Trends Economic Issues zkumparan

Capaian Kemenhub Selama 5 Tahun

Dalam kurun waktu 5 tahun, pembangunan infrastruktur transportasi berpusat pada pembukaan wilayah yang terisolasi dengan memberikan akesibilitas terhadap daerah 3TP atau terluar, terdepan, tertinggal, dan perbatasan. Sarana yang dibangun berupa 18 rute tol laut untuk menekan disparitas harga di wilayah timur, penyediaan 891 trayek angkutan perintis yang terdiri dari angkutan jalan, SDP, KA, laut dan udara, serta pengembangan 131 bandara di daerah rawan bencana, perbatasan, dan terisolir.

Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi mengatakan, dalam 5 tahun, Kementrian Perhubungan telah membangun 18 rute tol laut. “Pembangunan ini membuat disparitas harga bisa ditekan dan kami memastikan pasokan 9 bahan pokok itu bisa didapatkan masyarakat di bagian indonesia timur,” kata dia.

Menhub mengungkapkan, Kementerian Perhubungan telah melaksanakan program Jembatan Udara untuk meningkatkan konektivitas logistik dengan menyediakan 39 rute yang dilayani sampai ke daerah-daerah pedalaman, terpencil dan pulau terluar. Hal ini dilakukan untuk meratakan kesenjangan ekonomi dan pembangunan antar wilayah di Indonesia bagian timur. “Ada 39 rute yang dilalui, mereka adalah di daerah pedalaman, terpencil, terluar dan bisa dibayangkan mereka hanya mendapatkan supply logistiknya dari angkutan-angkutan logistik tersebut,” ucap Budi.

Pembangunan infrastruktur transportasi ini juga dilakukan untuk membuka ruang ekonomi baru di daerah-daerah. Misalnya, untuk mendukung moblitas dan aksesibilitas sektor pariwisata. Sektor pariwisata, menurutnya, berkaitan erat dengan sektor ekonomi kreatif yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah. “Ada 5 Bali baru super prioritas yaitu di Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo dan Manado. Sehingga, kami fokus melakukan pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana transportasi seperti bandara, pelabuhan, kereta api, jalan.” tambah Menhub.

Untuk sektor perhubungan darat, Kementrian Perhubungan membangun Bus Rapid Transit (BRT), rehabilitas terminal, pembangunan pelabuhan penyebrangan, dan pembangunan kapal. Selain itu, kementrian juga telah membangun perkotaan masal perkotaan seperti MRT dan LRT. Untuk LRT Jabodebek akan dibangun pada tahun 2021 dengan menaikan tingkat okupansinya sebesar 60% – 80%.

Ke depan, kementrian juga akan membangun MRT hingga 200KM dan membangun LRT di 5-6 kota lain. Di sektor kelautan, kementrian juga telah membangun Pelabuhan Non Komersial sebanyak 118 lokasi dan mengembangkan beberapa pelabuhan seperti Pelabuhan Patimban, Pelabuhan Kuala Tanjung dan proyek tol laut.

Sementara itu, kementerian juga akan menjadikan Pelabuhan Tanjung Priok sebagai pelabuhan hub internasional. Hal tersebut dilihat dari arus bongkar muat (troughput) petikemas di Kawasan Pelabuhan Tanjung Priok tahun 2018 yang mencapai 7,5 juta TEUs dan diharapkan dapat terus bertambah menjadi 8 hingga 12 juta TEUs di tahun 2019.

Sehingga ke depan perdagangan ke luar negeri dari Indonesia dapat ditangani oleh Pelabuhan Tanjung Priok. “Perhubungan Laut kita sudah menyelesaikan sebanyak 118 pelabuhan. Di antaranya Kuala Tanjung yang sedang kita finalisasi. Juga kita bahagia bahwa Tanjung Priok semakin hari semakin baik karena mencapai jumlah logistik yang lebih banyak,” kata dia.

Di sektor perhubungan udara pencapaian yang telah ditorehkan adalah dengan membangun bandara baru di 15 lokasi untuk meningkatkan konektifitas 5 Bali baru. Sedangkan capaian pada Sektor Perkeretaapian yaitu Pembangunan proyek Double-Double Track (DDT), Reaktiviasi jalur KA, Pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung dan Kereta Semi Cepat Jakarta-Surabaya.

“Kereta api kita sudah berhasil menyelesaikan double-double track, reaktivitasi jalur kereta api, pembangunan kereta cepat yang sedang berlangsung sekarang dan kereta semi cepat yang sesang dilakukan feasibity study,” ujar Menhub menutup pembicaraan.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved