Trends Economic Issues zkumparan

Dukung Green Energy, Pertamina Bentuk Subholding Energi Terbarukan

Dukung Green Energy, Pertamina Bentuk Subholding Energi Terbarukan

Tuntutan dunia akan pengimplementasian energi ramah lingkungan dijawab serius oleh Pertamina dengan mendirikan Subholding Power & New Renewable Energy (PNRE) atau Pertamina PNRE pada awal agustus 2021 lalu. Subholding ini dibentuk untuk mengawal transisi energi di Indonesia.

“Pembentukan holding dan subholding di tubuh Pertamina bertujuan agar Pertamina lebih adaptif terhadap lingkungan bisnis yang semakin dinamis. Aspirasi Kementerian BUMN RI selaku pemegang saham salah satunya adalah Pertamina menjadi pemimpin transisi energi di Indonesia untuk menekan laju perubahan iklim, melalui dekarbonisasi,” kata Chief Executive Officer PNRE, Dannif Danusaputro.

Dannif mengatakan subholding PNRE merupakan generasi masa depan Pertamina, dan merupakan energi baru bagi Pertamina untuk mewujudkan transisi energi, mendukung ketahanan energi nasional, serta mewujudkan Indonesia yang bersih sesuai dengan komitmen pemerintah dalam Paris Agreement.

PT Pertamina Power Indonesia (PPI) sebagai subholding PNRE didirkan pada 2016. Awalnya, perseroan ini merupakan project company dengan proyek utama Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Jawa-1. Pada tahun 2020, PPI diberi tugas untuk menjadi subholding PNRE yang fokus pada pengembangan bisnis energi bersih.

PPI membawahi Pertamina Geothermal Energy (PGE), serta PT Jawa Satu Power (JSP) dan PT Jawa Satu Regas (JSR). PGE fokus mengelola bisnis panas bumi, sedangkan JSP dan JSR fokus pada proyek PLTGU Jawa-1. Selain itu, subholding PNRE juga memiliki portofolio pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT), antara lain tenaga surya, biomassa, hydrogen, baterai untuk EV dan storage, serta teknologi carbon capture utilization and storage (CCUS).

Pada semester I, subholding PNRE mencatatkan laba bersih sebesar US$56,8 juta dari hasil konsolidasi. Sementara itu, pendapatan, EBITDA, dan laba bersih subholding PNRE masing-masing mencapai 101%, 117%, dan 152% terhadap RKAP. Pada kinerja operasional, produksi listrik subholding PNRE mencapai 2.324 GWh. “Subholding PNRE memiliki target untuk mencapai 10GW energi bersih pada tahun 2026 yang terdiri dari 6 GW gas to power, 3 GW energi terbarukan, serta 1 GW energi baru,” kata dia.

Adapun 4 manfaat yang didapatkan oleh subholding PNRE melalui proses restrukrisasi adalah meningkatkan peluang kerjasama untuk meningkatkan pengembangan bisnis energi baru dan terbarukan. Kedua, memperoleh fleksibilitas dalam mencari alternatif pendanaan, seperti Green Financing, Green Bond, dan initial public offering (IPO).

Ketiga, mempercepat pengembangan portofolio bisnis energi baru dan terbarukan Pertamina dengan penjajakan kepada bisnis hydrogen, ekosistem kendaraan listrik. Keempat, potensi sinergi pemanfaatan talent yang telah berpengalaman dalam pengembangan proyek dan program pemeliharaan pembangkit listrik geothermal pada pembangkit listrik lainnya di subholding PNRE. “Kami berkomitmen untuk mendukung target Pertamina menurunkan emisi karbon sebesar 30% di tahun 2030, serta mendukung visi Pertamina menuju global green energy company,” ujarnya.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved