Marketing Trends zkumparan

Cow Brand Perluas Pasar ke Luar Jabodetabek

Jajaran manajemen dan distribusi Cow Brand

Tak puas hanya menggarap pasar di Jabodetabek saja, Cow Brand Soap ingin meluaskan pasar ke kota-kota lain di Indonesia. Untuk itu, PT Life Style International (LSI) sebagai importir dan distributor produk sabun asal Jepang merek Cow ini, menggandeng PT Ksatria Pacific Indonesia (KPI) untuk perluasan jalur distribusi di luar Jabodetabek.

“Kami targetkan penjualan setelah kerja sama distribusi ini sebesar Rp10 miliar tahun 2019. Saat ini, penjualan kami mengalami peningkatan 50% setiap tahun. Setelah kerja sama ini Cow Brand akan memperkenalkan 36 SKU (Stock Keeping Unit), di mana salah satunya ada sabun untuk bayi. Cow Brand Jepang memiliki 75 varian produk sebagai produk yang mendapat penghargaan dari Kaisar Jepang ingin mendekatkan diri dengan konsumen di Jawa Timur, Sumatera dan Riau serta kota-kota lain,” jelas Sugiarto Wijaya Wijono, Direktur Utama PT Ksatria Pacific Indonesia kepada media di Jakarta (4/10/2018).

Reino Barack, Komisaris PT Lifestyle Internasional yang membawa Cow Brand sejak 7 tahun lalu, mengatakan bahwa bisnis ini bermula dari pertemanan dengan generasi kelima pemilik Cow Brand, yang merupakan teman kuliahnya di salah satu universitas di Swiss. “Tidak disengaja saya dan keluarga yang menjadi pemakai sabnun Cow sejak zaman kakek saya, bisa bertemu dengan generasi kelima keluarga pemiliki Cow Brand Jepang,” ungkap putra Rosano Barrack ini.itu, Sejak itulah, ia bertekad memboyong produk Cow ke Indonesia supaya masyarakat dapat merasakan manfaat sebagaimana kulit wajahnya yang diakuinya bersih dan lembut.

Produk sabun cair dan batang Cow Brand

Sejatinya Cow Brand sudah hadir di Indonesia sejak tahun 2012. Di negeri asalnya Jepang, Cow Brand telah berusia 109 tahun. “Sama dengan usia perusahaan otomotif Suzuki dan perusahaan kosmetik asal Eropa L’Oreal. Kami senang dapat memasarkan produk sabun Cow di Indonesia, karena di negara kami Cow sudah diakui merek sabnu nomor satu,” ungkap Teiji Miyazaki, Direktur Utama Cow Brand Soap Kyoshinsha Co.,Ltd., mengklaim. Toh, meski berdiri dari tahun 1909, perseroan melewati masa peperangan yang membuatnya jatuh bangun, pabrik terbakar hingga penjualan yang terus menurun.

Sabun Cow Brand direspons antusias konsumen sejak tahun 2012 melalui distribusi LSI, khususnya produk Cow Brand Red Box dan sabun cair Bouncia bodysoap yang menjadi favorit. Penerimaan konsumen yang positif terhadap produk ini lantaran keunggulan kualitas dan kenyamanan saat dipakai, karena mengandung pelembab alami dan busa yang padat dan lembut.

Menurut Teiji, Cow Brand Red Box yang dijual sejak tahun 1928 diproduksi secara tradisional di Jepang dengan metode Saponification yang salah satu bahan bakunya menggunakan wagyu oil. Sabun batang di Negeri Sakura pada umumnya dibuat dalam waktu 30 menit sedangkan metode saponification ini memerlukan waktu 1 minggu. Proses yang memerlukan waktu lama dan dilakukan oleh SDM yang memiliki keahlian khusus ini melahirkan kandungan pelembab alami dalam sabun. Oleh karena itu saat dipakai membuat nyaman dan lembut di kulit.

Hal ini yang membuat Cow Brand menjadi sabun batang dengan penjualan nomor 1 di Jepang dan menjadi penjualan paling laris selama 90 tahun. “Sudah tentu dicintai oleh banyak warga Jepang dan negara lainnya seperti di Taiwan, Hong Kong, China serta wilayah Asia hingga ke Amerika Serikat dan Kanada,” Teiji mengklaim.

Selama ini, di Jakarta, produk Cow Brand Soap sudah hadir di sejumlah modern market kelas atas, seperti Aeon Mall, Grand Lucky, Ranch Market, Hokky Supermarket, Brastagi Supermarket, dan sebagainya. Selain itu, produk Cow Brand juga telah hadir di toko online seperti Shopee dan Jd.id.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved