Business Research

Wanita Lebih Memilih Naik Angkutan Umum

Wanita Lebih Memilih Naik Angkutan Umum

Polemik angkutan umum versus angkutan online terus bergulir. Dari hasil riset, ternyata kaum wanita lebih banyak memilih naik angkutan umum ketimbang kaum pria. Alasannya beragam, mulai dari kelelahan jika mengemudi kendaraan sendiri, hingga tarif angkutan umum yang lebih bersahabat.

Riset yang digelar Inside.ID, sebuah platform riset di bawah naungan NonFiction Market Research Agency, menunjukkan 33% warga Jabodetabek memilih menggunakan kendaraan umum sebagai moda transportasi ke kantor, dan hanya 14% warga di luar Jabodetabek yang lebih memilih kendaraan umum.

Sebagai kawasan megapolitan, Jabodetabek menghadapi masalah kemacetan yang luar biasa. Kemacetan ini yang membuat waktu tempuh menggunakan kendaraan umum lebih lama dibandingkan dengan kendaraan pribadi.

Karyawan Wanita - Source: smart-money.co

Karyawan Wanita – Source: smart-money.co

“Uniknya, masih banyak masyarakat Jabodetabek yang menggunakan kendaraan umum dibanding daerah lain. Banyak responden kami merasa lelah jika menyetir sendiri dan menggunakan kendaraan umum dirasa lebih ekonomis,” kata Andres Christian, Head of Creative Research Inside.ID.

Riset mengenai pilihan moda transportasi ke kantor yang diadakan pada semester kedua tahun 2016 ini dengan responden dari seluruh Indonesia ini juga menunjukan persentase wanita menggunakan kendaraan umum lebih banyak dibandingkan dengan pria.

Sebanyak 33% responden wanita memilih menggunakan kendaraan umum, hanya 14% responden pria yang menggunakan kendaraan umum menuju kantor. Faktor kenyamanan adalah salah satu alasan kenapa lebih banyak wanita memilih kendaraan umum dibanding pria.

Kendaraan yang paling sering digunakan untuk bekerja adalah motor sebanyak 62%, lalu kendaraan umum sebanyak 26%, dan terakhir mobil sebesar 12%. “Kendaraan umum yang paling diminati adalah bus atau angkot 62%, kereta commuter line (KRL) 16%, dan ojek 12%,” katanya.

Sejak 2004 pemerintah mulai membenahi sistem transportasi massal seperti membuat Transjakarta dan inovasi pembayaran elektronik untuk kereta commuter line pada 2013 agar memudahkan masyarakat. Ternyata, sebanyak 81% pengguna mobil pribadi pernah mempertimbangkan untuk menggunakan kendaraan umum.

Mayoritas beralasan bahwa dengan menggunakan kendaraan umum mereka bisa menghemat uang dan waktu. Selain itu juga terkadang kendaraan umum dipilih ketika mereka malas membawa mobil pribadi. Antusias pengguna motor tidak sebesar mereka yang naik mobil. Hanya sekitar 54% yang pernah mempertimbangkan untuk beralih ke kendaraan umum.

Yang mengejutkan, sebagian besar mereka yang mempertimbangkan kendaraan umum memiliki alasan untuk mengurangi kemacetan. Namun, mereka masih belum beralih menggunakan kendaraan umum. Salah satunya karena belum terintegrasinya feeder (angkot/mikrolet) ke halte Transjakarta dan stasiun KA.

“Memang sudah banyak warga Jabodetabek yang menggunakan kendaraan umum, tetapi angka ini masih kurang banyak untuk bisa menyelesaikan kemacetan lalu lintas,” kata Andres.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved