Management Trends zkumparan

DBS SE Meet Up Bahas Ekosistem Wirausaha Sosial

DBS SE Meet Up Bahas Ekosistem Wirausaha Sosial
DBS Social Enterprise (SE) Meet Up

Berdasarkan hasil penelitian UN-ESCAP bersama British Council yang bertajuk Membangun Ekonomi Kreatif dan Inklusif: Profil Usaha Sosial di Indonesia, terdapat 340 ribu kewirausahaan sosial di Indonesia dengan kontribusi terhadap perekonomian sebesar 1,9 persen dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB).

Meskipun terbilang masih kecil, namun data tersebut menunjukkan potensi sarana-sarana inklusif yang ditawarkan kewirausahaan sosial dalam mendukung proses pembangunan di Indonesia.

Melihat hal tersebut, Bank DBS Indonesia yang telah membina wirausaha sosial sejak 2014 menyelenggarakan kegiatan ‘DBS Social Enterprise (SE) Meet Up, acara tahunan yang diadakan oleh DBS Foundation untuk mendukung wirausaha sosial di Indonesia. Acara yang bertajuk Social Enterprise and Its Ecosystem kali ini menghadirkan sesi berbagi pengalaman dan kewirausahaan sosial di Indonesia dan Singapura. Tujuannya untuk membangun jejaring antar SE.

“Jaringan ini akan berguna untuk mengembangkan SE karena belum ada lembaga khusus untuk SE di Indonesia. Kami berharap melalui DBS SE Meet Up ini dapat menjadi sarana untuk memperluas jaringan bisnis mereka,” ujar Mona Monika, Executive Director Head of Marketing Communications PT Bank DBS Indonesia.

Alfie Othman, salah satu pakar bidang SE sebagai pembicara, mengutarakan, syarat ekosistem SE bisa berjalan dengan baik adalah perlu adanya endorsement dari pemerintah dan pemangku kepentingan lain, termasuk di Indonesia, yang belum terlihat endorsement tersebut.

Ia berharap para pelaku wirausaha sosial di Indonesia terus menignkatkan intensitas untuk berkumpul, membangun komunitas, dan berjuang mencari sponsor.

“Sambil menunggu endorsement, para wirausaha sosial teruslah menguatkan komunitas, berkumpul bersama, dirikan kantor dan website, karena dengan semakin kuatnya nanti akan dilirik oleh pemerintah,” ujar Executive Director of raiSE Singapore ini.

Selain itu, masalah kedua dalam pengembangan wirausaha sosial di Indonesia adalah pengukuran dampak. Jika SE dapat menaklukkan peluang dan tantangan terhadap ekosistem yang ada, maka para pelaku SE perlu menghitung dampak dari bisnisnya. Dampak bisnis menjadi sangat penting untuk diketahui oleh publik khususnya pemerintah agar dapat menjadikan SE sebagai prioritas nasional.

“Bank DBS meyakini bahwa SE memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia dan inklusi sosial,” tambah Mona Monika.

Bank DBS Indonesia sendiri saat ini telah membina lebih dari 400 wirausaha sosial sejak tahun 2014. Antara lain, Sukkha Citta, Du’Anyam, Mycotech, Waste4Change. DBS Foundation juga rutin menyelenggarakan Social Enterprise Grant Program setiap tahunnya.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved