Economic Issues

JCM Gandeng Alfamidi Mengurangi Emisi Karbon

JCM Gandeng Alfamidi Mengurangi Emisi Karbon

Indonesia dan Jepang mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) melalui skema Joint Crediting Mechanism (JCM). Kerjasama yang sudah dikembangkan selama 3 tahun terakhir ini diminati oleh banyak perusahaan swasta karena memberikan insentif pendanaan berupa hibah (grant), transfer teknologi, dan program pengembangan kapasitas untuk penurunan emisi. Salah satu proyek yang diimplementasikan adalah dengan menerapkan skema JCM di minimarket. “Hingga 2017, sebanyak 108 studi kelayakan telah didanai oleh JCM dan total ada 28 proyek yang disetujui mendapatkan bantuan dana JCM dari Jepang untuk diimplementasikan menjadi proyek JCM. Total dana yang sudah digelontorkan untuk 28 proyek adalah hampir Rp 2 triliun ,” kata Rizal Affandi Lukman, Deputi Bidang Koordinasi Kerjasama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis (2/2/2017).

Pemerintah berkewajiban untuk menurunkan tingkat emisi karbon itu dan menggandeng perusahaan swasta untuk berpartisipas aktif untuk mencapai tujuan tersebut. Partisipan proyek JCM harus minimal terdiri dari dua pihak, yaitu perusahaan Indonesia dan perusahaan Jepang, yang harus melakukan implementasi kegiatan penurunan emisi. “Contohnya untuk energy savings at convenience stores yang diwakili PT Midi Utama Indonesia Tbk yang berkolaborasi dengan perusahaan Jepang, Lawson, Inc,” tambah Rizal.

Sementara itu, Rizal Edwin Manansang, Asisten Deputi Bidang Kerjasama Ekonomi dan Pembiayaan Kemenko Perekonomian yang juga merupakan Ketua Komite Bersama JCM Indonesia, mengatakan, selain menyasar industri besar yang menampung hajat hidup orang banyak, JCM bekerja sama dengan minimarket swasta, seperti Alfamidi. “Kami menerapkan skema JCM di pendingin dengan refrigrant alamiah, AC yang dilengkapi dengan econovil dan inverter, penerangan LED dan konsep hemat energi,” ujar Edwin.

Model proyek di Alfamidi ini diimplementasikan sejak tahun 2014. Saat ini skema JCM sudah diimplementasikan di 12 gerai Alfamidi di area Jabodetabek dan telah berhasil mengurangi emisi karbon sebesar 112TCO2 (112 Ton karbon dioksida) per tahun. Diharapkan keberhasilan 12 minimarket yang telah melakukan kegiatan efisiensi energi ini diikuti oleh perusahaan atau toko ritel modern lainnya untuk berinisiatif menjalankan program pengurangan emisi karbon. Frankie Poedjiharto, Technical Support Manager Midi Utama Indonesia, mengatakan, pihaknya mendukung upaya pemerintah untuk mengurangi emisi karbon. “Kami mendapatkan banyak manfaat, dengan skema ini. kami berhasil menghemat energi dan pengeluaran biaya listrik serta kami bisa menyumbang untuk menurunkan emisi karbon di Indonesia.” ucap Frankie.

Pohon menyerap karbondioksida. Indonesia dan Jepang berupaya mengurangi emisi karbon. (Ilustrasi Foto : Istimewa).

JCM atau yang lebih dikenal dengan Mekanisme Kredit Bersama antara Indonesia dan Jepang merupakan skema kerjasama yang mendorong organisasi-organisasi swasta Jepang untuk bekerja sama dengan Indonesia dalam berinvestasi di kegiatan pembangunan karbon di Indonesia. Kerjasama yang sudah berumur 3 tahun ini bertujuan untuk membantu kegiatan implementasi pengurangan emisi di Indonesia dan global. Skema JCM yang digagas Jepang sudah diterapkan di 16 negara lainnya yang tersebar di benua Asia, Amerika dan Afrika. Indonesia adalah pioneer penerapan skema JCM. Jepang memberikan bantuan teknologi, investasi, subsidi dan pembangunan kapasitas kepada Indonesia melalui JCM.

Partisipan proyek JCM harus minimal terdiri dari dua pihak, yaitu perusahaan Indonesia dan perusahaan Jepang, yang harus melakukan implementasi kegiatan penurunan emisi. Kegiatan penurunan emisi di proyek JCM ini kemudian harus divalidasi dan diversifikasi oleh pihak ketiga dengan standar ISO 14065. Kementerian yang berperan sebagai pemangku kepentingan JCM adalah Kemenko Perekonomian, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Perindustrian, Kementerian Keuangan, dan Kementerian Luar Negeri. (*)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved