Trends

Dampak Relaksasi PPnBM bagi Industri Otomotif Nasional

Ilustrasi pabrik perakitan mobil (foto: bsic.it).
Ilustrasi pabrik perakitan mobil (foto: bsic.it).

Kebijakan relaksasi pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) nol persen atau diskon pajak 100% untuk mobil baru di bawah 1.500 cc berdampak positif terhadap gairah industri otomotif di Tanah Air. Itu sebabnya, pemerintah akan memperpanjang masa relaksasi tarif pajak penjualan atas barang mewah ditanggung pemerintah (PPnBM DTP) untuk kendaraan bermotor.

Fasilitas PPnBM DTP 100% untuk penjualan mobil 4×2 di bawah 1.500 cc diperpanjang hingga Agustus 2021. Selanjutnya, periode diskon PPnBM DTP 50% diperpanjang hingga Desember 2021. Usulan perpanjangan diskon PPnBM DTP ini sebelumnya telah disampaikan oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo). Pihak asosiasi ini menilai program relaksasi PPnBM nol persen ini berjalan sukses: semua pihak merasa diuntungkan, baik pelaku usaha otomotif, konsumen, maupun pemerintah.

Sebelumnya, program relaksasi PPnBM ini berlaku dengan skema tiga bulanan, yakni Maret-Mei 2021 diskon 100%, Juli-Agustus 2021 50%, dan Oktober-Desember 2021 25%. Ini untuk mobil-mobil 1.500 cc dengan tingkat kandungan lokal 70%.

Merujuk data Gaikindo, sejak diskon PPnBM 100% diberlakukan pada Maret 2021 terjadi kenaikan penjualan roda empat hingga 28,85%. Lalu, pada April 2021, lonjakan penjualan mencapai 227% dibandingkan periode yang sama di 2020 (year on year/YoY).

Penjualan ritel secara akumulatif pada Januari-April 2021 naik 5,9% YoY menjadi 257.953 unit. Secara bulanan, volume penjualan ritel telah mendekati level normal atau sekitar 80 ribu. Memang khusus mobil di bawah 1.500 cc berpenggerak 4×2 trennya mengalami kenaikan sejak Maret 2021.

Amelia Tjandra, Direktur Pemasaran dan Direktur Corporate Planning Communication PT Astra Daihatsu Motor (ADM), membenarkan bahwa kondisi pasar mobil di Maret 2021, atau sesudah implementasi relaksasi PPnBM, mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya. “Ini merupakan sinyal positif dan kami berharap kenaikan pasar akan terus berlanjut di dalam implementasi relaksasi PPnBM dari pemerintah. Daihatsu, di Maret lalu, performa penjualannya mencapai rekor dan penjualannya tidak bisa dipenuhi atau harus inden karena permintaan yang membludak,” ungkapnya.

Secara total kenaikan penjualan Daihatsu mencapai 147% dari Februari 2021 ke Maret 2021. Relaksasi tersebut berdampak pada kenaikan pasokan sehingga pihaknya tidak bisa langsung memenuhi stok atau konsumen harus melakukan inden. Kendaraan paling laku adalah Daihatsu Terios, Xenia, Gran Max Minibus, dan Luxio.

Sebelum relaksasi, Daihatsu masih mempertahankan posisinya di nomor dua di industri kendaraan roda empat di Indonesia. Secara nasional, penjualan ritel mobil di Indonesia pada 2020 sekitar 578 ribu unit atau turun 45% dibandingkan 2019. Adapun Daihatsu dapat mencapai penjualan 100.026 unit atau turun 44% dibandingkan 2019.

Untuk mengatasi lonjakan permintaan pada masa relaksasi ini, ADM melakukan strategi 3P. Pertama, People, yaitu menambah karyawan baru untuk memperkuat barisan operator di pabrik Daihatsu. Dengan demikian, karyawan tidak diforsir dalam bekerja dan memiliki stamina yang tetap terjaga. Karyawan baru ini tidak serta-merta bisa bekerja karena perlu mênambah skill dan mengikuti training terlebih dulu selama satu bulan.

Kedua, Production facility, untuk meningkatkan produksi sehingga kapasitas Daihatsu bisa ditingkatkan. “Kami juga menambah robot painting. Painting dilakukan oleh mesin dan robot, penambahan tersebut ditujukan untuk menaikkan kapasitas,” kata Amelia.

Ketiga, Part control. Daihatsu menambah stok bahan baku produksi, dari yang biasanya lima hari menjadi 14 hari. Penambahan safety stock membuat proses produksi lebih terjamin. Jika terjadi masalah di dalam delivery, safety stock bisa mengover produksi, sehingga proses produksi tetap bisa berjalan lancar.

“Kami melakukan koordinasi yang intens dengan principle dan supplier. Hal ini karena ada beberapa part yang membutuhkan koordinasi yang intens agar bisa tiba di ADM dan tidak mengganggu proses produksi,” katanya.

Pihak ADM tidak melakukan langkah pemasaran apa pun untuk mendongkrak penjualan karena demand-nya sudah tinggi. Menurut Amelia, “Yang kami lakukan adalah memperbaiki supply. Demand tidak perlu distimulus lagi.”

Naoya Nakamura, Presiden Direktur PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI), mengatakan bahwa lini kendaraan penumpang Mitsubishi Motors yang mendapatkan insentif PPnBM adalah Xpander dan Xpander Cross. Besarnya penurunan harga karena kebijakan insentif tersebut sangat beragam menurut varian.

Kedua model tersebut mendapatkan efek positif dengan adanya pelaksanaan relaksasi pajak. Berdasarkan data Maret 2021, keduanya menjadi kontributor terbesar penjualan MMKSI dengan kontribusi sekitar 50%. Penjualannya tumbuh lebih dari 90%, naik sekitar 2 ribu unit dibandingkan bulan sebelumnya.

Saat ini, relaksasi PPnBM terbukti mampu mendongkrak penjualan mobil yang diproduksi secara lokal. Untuk memaksimalkan dampak positif, pemerintah perlu me-review ulang terkait insentif untuk kendaraan produksi lokal dengan kubikasi mesin 1.500-2.500 cc, sehingga lebih luas menjangkau produk dan pelaku industri, serta tepat sasaran. “Kami berharap model Mitsubishi Motors lain yang juga diproduksi di Indonesia, seperti New Pajero Sport, dapat diikutsertakan dalam insentif ini,” kata Naoya.

Sejalan dengan ADM dan MMKSI, PT Honda Prospect Motor (HPM) juga merasa diuntungkan dengan adanya relaksasi PPnBM. Yulian Karfili, Manajer PR & Digital HPM, mengaku bersyukur relaksasi pajak memberikan dampak positif, yaitu peningkatan penjualan Honda. Secara total, produk Honda yang mendapatkan relaksasi PPnBM mencatat peningkatan penjualan sebesar 265% dibandingkan Februari 2021 (sebelum masa relaksasi PPnBM). HR-V 1,5L mengalami peningkatan penjualan tertinggi.

Yulian mengaku pihaknya tidak mempunyai diskon khusus terkait relaksasi pajak ini. Namun, karena permintaan yang cukup tinggi, saat ini pihaknya lebih fokus menjaga pasokan untuk dapat memenuhi permintaan konsumen dalam waktu secepatnya. Pihaknya pun percaya langkah relaksasi PPnBM yang diberlakukan pemerintah ini akan menumbuhkan pasar otomotif nasional sekaligus bisa meningkatkan perekonomian Indonesia. (*)

Dede Suryadi; Reportase: Anastasia A.S. dan Herning Banirestu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved