Economic Issues

Industri Makanan Jadi Tulang Punggung Ekspor

Sektor industri makanan menjadi penyumbang devisa terbesar dari total nilai ekspor industri pengolahan pada Januari-Februari 2020 yang mencapai US$4,7 miliar. Angka tersebut naik dibanding perolehan di periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$4,3 miliar.

Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Perindustrian, Janu Suryanto menyampaikan industri makanan menjadi penyumbang paling besar pada capaian nilai ekspor industri pengolahan pada Februari 2020, yang tercatat mencapai US$245 miliar atau berkontribusi 22,26%.

Industri makanan menjadi salah satu plar penopang industri pengolahan yang mencatatkan nilai ekspornya pada periode Januari-Februari 2020 sebesar US$ 21,76 miliar, naik 10,93% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Jika dilihat dari faktor pembentuknya, nilai ekspor sektor industri makanan pada Februari 2020 didominasi oleh komoditas minyak kelapa sawit sebesar USD1,51 miliar atau memberikan kontribusi 61,41%, naik dibandingkan bulan Januari 2020 yang mencapai 60,62%.

“Neraca perdagangan industri pengolahan pada periode Januari-Februari 2020 surplus sebesar US$ 1,22 miliar. Sedangkan, neraca perdagangan industri pengolahan hanya pada Februari 2020 mencatatkan surplus US$2,07 miliar,” ungkap Janu.

Sektor lainnya yakni industri logam dasar mencapai nilai ekspor sebesar US$3,5 miliar, industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia US$1,9 miliar, industri pakaian jadi US$1,4 miliar, serta industri karet, barang dari karet dan plastik US$ 1,2 miliar sepanjang dua bulan awal tahun ini.

Sektor lainnya, disusul industri logam dasar yang nilai ekspornya menembus US$1,77 miliar, kemudian industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia (US$999 juta), industri pakaian jadi (US$673 juta), serta industri karet, barang dari karet dan plastik (US$ 600 juta) pada bulan kedua tahun ini.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved