Trends

Data Pelacakan Kapal Peru Kini Hadir di Global Fishing Watch

Foto: Youtube

Menjelang konferensi tahunan Our Ocean kelima yang digelar di Bali, 29-30 Oktober 2018, Pemerintah Peru telah merilis seluruh data pelacakan kapal nasionalnya ke ranah publik untuk pertama kalinya melalui Global Fishing Watch (GFW) — organisasi nirlaba yang berkomitmen untuk memajukan keberlanjutan lautan dunia melalui peningkatan transparansi. Kini, semua orang dapat memantau kapal-kapal perikanan komersial Peru secara hampir real time dan gratis menggunakan platform GFW.

Setidaknya 1.300 kapal ikan komersial Peru –yang sebagian besar tidak terdeteksi sebelumnya oleh data Automatic Identification System (AIS) GFW– kini dapat terpantau dengan mudah di peta umum. Bagi Peru, kemajuan ini menjadikan jumlah kapal yang dilacak melalui GFW saat ini meningkat hingga sepuluh kali lipat, sehingga membantu upaya pengawasan dan pengendalian nasional seperti memerangi penangkapan ikan ilegal, tak dilaporkan dan tidak teregulasi (Illegal, Unreported, Unregulated—IUU).

Indonesia adalah negara pertama yang merilis data pelacakan Vessel Monitoring System (VMS) kapalnya melalui GFW pada tahun 2017 yang memungkinkan pelacakan sekitar 5.000 kapal nelayan yang tidak menggunakan AIS melalui peta GFW. Dan kini, Peru negara perikanan terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok dan merupakan salah satu lokasi stok tunggal ikan teri Peru terbesar di dunia, menjadi negara kedua yang merilis data pelacakan kapalnya melalui GFW.

GFW menggunakan data AIS yang dipancarkan secara umum untuk melacak pergerakan kapal penangkap ikan. Meskipun banyak kapal-kapal besar penangkap ikan telah dilengkapi AIS, penambahan data VMS—yang umumnya diwajibkan oleh pemerintahan berbagai negara—pada peta GFW akan memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai penangkapan ikan di dunia.

“Dengan merilis data pelacakan kapal mereka ke ranah publik, Peru telah mengambil langkah jauh ke depan untuk menjadikan transparansi perikanan sebagai norma dan bukan pengecualian,” kata Tony Long, CEO Global Fishing Watch lewat keterangan tertulisnya seraya menambahkan,

“Peru juga akan menggunakan data pencitraan malam hari kami untuk mengungkap posisi kapal penangkap ikan yang beroperasi di malam hari. Kami memuji Peru yang telah memanfaatkan peta dan kapabilitas data kami untuk meningkatkan sistem yang ada serta memperkuat pemantauan di perairan mereka dan laut lepas di sekitarnya.”

Sebagai mitra pendiri GFW, Oceana yang merupakan organisasi advokasi internasional yang berdedikasi sepenuhnya untuk konservasi laut, telah menjalin kerja sama erat dengan pemerintah Peru untuk meningkatkan transparansi penangkapan ikan komersial di perairan negara tersebut.

“Kami bangga menjadi negara pertama yang mampu menggunakan Global Fishing Watch secara menyeluruh,” kata Patricia Majluf, Vice President Oceana Peru. “Peningkatan transparansi akan membantu masyarakat Peru dalam melihat seluruh manfaat perikanan kami baik sekarang maupun di masa depan,” tambahnya lagi.

Upaya Peru muncul setelah dukungan resmi pemerintah Kanada terhadap GFW pada pertemuan tingkat menteri G7 di Halifax awal bulan ini, serta komitmen mereka untuk mendorong upaya berbagi data yang lebih baik, meningkatkan ilmu pengetahuan dan berinvestasi hingga $11,6 juta untuk memerangi penangkapan ikan secara IUU.

“Transparansi merupakan hal yang sangat penting dalam menjaga kelestarian lautan dunia – baik untuk memerangi penangkapan ikan ilegal, melindungi stok dan kehidupan ikan, maupun meningkatkan keselamatan dan kesejahteraan nelayan,” tambah Tony Long.

GFW, menurut Tony, telah berkomitmen untuk mengajak 20 negara lainnya bergabung bersama Program Transparansi hingga tahun 2022 demi memajukan pengelolaan perikanan yang bertanggung jawab dan menghimbau negara-negara lain untuk mengikuti langkah Indonesia, Peru dan Kanada.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved