Business Research

Wego: Wisatawan Indonesia Utamakan Destinasi Lokal

Oleh Admin
Wego: Wisatawan Indonesia Utamakan Destinasi Lokal

Jumlah wisatawan lokal yang meminati destinasi ke Indonesia masih sangat menjanjikan. Setidaknya, 8 dari 10 responden survei Wego Indonesia setuju untuk menjelajahi Indonesia terlebih dahulu ketimbang berwisata ke luar negeri.

Survei tersebut diselenggarakan secara global melalui kanal media sosial Wego, situs pencari dan pembanding informasi perjalanan terkemuka di Asia Pasifik dan Timur Tengah. Lebih dari 1.000 responden di Asia Tenggara, India dan, Australia berpartisipasi dalam survei yang berakhir pada Oktober lalu itu. Pada survei tersebut, responden ditanya apakah mereka setuju untuk berwisata di dalam negeri dahulu sebelum ke luar negeri.

wego graham

Responden negara-negara di Asia, termasuk Indonesia, umumnya setuju mengeksplorasi negeri mereka sebelum jalan-jalan ke luar negeri. Namun, responden Australia tampaknya punya pendapat berbeda. Mayoritas mengatakan tak setuju.

Pendapat paling umum mengungkapkan mahalnya biaya liburan di Australia, terutama jika dibandingkan dengan ongkos bepergian ke destinasi-destinasi di Asia Tenggara. Bagi warga Australia, dua minggu liburan ke Thailand masih lebih murah ketimbang menghabiskan satu kali akhir pekan di Queensland.

“Saat ini semakin banyak penyedia penerbangan internasional yang menawarkan harga kompetitif. Ini menjadi tantangan tersendiri untuk industri pariwisata domestik,” jelas Joachim Holte, Chief Marketing Officer Wego, Selasa (26/11/2013).

Pendapat responden di Indonesia

Sebanyak 83 persen responden yang berdomisili di Indonesia sepakat bahwa penting untuk jalan-jalan di negeri sendiri sebelum berpetualang ke luar negeri. Alasannya, Indonesia punya ribuan destinasi yang cantik dan menarik untuk dikunjungi, bahkan terbilang lengkap. Mulai dari gunung hingga pantai. Ditilik dari jenis aktivitasnya, Indonesia merupakan surga bagi penyelam, pendaki, sekaligus bagi penikmat kuliner hingga budaya.

Selain kelengkapan destinasi, banyak pendapat yang berbau ‘patriotis.’ Misalnya, eksplorasi negeri sendiri sebelum ke luar negeri diyakini bisa membuat mereka lebih memahami Indonesia dan kelak dapat menjadi ‘duta Indonesia’ yang baik dan mampu mempromosikan wisata Indonesia saat berwisata ke luar negeri. Lainnya berpendapat, “Kita kerja di Indonesia. Kenapa harus buang uang ke luar negeri saat liburan?”

Meski pendapat umum menyatakan setuju untuk jalan-jalan di dalam negeri dulu sebelum berwisata ke luar negeri, mereka juga menyebutkan sulitnya bepergian di Indonesia. Mereka sadar akan fasilitas minim di Indonesia. Mulai dari akses yang sulit, penginapan yang kurang memadai, serta transportasi umum yang tak selalu tersedia.

Namun, karena berada di ‘rumah sendiri’ para responden cenderung merasa tidak terlalu terganggu dengan hal tersebut. “Rata-rata orang Indonesia ramah dan suka menolong. Jadi, ya enak-enak sajalah. Tapi tetap dong, pemerintah harus memperbaiki infrastruktur,” tulis salah satu responden.

Menilik pendapat minoritas, sebanyak 17 persen responden tak sepakat untuk mendahulukan berwisata dalam negeri. Bagi mereka, berwisata ialah berwisata, tidak masalah mau berwisata di dalam negeri terlebih dahulu atau ke luar negeri. Yang penting dapat pengalaman baru dengan harga terjangkau. Karena faktanya, kadang-kadang biaya liburan ke Indonesia bagian timur masih jauh lebih mahal ketimbang ke Singapura, Malaysia, ataupun Thailand.

Responden yang mengikuti survei ini mengaku sudah melakukan perjalanan di negeri sendiri. Sebanyak 23 persen mengaku jalan-jalan di Indonesia lebih dari lima kali dalam setahun. Sedangkan 41 persen mengaku jalan-jalan di Indonesia sebanyak 3-5 kali dalam setahun. Dan sisanya, mengaku jalan-jalan kurang dari tiga kali dalam setahun.

Terkait berwisata ke luar negeri, secara umum tercatat 84 persen responden yang mengaku jalan-jalan ke luar negeri kurang dari tiga kali setahun ataupun tidak pernah sama sekali.

Peranan media sosial

Dari survei tersebut ada indikasi penting bahwa media sosial berperan besar bagi responden dalam menentukan pilihan-pilihan mereka. Umumnya, orang suka liburan menyambangi destinasi baru sekaligus menunjukkan ke teman-teman mereka. Dengan media sosial yang dikuasai generasi muda saat ini, perilaku itu mendapatkan wadahnya.

Tanpa sengaja, media sosial seperti Facebook, Twitter, ataupun Instagram menjelma menjadi media promosi tak resmi banyak destinasi baru di Indonesia. Berkat media sosial, banyak responden mengaku mengetahui destinasi lain yang luar biasa indah.

Sebanyak 156 dari 562 responden menyebutkan Bali sebagai destinasi yang harus dikunjungi minimal satu kali seumur hidup. Namun, mereka juga merekomendasikan sejumlah destinasi selain Bali, seperti Bangka Belitung, Malang, Bukittinggi, Maluku, Raja Ampat, Alor, bahkan Derawan.

“Media sosial memainkan peranan sangat penting dalam mempromosikan destinasi baru di Indonesia. Berkat media sosial, orang-orang di Indonesia jadi sadar bahwa mereka memiliki negeri luar biasa besar, indah, dan kaya. Indonesia punya destinasi lengkap. Jadi, sangat masuk akal jika kini orang-orang Indonesia lebih tertarik untuk mengeksplorasi negeri mereka sendiri terlebih dahulu sebelum traveling ke luar negeri,” ujar Graham Hills, Managing Director Wego Indonesia.

Menurut dia, media sosial membuat para traveler lokal terinspirasi menjajal destinasi baru yang indah, pengalaman jalan-jalan yang baru tanpa harus keluar jauh dari ‘zona nyaman’ mereka. “Paling tidak, untuk menjelajah ke destinasi-destinasi baru di Indonesia, para traveler lokal ini tak punya kendala bahasa dan makanan,” ujarnya.

Kecenderungan itu, selain terbaca dalam survei juga dapat dilihat dari aktivitas komunitas traveler di media sosial. Wego Indonesia sendiri merupakan perusahaan yang sangat aktif berkomunikasi dengan traveler Indonesia melalui media sosial, seperti Facebook, Twitter, dan Google+. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved