Management Trends zkumparan

Digitalisasi BPJS Ketenagakerjaan Targetkan 48,6 Juta Peserta

Digitalisasi BPJS Ketenagakerjaan Targetkan 48,6 Juta Peserta

Penyesuaian perkembangan zaman dilakukan oleh berbagai perusahaan guna survive meneruskan bisnis perusahaan. Salah satunya dilakukan oleh BPJS Ketenagakerjaan. Ekosistem digital menjadi tantangan baru bagi lembaga pemerintahan ini untuk melihat sisi digitalisasi dan melakukan pengembangan pada pelayanannya.

BPJS melihat siapa user-nya yang notabene mayoritas generasi millenial dengan karakteristik dinamis. Program cicilan dan potongan harga untuk perumahan diciptakan untuk pasar millenial jangka panjang. Menurut Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Agus Susanto, accessability atau kemudahan dalam mengakses BPJS merupakan bagian dari menjaring generasi baru ini. “Hal ini kami tingkatkan di seluruh kanal baik secara konvensional mauapun digital. BPJS Ketenagakerjaan melakukan pemasaran secara digital melalui berbagai macam channel digital marketing seperti website, social media account, dan mobile application,” jelasnya.

Website BPJS didesain seinformatif dan komunikatif mungkin. Melalui website ini, para peserta atau calon peserta dapat mengakses berbagai macam informasi yang mereka butuhkan dan dapat melakukan proses pendaftaran secara langsung. Untuk social media, BPJS bergerak melalui Twitter, Facebook, Instagram, dan Youtube. “Akun social media tersebut digunakan BPJS Ketenagakerjaan secara aktif menyebarkan informasi terbaru mengenai program dan manfaat BPJS Ketenagakerjaan dan sebagai sarana interaksi dengan peserta dan calon peserta BPJS, ” jelas Agus.

Selain itu, BPJS juga menciptakan mobile application yaitu BPJSTK Mobile. Melalui aplikasi tersebut informasi yang bermanfaat tentang BPJS tersedia, mulai dari daftar rumah sakit rekanan dan alamat kantor cabang seluruh Indonesia. Di aplikasi BPJSTK Mobile juga dapat melakukan cek saldo melalui aplikasi tersebut. “Di sisi digital services juga menjalin kerja sama dengan Tokopedia dan Pasarpolis.com untuk memberikan kemudahan bagi peserta dan calon peserta untuk melakukan proses pendaftaran program BPJS Ketenagakerjaan,” tambahnya.

Terbaru, BPJS telah dipercaya untuk menangani Tenaga Kerja Indonesia (TKI) melalui portal berbasis digital untuk pendaftaran dan pembayaran serta pelaporannya. “Layanan berbasis online service untuk perusahaan juga dibentuk seperti Payment Reminder System, SIPP Online, e-Saldo, BPJSTK Checking, BPJSTK Website, BPJSTK Mobile, e-Registration, e-Payment System, RSTC, dan BPJSTK Drive Thru,” ungkapnya. Seluruh proses end to end ini ditangani secara digital atas kolaborasinya dengan berbagai pihak.

Tak hanya digitalisasi saja, BPJS berusaha menciptakan engagement culture dengan memmbangun infrastruktur pendukung layanan dan mendirikan Institut BPJS Ketenagakerjaan sebagai sarana pembelajaran dan pengembangan kompetensi SDM, Human Capital Management System BPJS Ketenagakerjaan. BPJS juga melakukan Survei Kepuasan Pelanggan yang dilakukan oleh pihak eksternal sebanyak 2 kali dalam setahun. “Kegiatan mistery shopper dilakukan untuk memastikan konsistensi dan mutu pelayanan kantor cabang. Evaluasi, review dan perbaikan atas pelaksanaan service blue print layanan BPJS Ketenagakerjaan yang terbagi dalam physical, people, dan process,” ujarnya.

BPJS memperluas wilayah operasional di 202 Kantor Cabang Perintis untuk menjangkau peserta yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Terwujud berkat kerja sama dengan SPO perbankan untuk layanan klaim dan membentuk unit layanan. “Target kepesertaan aktif dari tahun 2016 ke 2017 telah naik sebesar 19%, di mana di tahun 2016 pencapaian dari target tersebut mencapai 103% dari yang telah ditetapkan. Hingga bulan Agustus 2017, target kepesertaan sudah mencapai 92% dan kami yakin akan tercapai.

Ke depan, target kepesertaan di tahun 2021 adalah sejumlah 48,6 juta peserta yang akan dilindungi dengan jaminan sosial ketenagakerjaan sesuai peta jalan Bappenas.

Reportase: Yosa Maulana


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved