Technology Trends

Dua Lembaga Ini Tingkatkan Literasi Keuangan Lewat GICF

Dua Lembaga Ini Tingkatkan Literasi Keuangan Lewat GICF

Bertransformasi sebagai menjadi wirausaha sosial lewat finacial wisdom, Syamsi Dhuha Foundation (SDF) meluncurkan “Gerakan Indonesia Cerdas Finansial (GICF),” di Jakarta (27/7/2017). GICF menjadi kampanye publik bertujuan mengedukasi masyarakat Indonesia tentang pentingnya literasi keuangan.

Acara GICF ini berusaha membangun masyarakat Indonesia memiliki kecakapan dalam pengelolaan keuangan demi kesejahteraan hidup. Tujuan ke depan, mendorong Indonesia mampu meningkatkan literasi keuangannya hingga 36% dan inklusi menjadi 75% di tahun 2019, sejalan dengan misi OJK. Pada acara ini diadakan diskusi panel yang dihadiri beberapa keynote speech dari pakar keuangan Indonesia, mulai dari peran fintech dalam meningkatkan leterasi dan inklusi keuangan di Indonesia dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Acara ini di dukung OJ. Kepala Departemen Literasi dan Inklusi Keuangan OJK, Agus Sugiarto, mengatakan, pentingnya peningkatan literasi keuangan dengan melibatkan peran lembaga jasa keuangan yang bersinergi dengan sejumlah lembaga sosial dan organisasi non pemerintah. “Dari hasil survei OJK tahun 2016, ternyata hanya 29 orang per 100 penduduk yang kita sebut melek keuangan. Untuk itu, OJK sebagai regulator perlu bersinergi dengan semua pihak yang ada di Indonesia,” kata Agus.

Menurut Founder SDF & Financial Wisdom, Eko Pratomo, GICF merupakan kampanye publik untuk membangun kesadaran masyarakat Indonesia. “Jika masyarakat Indonesia miliki kecakapan dalam kelola keuangannya, diharapkan berdampak pada kesejahteraan hidup,” ungkapnya. Program GICF ini juga sejalan dengan dengan misi OJK untuk mendorong literasi keuangan Indonesia.

Data dari OJK menyebutkan bahwa indeks literasi keuangan di Indonesia hanya 29,66% dari total populasi dengan indeks inklusi keuangan 67,82%. Angka tersebut masih rendah jika dibandingkan dengan negara lain di ASEAN seperti Thailand (78%), Malaysia (81%) dan Singapura 96%. Akibatnya menyebabkan rasio menabung dan investasi yang masih rendah. “Melalui GICF ini, SDF mengajak berbagai pihak yang berkepentingan baik pemerintah, swasta, komunitas, bahkan individu untuk berkolaborasi mendorong menciptakan solusi atas dampak yang terjadi,” ungkap Eko.

Acara ini juga dihadiri oleh panelis dari berbagai bidang, salah satunya, Direktur Kvision Yohanes Yudistira, CEO IPMI International Business School Jimmy Rifai, CEO Investree Adrian Gunadi, VP of Product Amartha Aria Widyanto, dan Co-founder & CEO Finacial Wisdom Adjie Wicaksana. Mereka memberikan insight mengenai perkembangan finasial di Indonesia mulai dari fintech landscape & inovasinya, pertumbuhan peer-to-peer landing, dan peran digital dalam mendorong literasi & inklusi keuangan Indonesia.

Co-founder & CEO Finacial Wisdom, Adjie Wicaksana, menyampaikan, kehadiran fintech sebagai industri startup terbesar kedua setelah e-commerce memiliki pertumbuhan signifikan. Industri fintech masih didominasi oleh kategori payment platform, comparison platform, dan lending platform. “Melalui financial wisdom, kami mulain dengan membangun online education platform terkait personal finance untuk menjadi media belajar finansial yang menjangkau semua kalangan mulai dari ibu rumah tangga, kaum muda, pengusaha dan profesional,” ujarnya.

Acara peluncuran GICF ini ditandai pula dengan penandatanganan dukungan GICF dan MoU oleh seluruh panelis. Melalui GICF, SDF mengajak berbagai pihak yang berkepentingan baik pemerintah, swasta, komunitas, bahkan individu untuk berkolaborasi mendorong misi OJK untuk membangun literasi keuangan dan inklusi keuangan masyarakat Indonesia.

Editor: Eva Martha Rahayu


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved