Trends Economic Issues

BI Prediksi Neraca Perdagangan Agustus Kembali Surplus

Oleh Admin
BI Prediksi Neraca Perdagangan Agustus Kembali Surplus

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Mirza Adityaswara, mengatakan lembaganya memprediksi neraca perdagangan pada Agustus lalu mengalami surplus. Dia menilai ini disebabkan kondisi ekspor Indonesia yang mulai membaik.

Mirza berujar sebanyak 70 persen ekspor Indonesia merupakan komoditas dengan 50 persen berupa ekspor non migas dan 20 persen sisanya adalah migas.

Bank Indonesia (Foto: IST)

Bank Indonesia (Foto: IST)

“Jadi jika ada recovery dan pemulihan di harga komoditas tambang dan perkebunan ditambah dengan harga ekspor gas membaik, maka ekspor ada kenaikan,” ujar Mirza, di Kompleks Bank Indonesia, Thamrin, Jakarta, Senin, 12 September 2016.

Meskipun demikian, menurut Mirza kenaikan kenaikan ekspor, yang terjadi tidak cukup signifikan. Sedangkan, di sisi impor masih mencerminkan permintaan dalam negeri, sehingga belum melonjak pesat. “Makanya surplus di neraca perdagangan akan terus berlanjut,” kata dia.

Namun, Mirza menuturkan dibanding neraca perdagangan, BI lebih berfokus pada defisit neraca transaksi berjalan (Current Account Deficit) atau neraca ekspor impor barang dan jasa. BI pun berkomitmen untuk menjaga CAD agar terus berada dj bawah 3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

“Di kuartal I dan II angkanya sekitar 2 persen dari PDB. Jadi tidak mengkhawatirkan, suatu angka yang sehat dan inflasi kita sangat baik,” ucap Mirza lagi.

Sehingga, kondisi itu, menurut Mirza, dapat membuat BI melonggarkan kebijakan moneternya. Sebab, angka-angka indikator makro ekonomi terpantau sehat. Terlebih, kebijakan pemerintah terkait upaya menjaga defisit anggaran sudah dilakukan dengan baik. “Untuk mencegah defisit anggaran melonjak, pemerintah melakukan penyehatan anggaran.”

Hal ini dipandang BI sebagai tindakan positif karena dampaknya yang terlihat nyata, yaitu dari stabilitas perekonomian Indonesia yang terjaga. “Yang penting stabilitas kurs, ekonomi terjaga, maka sektor usaha bisa lakukan usahanya dan rekrut tenaga kerja,” kata Mirza.

Sebelumnya, neraca perdagangan Juli 2016 tercatat surplus US$ 598,3 juta. Realisasi ini lebih rendah dibanding pencapaian surplus pada Juni lalu sebesar US$ 900,2 juta‎. Sedangkan secara kumulatif, sepanjang tujuh bulan pertama tahun ini, neraca perdagangan masih surplus US$ 4,17 miliar.

bisnis.tempo.co


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved