Management Trends zkumparan

Compassionate Leadership Dibutuhkan Untuk Kekompakkan Tim

Azizatun Azhimah, Direktur Utama BRI Finance

Ketika didaulat menjadi orang nomor satu di PT BRI Multifinance Indonesia (BRI Finance) di tengah pandemi Covid-19, Azizatun Azhimah memiliki tugas yang tidak ringan yakni memastikan keselamatan karyawan dan mengawal bisnis agar tetap berjalan, khususnya transformasi portofolio bisnis yang sedang diupayakan, dari sebelumnya bermain di pembiayaan alat-alat berat ke pembiayaan otomotif.

Dalam proses melaksanakan tugas itu, Aziza, sapaan akrabnya, menerapkan compassionate leadership. Ia mencontohkan pada saat membentuk tim untuk mencapai tujuan perusahaan. Tim yang anggotanya bisa terdiri dari individu internal maupun eksternal serta dengan berbagai latar belakang agar menjadi suatu tim yang kompak, dibutuhkan gaya kepemimpinan tersebut.

“Dalam manage people yang saya lakukan adalah bagaimana kita memotivasi orang supaya mereka tidak merasa segala masalah di tengah pandemi ini bukan menjadi suatu hambatan. Melainkan, di setiap suatu kesulitan di situ juga akan banyak kesempatan ke depannya,” ujar perempuan yang mendapatkan penghargaan Business Women of the Year 2021 dari Majalah SWA tersebut.

Baginya, kekompakkan tim ialah hal yang sangat penting. Sejak karier kepemimpinan sebelumnya, mengupayakan harmoni dan kekompakkan tim sudah menjadi bagian dari gaya kepemimpinannya. Ia melanjutkan, salah satu unsur penting yang harus dilakukan dalam menjalin kekompakkan tim adalah sharing.

“Kalau sudah kompak dan punya bahasa yang sama maka bisa melaksanakan strategi untuk mencapai tujuan, sehingga sharing adalah keharusan. Dengan sharing bisa menimbulkan efisiensi dan efektivitas, Tim bisa lari lebih cepat,” ujarnya ketika sharing pada webinar Indonesia Most Powerful Women & Indonesia Young Women Business Leaders 2021 bertema ‘Compassionate Leadership di Era Pandemi’.

Di acara tersebut, Aziza juga mengatakan, berdasarkan pengalamannya bahwa seorang pemimpin perempuan memiliki keuntungan, antara lain memiliki kemampuan lebih dalam willing to listen, dan lebih detil. “Saya merasakan ini, saya merasa lebih detail dibandingkan bapak-bapak yang lain, mungkin ini yang membuat saya dekat dengan karyawan,” ucapnya.

Ia juga menuturkan, setidaknya ada empat cara untuk menjadi compassionate leader. Pertama, memahami kekuatan dan kekurangan diri sendiri. Kedua, memahami kekuatan dan kelemahan tim. Ketiga, harus bisa menciptakan bond and collaboration. Keempat, melakukan review, reward, and coaching.

“Sebagai pemimpin perempuan saya senantiasa mendengarkan aspirasi seluruh karyawan, dengan mendengarkan ini kita bisa mengetahui apa yang diinginkan, dan di masa pandemi ini jelas bahwa keselamatan adalah yang utama,” ujarnya.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved