Trends Economic Issues zkumparan

Implementasi IA-CEPA Diharapkan Tingkatkan Investasi Australia ke Indonesia

Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melalui kantor perwakilan Indonesia Investment Promotion Center (IIPC) Sydney bekerja sama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Canberra (KBRI Canberra) dan asosiasi pengusaha Australia Indonesia Business Council (AIBC) menyelenggarakan diskusi daring dalam jaringan (4/6/2020). Acara yang diselenggarakan menjelang implementasi perjanjian IA-CEPA pada 5 Juli 2020 ini diikuti oleh 241 peserta dari Indonesia dan Australia.

Deputi Bidang Kerja Sama Penanaman Modal BKPM, Wisnu Wijaya Soedibjo, mengungkapkan realisasi investasi Triwulan I tahun 2020 menunjukkan pertumbuhan yang baik meskipun di tengah pandemi Covid-19. Australia merupakan investor terbesar ke-10 pada periode Januari-Maret 2020 dengan total investasi sebesar US$86 juta (sekitar Rp1,2 triliun) dengan jumlah 324 proyek investasi.

Ia mengatakan, strategi untuk meningkatkan realisasi investasi, di antaranya tetap melakukan pendekatan kepada investor Penanaman Modal Asing (PMA) yang berminat melakukan investasi di Indonesia dengan memanfaatkan teknologi digital seperti video conference; berkoordinasi langsung dengan kementerian/lembaga terkait kendala perizinan perusahaan; dan perlakuan yang sama kepada semua negara.

Wisnu mengatakan, perjanjian Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership (IA-CEPA) yang akan diimplementasikan pada 5 Juli 2020, diharapkan dapat mendorong pertumbuhan dan investasi di kedua negara selama fase pemulihan Covid-19 ini.

“Perjanjian ini diharapkan dapat mendorong penyebaran investasi yang lebih merata ke seluruh Indonesia,” ujarnya.

IA-CEPA juga diharapkan dapat memberikan peluang bagi pelaku usaha daerah untuk memasarkan produknya ke Australia dan berkolaborasi sebagai mitra lokal bagi investor Australia yang berinvestasi di Indonesia.

Sementara Duta Besar RI untuk Australia, Kristiarto S. Legowo, menyampaikan, hubungan antara Indonesia dan Australia saat ini masih terjalin dengan baik di tengah pandemi Covid-19. Saat ini, kedua negara sedang menyiapkan implementasi IA-CEPA yang tentunya akan menguntungkan kedua negara. Early outcomes IA-CEPA mencakup beberapa sektor penting seperti layanan keuangan, inovasi makanan, desain mode dan perhiasan, standar makanan dan obat, produk herbal dan spa.

Direktur IIPC Sydney, Henry Rombe, mengungkapkan, di tengah kondisi ekonomi dunia yang belum kembali pulih, implementasi IA-CEPA merupakan salah satu jalan/solusi untuk membangkitkan kembali aktivitas di sektor ekonomi, khususnya dalam hal investasi dan perdagangan antara Indonesia dan Australia.

Sementara itu, pemerintah maupun pebisnis Australia menyatakan antusiasme besar menyambut berlakunya IA-CEPA. Stephanie Fahey, CEO AUSTRADE, mengemukakan komitmen Australia terhadap IA-CEPA. Rencana kegiatan 100 hari setelah berlakunya IA-CEPA sudah disiapkan, diantaranya Minister-led business delegation dari Australia untuk Indonesia; Economic, Trade and Investment Minister’s Meeting by Senior Economic Officials; dan CEO Roundtable Meeting.

Lebih lanjut, kata Stephanie, dalam konteks IA-CEPA, AUSTRADE memiliki fokus investasi dalam bidang edukasi, business investment dan inovasi. Edukasi merupakan fokus utama karena melihat kebutuhan Indonesia untuk meningkatkan kemampuan tenaga kerjanya. Selain itu, beberapa kampus Australia juga sudah memulai rancangan ekspansinya ke Indonesia.

Bryan Clark, Director Trade and International Affairs Australian Chamber of Commerce and Industry menekankan manfaat IA-CEPA harus dirasakan kedua negara, tidak boleh berat sebelah. “Artinya kedua pihak memiliki peran dan keunggulan di masing-masing sektor yang dapat saling melengkapi, khususnya sektor ekonomi digital,” tuturnya.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved