Trends Economic Issues

BI: Meski Melambat, Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2019 Terjaga

Oleh Editor
BI: Meski Melambat, Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2019 Terjaga
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Onny Widjanarko
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Onny Widjanarko

Bank Indonesia atau BI memandang pertumbuhan ekonomi triwulan II 2019 sebesar 5,05 persen tergolong positif di tengah kondisi perlambatan ekonomi global. Meski melambat, pertumbuhan ekonomi Indonesia dipandang masih terjaga.

“Perekonomian tumbuh sebesar 5,05 persen year on year, relatif sama dibandingkan dengan capaian triwulan sebelumnya sebesar 5,07 persen yeaar on year,” ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Onny Widjanarko dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 6 Agustus 2019.

Onny mengungkapkan, permintaan domestik yang tetap kuat banyak menopang pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2019. Ia mengimbuhkan, angka pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2019 dipengaruhi permintaan domestik yang meningkat di tengah kinerja sektor eksternal yang menurun. Permintaan domestik naik dipengaruhi konsumsi yang lebih tinggi dan investasi yang stabil, meski inventori berubah menurun. Ads by Kiosked

Adapun pertumbuhan konsumsi rumah tangga cenderung meningkat 5,02 persen year on year pada triwulan I 2019 menjadi 5,17 persen year on year. Pertumbuhan konsumsi didukung inflasi yang terkendali dan tingkat keyakinan konsumen yang tetap terjaga.

“Konsumsi pemerintah juga meningkat menjadi 8,23 persen year on year dan konsumsi Lembaga Non-profit Rumah Tangga (LNPRT) tetap tinggi sebesar 15,27 persen year on year karena didorong dampak positif penyelenggaraan Pemilu 2019,” ujarnya.

BI mencatat, investasi sampai saat ini masih tumbuh stabil sebesar 5,01 persen year on year dari pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 5,03 persen. Berdasarkan sektoral, pertumbuhan ekonomi yang terjaga ditopang kenaikan sektor primer terutama pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan, serta sektor tersier yakni jasa lainnya serta sektor transportasi dan pergudangan, lantas sektor informasi dan komunikasi.

Meski demikian, BI mencatat terjadi penurunan kinerja sektor eksternal yang dipengaruhi penurunan ekspor dan pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat. Selain itu, ketegangan hubungan dagang yang masih berlanjut turut menjadi penyebabnya.

Pada sektor eksternal, kinerja ekspor dan impor kembali mengalami kontraksi masing-masing 1,81 persen year on year dan 6,73 persen year on year. Onny mengatakan, untuk mendorong permintaan domestik, termasuk investasi, mitigasi dampak negatif perlambatan ekonomi dunia perlu dilakukan.

“Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk mempertahankan stabilitas ekonomi, mendorong permintaan domestik, serta meningkatkan ekspor, pariwisata, dan aliran masuk modal asing, termasuk penanaman modal asing atau PMA,” ujarnya.

Sumber: Tempo


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved