Management Trends

Dukungan Jamkrindo untuk Perajin Perak di Yogyakarta

Dukungan Jamkrindo untuk Perajin Perak di Yogyakarta

PT Jamkrindo terus mendorong pengembangan UMKM dengan berbagai program keberlanjutan untuk meningkatkan kapabilitas dan kapasitas usaha. Beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain, pendampingan UMKM dan program pendanaan usaha mikro dan kecil (PUMK) yang merupakan bagian dari tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan. Melihat potensi pengembangan ekonomi kreatif Yogyakarta, Jamkrindo telah banyak membina pelaku UMKM di wilayah tersebut.

”Seperti kita tahu Yogyakarta telah menjadi rumah bagi pelaku industri kreatif untuk mengembangkan usahanya dan kami percaya visi pemerintah untuk menjadikan Yogyakarta sebagai The City of Creative dapat berjalan dengan baik dengan dukungan dari berbagai pihak,” ujar Direktur Utama PT Jamkrindo Putrama Wahju Setyawan.

Salah satu pegiat industri kreatif kerajinan perak Yogyakarta yang menjadi mitra binaan Jamkrindo adalah Nur Purwanto pemilik usaha Nur Silver. Ia telah menjalankan usahanya sejak tahun 1985 dan menjadi generasi ketiga penerus usaha kerajinan tangan silver di Kotagede. Kotagede merupakan pusat kerajinan perak terbesar di Yogyakarta. Produk silver/plated yang dijual oleh Nur Silver antara lain piring, mangkok, sendok/garpu makan, bros, cincin, miniatur borobudur, kapal, becak, dan andong, kerajinan tersebut diproduksi rumahan. ”Kerajinan silver merupakan budaya turun temurun sejak berdirinya keraton di Yogyakarta,” ujar Purwanto.

Nur bergabung menjadi Mitra Binaan Jamkrindo pada tahun 2018. Dengan menjadi mitra binaan Jamkrindo banyak manfaat yang ia terima antara lain akses permodalan dan juga pendampingan. ”Usaha kami meningkat berkat penambahan modal yang diberikan. Jamkrindo juga sangat membantu membuka akses pemasaran kami dengan cara mengikutsertakan kami dalam bazar atau pameran secara gratis hingga kemudian omzet kami pun naik,” ujar Nur.

Kondisi pandemi ia akui telah memberikan dampak signifikan kepada bisnis yang ia kelola. Omzet bisnisnya menurun drastis akibat pandemi covid-19. ”Omzet kami sempat merosot hingga 60%. Hal tersebut dikarenakan ada karena Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang membuat jumlah wisatawan menurun, serta kondisi pandemi ini membuat masyarakat lebih memilih membelanjakan uang yang dimiliki untuk kebutuhan pokok dan kesehatan,” tuturnya.

Di masa pandemi ini ia cukup merasa beruntung karena dengan pendampingan yang diberikan Jamkrindo, bisnisnya tetap dapat bertahan. Banyak akses pelatihan online yang diberikan oleh Jamkrindo di masa pandemi ini. ”Pada bulan Oktober 2021 ini kami juga telah menerima program pendanaan usaha mikro dan kecil (PUMK) kedua kalinya dengan nominal Rp 30 juta. Pendanaan tersebut kami akan gunakan untuk mengembangan usaha,” ujarnya.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved