Trends Economic Issues

ICAEW: Pertumbuhan PDB Indonesia Bisa Tumbuh 4,7% Tahun Ini

Laporan Economic Insight terbaru dari Oxford Economics, yang turut dipublikasikan bersama badan akuntansi The Institute of Chartered Accountants in England and Wales (ICAEW), memperkirakan bahwa Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia akan pulih pada tahun 2021 berkat proses vaksinasi yang cepat.

Laporan ini memperkirakan, pertumbuhan PDB di Indonesia akan tumbuh 4,7% pada tahun 2021, bahkan diharapkan bertumbuh lebih signifikan sekitar 6% pada tahun 2022.

Sebagai salah satu negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, pemulihan Indonesia diproyeksikan akan lebih stabil dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan ini. Hal ini terkait pengeluaran rumah tangga domestik yang kuat.

Asia Lead Economist at Oxford Economics, Sian Fenner mengatakan, perekonomian Indonesia sangat didukung oleh belanja domestik yang kuat dibandingkan dengan negara lain di kawasan Asia Tenggara.

“Sejak Indonesia mulai mengurangi pembatasan, kami pikir pengeluaran rumah tangga akan meningkat. Selain itu, Indonesia juga sangat fokus untuk meningkatkan pembangunan infrastruktur di dalam negeri dan hal itu juga turut mendukung prediksi pertumbuhan PDB pada tingkat 4,7% tersebut,” tuturnya.

Perekonomian yang bergeliat akan tergantung pada akankah diberlakukan kembali pembatasan kegiatan masyarakat, kemajuan proses vaksinasi, dan tantangan ekonomi global lainnya yang mempengaruhi perdagangan internasional seperti krisis microchip global saat ini.

Negara-negara kepulauan seperti Filipina dan Indonesia disebutkan menghadapi tantangan logistik yang lebih besar untuk mengirimkan vaksin ke seluruh masyarakat. Terlepas dari tantangan tersebut, laporan Economic Insight memperkirakan bahwa percepatan pemberian vaksinasi di wilayah Asia Tenggara akan dimulai dari bulan Juni.

Kendati pertumbuhan ekonomi dinilai positif, kemunculan virus jenis baru dan lambatnya vaksinasi diprediksi akan memperlambat pertumbuhan tersebut.

Selain itu, kesenjangan output yang cukup besar, tingginya Indeks Harga Konsumen untuk barang non-tradable di Asia, dan kemampuan pemerintah untuk mengelola harga juga bisa mengakibatkan kembalinya tingkat inflasi yang lebih lambat.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved