Trends zkumparan

CAREGIVER LULUSAN SMK INDONESIA BEKERJA DI JEPANG

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto, S.T., M.Sc., Ph.D.: Terbuka lebar peluang meraup devisa luar negeri melalui penciptaan tenaga kerja internasional yang terampil, kompeten, unggul dan berkarakter.

Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) terus berupaya meningkatkan kebekerjaan lulusannya. Salah satu upaya yang dilakukan adalah menyiapkan tenaga Caregiver (Pendamping Lansia) untuk bekerja di Jepang. Program ini dilaksanakan melalui kolaborasi dengan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) untuk menyiapkan lulusan SMK bekerja di Jepang dengan visa kerja Tukutegino/Spesified Skill Worker (SSW).

Dalam acara launching Pelatihan Calon tenaga Kerja Caregiver ke Jepang yang digelar pada 15 September 2020 melalui video conference, hadir Direktorat SMK, BP2MI, SMK almamater calon tenaga kerja, dan para calon tenaga kerja Caregiver ke Jepang. Acara yang diikuti oleh 10 SMK dari provinsi, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, DI Yogyakarta, DKI Jakarta ini akan menyiapkan 188 lulusan SMK yang akan bekerja di Jepang sebagai Caregiver. 10 SMK yang telah berkontribusi untuk penyiapan tenaga Caregiver adalah SMKN 8 Semarang; SMKN 2 Malang; SMK Citra Medika Sragen; SMKN 28 Jakarta; SMK Annisa 3 Bogor; SMK Taruna Terpadu 1 Bogor; SMK Muhammadiyah 3 Metro; SMK Sari Farma Depok; SMK Kesehatan Citra Semesta Indonesia Kulonprogo; SMKS Plus NU Sidoarjo.

Sejumlah Siswa SMK Kesehatan Mitra Sehat Sidoarjo Jawa Timur yang akan berangkat ke Jepang.

Dalam program pelatihan tenaga kerja ini menyiapkan alumni SMK lulusan tahun 2020 pada Bidang Keahlian Kesehatan, untuk bidang Bahasa dan Budaya Jepang serta kompetensi Caregiver. Pelatihan ini melibatkan beberapa lembaga pelatihan, antara lain Koba Mirai Japan. Peserta pelatihan akan mendapatkan dua sertifikat sekaligus, yakni Sertifikat Bahasa Jepang setingkat N4 dan Sertifkat Kompetensi Teknis Caregiver/Careworker dari Prometric, yang keduanya merupakan syarat utama untuk bekerja di Jepang.

Melalui pesan tertulisnya Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto, S.T., M.Sc., Ph.D., yang mempunyai pengalaman 3.5 tahun di Kobe Jepang, mengingatkan bahwa dengan kondisi Jepang serta beberapa negara lain yang mengalami situasi yang sama, misalnya Korea Selatan dan Taiwan, maka inilah peluang bagi para pejuang dan pahlawan devisa. Tidak hanya dalam bidang Caregiver, tetapi juga bidang-bidang pekerjaan lainnya, karena jumlah anak muda atau angkatan kerja mereka semakin berkurang; yang terus bertambah justru populasi pensiunan. Hal ini dapat menjadi peluang meraup devisa luar negeri melalui penciptaan tenaga kerja internasional yang terampil, kompeten, unggul dan berkarakter.

Cindy Wulandari, almuni SMK Muh. 3 Metro, lulus tahun 2018 Jurusan Keperawatan. Bekerja sebagai Caregiver di Kyoto, Jepang.

Dalam sambutannya, Dr Ir. M. Bakrun, MM, Direktur Sekolah Menengah Kejuruan menegaskan bahwa Program pelatihan tenaga kerja SMK ke Jepang ini disentuh melalui bantuan Retooling (Penguatan) SMK maupun Pusat Keunggulan/Center of Excellence. Prioritas program ini adalah Lulusan SMK Kesehatan (kompetensi Keahlian perawat Kesehatan, Keperawatan Sosial dan Pekerja Sosial/Social Worker) tahun 2020, dikarenakan pada akhir pembelajaran mereka terkendala pandemi Covid-19, sehingga baik pembelajaran maupun pengujiannya tidak dapat berjalan lancar. Para calon peserta pelatihan telah disiapkan oleh sekolah masing-masing dalam kemampuan Bahasa Jepang setara N5. Kemampuan Bahasa tersebut akan ditingkatkan untuk mencapai sertifikat dari Japan Foundation untuk kemampuan Bahasa Jepang selevel JLPT N4 atau setara JFT Basic A2 dan memiliki sertifikat lulus Skill Exam Careworker dari Prometric yang akan ditempuh melalui pelatihan selama 4 – 6 bulan.

Seperti kita ketahui, pandemi memang telah menyebabkan banyak PHK. Namun dalam kondisi seperti sekarang, tenaga Caregiver justru banyak dibutuhkan, karena banyak lansia tidak dimungkinkan bepergian dan membutuhkan pedamping untuk aktivitasnya. Terlebih lagi di Jepang, sebagai negara yang berpenduduk mayoritas lansia mempunyai kebutuhan sebanyak 60.000 tenaga selama 5 tahun. Untuk tahun 2020 ini, kebutuhannya sebanyak 1.200 tenaga Caregiver melalui visa kerja/ Tekutugino. Semuanya dengan penghasilan yang menggiurkan. Demikian dijelaskan Drs. Dwi Ananto, MSi, Deputi Penempatan dan Perlindungan Kawasan Amerika dan Pasifik BP2MI.

Pada acara launching Pelatihan Calon Tenaga Kerja Caregiver ke Jepang melalui video conference, Dr Ir. M. Bakrun, MM, Direktur Sekolah Menengah Kejuruan menegaskan: Program pelatihan ini didukung bantuan Retooling (Penguatan) SMK maupun Pusat Keunggulan/Center of Excellence.

Baik Direktur SMK maupun Deputi Penempatan dan Perlindungan Kawasan Amerika dan Pasifik BP2MI, telah sepakat untuk terus menigkatkan kolaborasi agar kebekerjaan lulusan SMK semakin meningkat. M. Bakrun mengharapkan pada masa mendatang siswa SMK dapat dijajaki minatnya untuk bekerja di dalam atau di luar negeri. Bila berminat ke luar negeri maka akan disiapkan sejak kelas 11 (kelas II SMK) dengan penguatan bahasa dan budaya negara tujuan, agar langsung siap bekerja di luar negeri begitu mereka lulus dari SMK. Pada kesempatan yang sama, Dwi Ananto mengingatkan agar para calon tenaga kerja selalu menjaga kesehatan supaya mereka benar-benar siap untuk diberangkatkan bekerja ke luar negeri dan tidak mengalami sakit saat di luar negeri.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved