Business Research

Tahun 2016 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia akan Meningkat

Tahun 2016 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia akan Meningkat

Ekonom Bank OCBC Singapura, Wellian Wiranto, mengatakan, pertumbuhan perekonomian Indonesia lebih baik di tahun 2016. Hal ini ditunjukkan dengan pertumbuhan positif sejak di kuartal IV tahun 2015 (Q4 2015) yang melebihi dari ekspektasi. Di Q4 2015, pertumbuhan mencapai 5,04% di atas ekspektasi (4,8%). Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan ekonomi pemerintah berjalan sesuai rencana.

(ki-ka) Ka Jit, Head of Individual Customer Solutions Bank OCBC NISP dan Ekonom Bank OCBC Singapura, Wellian Wiranto

(ki-ka) Ka Jit, Head of Individual Customer Solutions Bank OCBC NISP dan Ekonom Bank OCBC Singapura, Wellian Wiranto

“Menguatnya nilai tukar Rupiah di level Rp13.000 pada awal tahun 2016, diikuti dengan dipangkasnya suku bunga hingga dua kali ke level 7% oleh Bank Indonesia membawa aura positif untuk iklim investasi,” jelas Wellian di sela pemaparan media outlook 2016.

Wellian memprediksikan sampai akhir tahun 2016, Bank Indonesia masih memiliki ruang untuk memangkas suku bunga hingga ke level 6,5%. Giro Wajib Minimum (GWM) juga akan ikut diturunkan persentasenya. Hal ini akan memberikan efek positif terhadap kenaikan portfolio kredit. Salah satu faktor penguatnya adalah fokus perekonomian Indonesia pada pengembangan infrastruktur.

Dengan perkembangan positif ini, Bank OCBC NISP memprediksi sektor perbankan akan menunjukkan tren pertumbuhan yang cukup baik dan ketahanan perbankan tetap solid. Hal ini tercermin pertumbuhan yang positif dari sisi kredit dan simpanan, rasio kredit bermasalah (NPL) yang tetap terjaga serta rasio kecukupan modal yang relatif tinggi (CAR). Diversifikasi portfolio pada instrumen investasi seperti reksadana, obligasi, dan transaksi forex dapat dijadikan alternatif bagi nasabah.

“Adanya pelonggaran kebijakan yang terjadi saat ini, maka untuk investor dengan risk profile konservatif, diversifikasi dapat dilakukan melalui obligasi dengan tenor maksimal 10 tahun,” ujar Head of Individual Customer Solutions Bank OCBC NISP, Ka Jit. “Sementara, investor dengan risk profile agresif, diversifikasi dapat dilakukan di reksadana saham yang memiliki fokus di sektor consumer staples, health care, telekomunikasi (terkait dengan e-commerce booming), serta konstruksi dan properti,” tambah Ka Jit.

Selain Ka Jit, media outlook 2016 ini juga didampingi oleh Tim Wealth Panel Bank OCBC NISP antara lain Juky Mariska, Wealth Advisory Head Bank OCBC NISP dan Novelina Luciana, Advisory Treasury Head Bank OCBC NISP. Mereka adalah tim advisory yang memberikan market insights bagaimana menyingkapi pergerakan perekonomian sehingga dapat meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap kondisi ekonomi Indonesia.

Bank OCBC NISP Wealth Panel Indonesia adalah jajaran para ahli yang berpengalaman di industri investasi dan pengelolaan finansial di bidangnya masing-masing, antara lain: ekonomi global, komoditi, ekonomi indonesia, serta pergerakan mata uang dunia dan Rupiah.

Wealth Panel Bank OCBC NISP pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 2014. Fokus Wealth Panel adalah memberikan informasi terpercaya mengenai kondisi pasar terkini, di mana informasi yang disampaikan adalah hasil dari proses riset yang menyeluruh dan terperinci. Peran lain untuk nasabah Premier Banking adalah memberikan alternatif solusi finansial yang relevan dengan kondisi pasar. Salah satu tujuannya adalah supaya nasabah OCBC NISP Premier Banking memperoleh market insight melalui layanan pengelolaan finansial menyeluruh dalam bentuk Wealth Video, Wealth Panel, dan Wealth Outlook. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved