Management Entrepreneur Trends

Duet Dian & Dinda Bangun Bisnis Pengolahan Sampah Plastik

Dian Kurniawati, founder & CEO Tridi Oasis, startup pengolah limbah plastik

Dian Kurniawati (33 tahun) sebelumnya tidak terpikir untuk menjadi pebisnis. Selepas lulus kuliah ia memulai karier di perusahaan konsultan Accenture kemudian lanjut ke Deloitte. Selama menjadi profesional Dian sudah aktif di kegiatan-kegiatan sosial peduli lingkungan.

Di komunitas inilah Dian bertemu Dinda Utami Islah (29 tahun). Saat itu, Dinda sendiri masih aktif sebagai karyawan di sebuah perusahaan migas di Balikpapan. Saat mereka menyadari bahwa mereka berdua punya cita-cita yang sama yakni memulai bisnis sendiri dan passion untuk isu daur ulang sampah, maka mereka kemudian serius membicarakan konsep bisnsinya.

Dian sendiri saat itu sudah punya konsep matang (proposal) bisnis ini yang sebelumnya sempat dia ikutkan dalam sebuah kompetisi bisnis dan menang, sehingga sudah matang hitung-hitunganya dan siap dieksekusi. Dinda kemudian setuju dengan konsep bisnis Dian dan kemudian resign dari perusahaan migas tempatnya bekerja dan mulai fokus membangun Tridi Oasis.

Pada akhir April 2020 lalu, Tridi Oasis mendapatkan pendanaan dari sebuah perusahaan modal ventura asal Singapura, Circulate Capital. Investor ini menanamkan dana sebesar US$ 6 juta untuk Tridi Oasis.

Bagaimana sebenarnya tantangan dan peluang bisnis daur ulang sampah plastik ini? Berikut wawancara SWA Oonline dengan Dian secara virtual pada Selasa 5/5/2020 lalu.

Sejak kapan Tridi Oasis didirikan dan kenapa memilih berbinis di bidang pengolahan limbah plastik ini ?

Iya, jadi kami secara entitas itu berdiri tahun 2016, Tridi Oasis ini memang misinya bergerak di bidang waste management. Kami mengolah sampah khususnya sampah plastik yang tadinya masalah menjadi sebuah peluang. Kami konsentrasinya di sampah plastik karena kami sadari plastik itu adalah material yang ketika sudah menjadi sampah dan dibuang ke alam itu butuh ratusan tahun untuk degradasi.

Nah untuk saat ini, kami fokus menggarap sampah plastik PET dari botol-botol plastik, umumnya yang dipakai untuk kemasan air mineral dan minuman kemasan. Lalu, kami daur ulang menjadi bahan baku lagi (raw material) bentuknya seperti serpihan-serpihan plastik atau kami menyebutnya ‘flakes’ . Nah natinya oleh customer-customer kami mereka yang akan mengombinasikan flakes daur ulang ini dengan biji plastik orisinil untuk menghasilkan plastik baru yang bisa dimanfaatkan untuk banyak hal. Misalnya kemasan makanan dan minuman atau jadi serat atau benang seperti polyester dan filamen untuk garmen. Ini dampaknya adalah mengurangi persentase biji plastik orisinil dalam produksi plastik, karena biji plastik orisinil itu kan bahan bakunya dari minyak bumi.

Jadi kami misinya ada tiga, pertama ingin memberikan dampak positif terhadap lingkungan. Kedua, ingin berkontribusi di dalam circular economy, jadi kami ‘mengambalikan’ plastik ke pasar. Intinya kami ingin plastik hidupnya lebih panjang tanpa mencemari lingkungan, sebab kalau jadi sampah kan butuh ratusan tahun untuk dia bisa hancur. Ketiga, menciptakan lapangan kerja untuk masyarakat sekitar.

Kebetulan saya dan Dinda sebagai Pendiri Tridi Oasis ini, kami tidak ada background di teknik lingkungan atau teknik kimia, dan kami juga tidak ada pengalaman sebelumnya di industri pengolahan sampah plastik. Tetapi kami berdua memang punya interest juga di bidang lingkungan. Tahun 2016 kami berdua juga aktif di beberapa komunitas peduli lingkungan dan kami sendiri juga bikin komunitas ‘Beach Cleanup- Jakarta’, secara rutin kami bersama para volunter setiap 2-3 bulan sekali ke Kepulauan Seribu untuk membersihkan sampah plastik.

Berapa kapasitas pabrik waktu pertama kali dibangun di 2016 itu ?

Waktu itu masih kecil. Tahun 2017 kami mulai beroperasi. Kapasitasnya masih kecil, dan terus kami tambah kapasitasnya. Di 2020 dengan adanya investasi ini kami berencana juga menambah kapasitas pabrik.

Sebelumnya berapa kapasitasnya dan nantinya direncanakan akan menjadi berapa ?

Di 2018 kami rata-rata memproses 60 juta botol plastik. Lalu di 2020 ini akan naik beberapa kali lipatnya. Ini untuk yang jenis PET botol. Nantinya berencana mendifersifikasi produk ke jenis plastik lain. Desember 2019 lalu kami mendapatkan dana dari Koica, sebuah yayasan dari pemerintah Korea Selatan, kami membuat prototipe produk daur ulang dari plastik jenis fleksibel plastik atau multilayer plastik seperti palstik kemasan shampo, mi instan, dan lainnya. Plastik jenis ini terdiri dari beberapa layer plastik dan lapisan alumunium sehingga sulit untuk didaur ulang, maka di Desember itu coba daur ulang, lalu kami bikin peletnya, dicetak untuk bahan baku furnitur. Itu semua bentuknya prototipe, jadi kami melihat peluang sehingga akan kembangkan itu.

Botol plastik PET yang didaur ulang menjadi plastik flakes tadi bisa dimanfaatkan untuk apa saja ?

Beragam, tapi yang paling umum ada dua, jadi bisa dijadikan benang polyester yang kemudian bisa dipakai untuk tekstil, atau juga untuk bahan baku sepatu dan lainnya. Kemudian yang kedua dicetak menjadi lembaran (sheet), bisa dipakai untuk kemasan. Ada juga yang dipakai untuk dibuat menjadi lembaran atap.

Berapa banyak produksinya plastik flakes ini ?

Dalam sekali olah atau satu shift mulai dari 3 ton sampai 5 ton tergantung pasokan bahan bakunya.

Pelanggan Tridi Oasis sudah berapa banyak dan mereka bergerak di bidang apa saja ?

Produk kami dijual B2B ada yang lokal dan ada yang untuk ekspor. Jadi yang lokal adalah mereka yang bergerak bidang tekstil, packaging dan roof. Kemudian yang ekspor juga sama. Total sekitar 5 – 10 perusahaan.

Tadi kan dikatakan bahwa ini juga menciptakan lapangan kerja, saat ini berapa banyak orang tenaga kerja di Tridi Oasis?

Kalau yang internal kami ada 50 orang. Tetapi yang saya maksudkan menciptakan lapangan kerja itu tadi adalah dengan adanya kami, maka kami menggerakkan pemulung dan pengepul sampah plastik yang ada dibeberapa wilayah di sekitar kami, nah jumlah mereka kan banyak lebih dari 100 orang kan ya. Jadi kami melihatnya ini memberi dampak ganda yang melibatkan banyak tenaga kerja.

Apa tantangannya menjalankan bisnis daur ulang sampah plastik ini ?

Tantangannya ada di beberapa segi, kalau dari suplai bahan bakunya, seperti yang kita ketahui di Indonesia itu sampahnya banyak tetapi kecampur-campur antara sampah organik dan anorganik, yang anorganik pun antara sampah botol plastik, kaleng almunium, stereofoam itu masih kecampur-campur. Sehingga kami juga masih memikirkan strateginya agar collecting lebih efektif dan efisien jadi kami bisa dapatkan botol plastiknya lebih banyak. Karena diproduksi daur ini sangat penting untuk mengurangi kontaminasi sampah atau limbah lainnya di dalam botol plastik itu.

Tantangan kedua dari pasar. Sbenarnya masih banyak yang bisa dikembangkan dari pasar lokal untuk awereness-nya, karena selama ini kebanyakan perusahaan masih meragukan kualitas palstik flakes dari daur ulang ini, sehingga mereka lebih memilih menggunakan biji plastik yang baru.

Tantangan ketiga, dari segi mencari funding, karena di Indonesia banyak perusahaan modal ventura tetapi umumnya mereka concern ke startup bidang teknologi finansial, jarang yang masuk ke bidang bisnis waste management seperti kami. Nah ini kami beruntung sekarang mendapat pendanaan dari Circulate Capital, mereka memang konsen untuk memajukan ekonomi sirkular dan masalah krisis sampah plastik di Asia Selatan dan Tenggara.tidak hanya pendanaan kami juga akan dibantu untuk akses pasarnya.

Jadi investasi yang baru diterima dari Circulate Capital ini akan dialokasikan untuk apa saja ?

Kami akan fokus untuk memperbesar kapasitas pabrik dan deferensiasi produk seperti yang saya jelaskan tadi.

Biodata Pendiri Tridi Oasis

Dian Kurniawati, Founder & CEOUsia : 33 TahunPendidikan :– S1 Teknik Industri dari Universitas Indonesia– S2 International Project Management dari ESC Clermont Business School, Perancis

Dinda Utami Islah, Co-Founder & COOUsia : 29 TahunPendidikan :– S1 Teknik Industri dari Universitas Katolik Parahyangan

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved