Trends

Criteo Beri Rekomendasi Penjualan Online Selama Ramadhan

Criteo Beri Rekomendasi Penjualan Online Selama Ramadhan

Menjelang Bulan Ramadhan, sejumlah perusahaan yang bergerak di bidang analisis pemasaran mulai merilis temuannya terkait trafik penjualan online. Salah satunya adalah Criteo. Perusahaan teknologi yang bergerak di bidang online advertising yang berpusat di Paris ini memaparkan data khusus yang bisa dijadikan informasi berharga bagi para peritel online selama Bulan Ramadhan. Criteo menganalisis lebih dari 8 juta transaksi online dari 143 peritel di Indonesia, Malaysia, dan Singapura berdasarkan periode April 2016, temuannya menunjukkan bahwa terjadi perubahan pola perilaku konsumen daripada bulan lainnya yang patut dicermati oleh peritel untuk meningkatkan performa penjualannya.

Alban Villani, General Manager Criteo Asia Tenggara (Foto: Yosa/SWA)

Criteo mengungkapkan bahwa penjualan dan trafik online meningkat menjelang dan selama Ramadan, dan mengalami penurunan selama Hari Idul Fitri, yang merupakan hari libur keagamaan dan menandai berakhirnya Ramadhan. Alban Villani, selaku General Manager Asia Tenggara Criteo, mengatakan terjadi peningkatan trafik website tertinggi pada minggu ke-3 Ramadhan.

“Berdasarkan aktivitas browsing dan belanja online konsumen, tiga minggu menjelang Ramadan, terutama minggu ketiga Ramadan, merupakan kesempatan terbesar bagi peritel untuk berinteraksi dengan konsumen yang sedang aktif berbelanja untuk keperluan perayaan Idul Fitri. Terjadi peningkatan rata-rata sebesar 67 persen dalam penjualan ritel online dan 14 persen dalam penjualan travel online,” ujar Alban.

Ia melanjutkan, para peritel perlu mengetahui peningkatan waktu aktivitas online mereka, dan memahami pula bagaimana dan apa yang dibelanjakan oleh pembeli. Pada siang hari selama Ramadan, transaksi e-Commerce menurun hingga 71 persen, dibandingkan pada periode sebelum Ramadan sebesar 76 persen. Namun, ada peningkatan penjualan sebesar 29 persen setelah berbuka puasa, dibandingkan pada periode sebelum Ramadan sebesar 24 persen.

“Penting pula memahami bagaimana dan apa yang dibelanjakan oleh pembeli. Dengan 37 persen konversi ritel onsite terjadi melalui aplikasi mobile, peritel perlu meningkatkan investasinya dari yang semula hanya website mobile-friendly menjadi aplikasi yang intuitif. Produk-produk yang ada kaitannya dengan fashion adalah paling popular, serta diikuti oleh produk-produk home and living dan produk elektronik, mainan dan game,” tuturnya.

Data dari Criteo juga mengungkapkan pendapatan yang disisihkan oleh konsumen yang mengalami peningkatan, terutama minat yang kian besar untuk berbelanja fashion, produk halal dan jasa yang tidak terlalu mahal. Ini memiliki arti bahwa peritel perlu mencari solusi cerdas dalam melibatkan pembeli di semua area dan menyuguhkan konten yang paling berpengaruh dalam setiap tahap proses pembelian konsumen.

“Pembeli biasanya menghabiskan waktu bersama teman-teman dan keluarga setelah berbuka puasa dan selama Idul Fitri, oleh karena itu mereka cenderung tidak browsing dan berbelanja online. Para peritel harus memilih waktu yang tepat selama waktu-waktu tersebut untuk meningkatkan upaya pemasaran digital mereka agar peningkatan transaksi online dapat tercapai,” lanjut Alban.

Selain itu, Criteo juga melihat adanya kemunculan perilaku belanja offline-to-online dan online-to-online (O2O) yang baik bagi peritel untuk menerapkan pemasaran omni-channel “Peritel perlu menerapkan pemasaran omni-channel, karena kita terus melihat kemunculan perilaku belanja offline-to-online dan online-to-online (O2O). Data kami memperlihatkan bahwa selama bulan Ramadan, para pembeli berkeliling toko dan berbelanja secara online, atau juga dapat dilakukan sebaliknya. Terlepas dari bagaimana cara Anda melihatnya, perangkat mobile akan tetap menjadi fondasi penting dan pendorong utama bagi ritel O2O. Setengah dari transaksi ritel di Asia Tenggara telah dilakukan melalui perangkat mobile,” kata Alban.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved