Economic Issues

Brexit Untungkan Indonesia

Oleh Admin
Brexit Untungkan Indonesia

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan Asia akan terkena dampak positif dari keputusan Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa (Brexit). Hal ini dikarenakan Asia menyediakan pasar baru bagi Inggris.

Menurut Sri Mulyani, keluarnya Inggris dari Uni Eropa membuat pemerintah Inggris bersolek untuk memperkuat daya tarik mereka bagi negara lain. “Mereka akan lakukan upaya dan hubungan dengan negara di kawasan Asia yang memiliki pertumbuhan paling tinggi,” katanya di kompleks DPR, Jakarta.

Salah satu upaya Inggris adalah mengembalikan nilai tukar poundsterling. Sejak referendum Brexit diputuskan, nilai tukar poundsterling menurun. Namun pada perdagangan Rabu, 12 Oktober 2016, nilai poundsterling naik 1,27 persen terhadap dolar Amerika.

Presiden RI Joko Widodo bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani saat mengunjungi salah satu booth dalam ajang Indonesia Fintech Festival and Conference, di ICE BSD, (30/8).

Presiden RI Joko Widodo bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani saat mengunjungi salah satu booth dalam ajang Indonesia Fintech Festival and Conference, di ICE BSD, (30/8).

Penguatan tersebut terjadi setelah Perdana Menteri Inggris Theresa May menyetujui keterlibatan parlemen Inggris dalam pengambilan keputusan posisi Inggris di Uni Eropa.

Namun penguatan poundsterling masih dibayangi keputusan Bank Sentral Amerika, the Fed, terkait dengan suku bunga. The Fed akan mengumumkan keputusannya pada tengah pekan ini.

Sebelumnya Utusan Dagang Perdana Menteri Inggris untuk Indonesia, Richard Graham mengatakan dengan keluarnya Inggris dari Uni Eropa akan membuka peluang bisnis baru yang lebih banyak dengan negara lain di Asia, termasuk menjajaki pasar Indonesia.

“Pengaruh Brexit tidak berdampak signifikan. Justru peluang banyak sekali karena Inggris bisa menjajaki pasar, dan Indonesia menjadi salah satu pasar terbesar di ASEAN,” ujar Richard Graham dalam forum pertemuan Diskusi Kadin dengan kamar dagang Inggris, BritCham, di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta Pusat, Selasa, 30 Agustus 2016.

Richard menuturkan, putusnya hubungan Inggris dan Uni Eropa justru membuka peluang investasi yang lebih besar, karena sebelumnya hubungan kerjasama yang terjalin terbatas. Terlebih sebenarnya nilai investasi Inggris juga lebih banyak bila dibandingkan dengan anggota Uni Eropa lainnya.

Wakil Ketua Umum Hubungan Internasional Kadin Shinta Kamdani mengatakan Brexit tidak terlalu berdampak signifikan bagi Indonesia, karena perdagangan dan hubungan internasional yang relatif berimbang. Bahkan sebaliknya, situasi tersebut harus dilihat sebagai kesempatan bagi Indonesia.

“Kadin bersama pemerintah Indonesia akan bekerja sama menghindari dampak negatif Brexit, dan pada saat yang sama mencari kesempatan baru untuk mengoptimalkan perdagangan dan hubungan internasional,” kata Shinta.

Tempo


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved