Marketing Trends zkumparan

Desain Jam Tangan Nam Angkat Budaya Indonesia

Desain Jam Tangan Nam Angkat Budaya Indonesia

Nam Watch kembali mengeluarkan koleksi terbarunya Mandala dan NamxBuryamcer. Seperti produk-produk sebelumnya, koleksi terbaru ini juga mengangkat kebudayaan di Indonesia.

Managing Director dan Pendiri Nam Watch, Akbari J. Faisal menyadari kebudayaan di Indonesia yang sangat kaya dan beragaram, sehingga pihaknya ingin turut menjaganya melalui koleksi jam terbarunya.

Menurutnya, koleksi terbaru ini terinspirasi dari desain timeless yaitu jam tangan pilot yang diberikan sentuhan modern, sehingga cocok untuk dipadukan dengan casual style dan smart casual. Jam ini memiliki motif Batik Megamendung pada case bagian belakang. Ilustrasi berbentuk awan pada motif batik ini merupakan simbol dari langit yang indah dan tidak memiliki batas, pemandangan yang tidak asing untuk pilot.

Sementara NamxBuryamcer merupakan produk kolaborasi antara Nam dan Den Dimas, penggiat dan vlogger motor yang dikenal dengan nama Bubur Ayam Racer di Instagram. Akbari menjelaskan alasan di balik kolaborasinya dengan Den Dimas. “Sebagai orang yang sehari-hari beraktivitas menggunakan sepeda motor, saya ingin menciptakan jam tangan yang sesuai dengan konsep sepeda motor yang sporty dan fungsional,” ujarnya.

Model ini merupakan jam tangan chronograph dengan fungsi tanggal pada pukul 6. Berbahan stainless steel, jam ini cocok digunakan pengendara motor karena bahan yang kuat dan tidak mudah tergores. Selain itu, model tali jam tangan yang didesain berlubang dan warna merah pada dial makin menguatkan kesan sporty.

Sebelumnya, Nam pertama kali meluncurkan produknya pada tahun 2015 setelah berhasil menggalang dana sebesar US$15.000 di platform crowdfunding, Kickstarter. Saat itu, pihaknya mengenalkan dua model sekaligus, Toba dan Krakatoa. Seiring minat pembeli yang terus meningkat, kemudian Nam meluncurkan Mahameru, jam mekanikal pertama oleh brand lokal, dan Losari Limited Edition, yang terinspirasi dari pantai Losari di Makassar.

Empat model tersebut semuanya memiliki motif batik yang berbeda-beda di case bagian belakang. Dari awal proses konsepsi, pihaknya memang ingin motif batik sebagai salah satu bentuk penghormatan terhadap batik sebagai salah satu kebudayaan Indonesia. Selain itu, ingin mengenalkan batik ke luar Indonesia.

Mengenai penjualan, Nam Watch dipasarkan melalui online yaitu website dan marketplace. Sementara untuk offline rencananya akan membuka store di Central Grand Indonesia per Agustus 2019. “Target kami tahun ini tumbuh 20% di bandingkan periode yang sama pada tahun lalu,” kata Akbari.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved