.

Menurut dia, sejak tahun 2010-2014 perusahaan telah memiliki peta jalan untuk membangun budaya perusahaan, membangun leadership, menguatkan talent management, dan implementasi nilai-nilai perusahaan dalam sistem HR.

“Lalu training programme tahun 2015 (career management) yaitu BSP Hade Day, Training Refreshment, dan manager development programme. Selain itu program knowledge management, yaitu Forum Komunikasi Staff, Jumat Ceria, dan Protal KM,” katanya. (Reportase: Tiffany Diahnisa)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved