Trends

Covid-19 Paksa Pelaku Bisnis Gencarkan Digital

Global Web Index memaparkan sebanyak 76% pengguna Internet menghabiskan waktunya untuk menggunakan smartphone selama social distancing diberlakukan. Angka ini lebih tinggi dibandingkan sebelum pandemi berlangsung.

Faradi Bachri, Country Director ADA Indonesia, mengatakan bahwa perubahan perilaku konsumen ini sebagai kelesuan bisnis. “Sebetulnya, konsumen tidak hilang. Mereka hanya beralih ke digital platform yang memungkinkan mereka untuk tetap beraktivitas dan bersoialisasi di tengah situasi pendemi,” ujarnya. Selain beralih ke digital platform, situasi pandemi juga membuat masyarakat menahan konsumsinya. Masyarakat kini banyak terfokus pada kebutuhan harian. Sementara sisanya disimpan atau ditabung.

Di sektor bisnis, perusahaan hari ini menahan pengeluaran yang berkaitan dengan pemasaran. Mereka lebih memilih menyimpan atau mengalihkan dananya untuk digunakan pada situasi darurat. Aktivitas pemasarab diprediksi mengalami penuranan selama pandemi ini. “Pada awal social distancing diberlakukan, aktivitas pemasaran cenderung lesu. Pemain bisnis mulai mengatur strategi dalam menghadapi dampak dari COVID-19,” kata dia menjelaskan.

Namun, ada beberapa perusahaan yang justru mampu memanfaatkan situasi ini untuk tetap melakukan komunikasi pemasaran melalui digital platform. Faradi mencatat adanya pertumbuhan belanja iklan digital yang signifikan pada bulan Januari hingga Juni 2020 dibandingkan dengan tahun lalu yakni sebanyak 25%. Adapun puncak aktivitas belanja iklan terjadi pada bulan Juni.

Naiknya belanja iklan, mengindikasikan bahwa pemain bisnis telah menanggapi kondisi ini dan mulai beradaptasi. “Mereka menyesuaikan pengelolaan pesan dan pendekatan kreatif agar relevan dengan situasi yang dihadapi konsumen, sacara digital,” kata dia menambahkan.

Menurut Faradi, di tengah kondisi seperti ini, bisnis harus memahami kebutuhan serta kekahwatiran konsumen. Selain penggunaan lini digital, perusahaan juga harus memanfaatkan data. Di menambahkan, jika perusahaan bisa mengolah dan menganalisis data dengan benar, maka bisnis akan mendapatkan solusi yang tepat sasaran untuk para konsumen.

Pengolahan dan analisis ini dianggap penting. ADA mencatat adanya peningkatan penggunaan aplikasi traveling di Indonesia selama Maret 2020. Peningkatan tersebut mencapai 700% pada pertengahan bulan Maret. Hal ini menjadi indikasi bahwa keinginan untuk bepergian tidak surut karena pandemi.

“COVID-19 tidak lantas mematahkan keinginan masyarakat untuk bepergian. Namun karena kondisi yang tidak memungkinkan, mereka pun menghabiskan waktunya untuk melihat aplikasi atau konten yang berkaitan dengan traveling,” kata dia. Menurutnya, pemain bisnis bisa menangkap keinginan tersebut dna memberikan solusi bagi konsumen.

Keinginan masyarakat pun dijawab oleh pelaku industri traveling dengan bentuk promosi seperti pay now, stay (or fly) later. Dengan promosi semacam ini, konsumen dapat merencanakan perjalanan dan membayar akomodasinya sekarang, kemudian melakukan perjalanan jika situasi kembali normal. Hal ini merupakan sebuah solusi tidak hanya bagi konsumen, tetapi juga untuk keberlangsungan bisnis perusahaan.

ADA juga menyimpulkan perlaihan aktvitas dari offline ke online akan terjadi secara permanen. Hal tersebut didorong oleh kesadaran masyarakat bahwa penggunaan digital platform lebih mudah dari perkiraan. Industri dan pelaku bisnis, mau tidak mau dipaksa untuk melakukan transformasi ke arah digital.

Faradi melihat, kesehatan menjadi salah satu sektor industri yang mulai mengarah ke digital. Hal ini didorong oleh kebutuhan yang bertentangan dengan rasa khawatir masyarakat. Misalnya, saat sedang sakit seseorang membutuhkan konsultasi dokter. Namun, COVID-19 membuat mereka khawatir untuk keluar rumah. Di saat ini lah aplikasi kesehatan menjadi solusi.

“Pandemi menjadi kondisi yang menakutkan dan tidak terelakan lagi. Namun di sisi lain, kondisi ini membantu mempercepat transformasi digital, sehingga kita dipaksa memanfaatkan digital platform untuk beraktivitas setiap harinya. Lambat laun, gaya hidup digital pun menjadi permanen,” kata dia menutup pembicaraan.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved