Trends Economic Issues zkumparan

Presiden Jokowi Paparkan Kinerja Ekonomi 2017

Pemaparan Kinerja Ekonomi 2017 oleh Jokowi (Photo: Anastasia/SWA)

Presiden Joko Widodo optimistis dengan perkembangan perekonomian Indonesia, meski saat ini petumbuhan ekonomi dunia sedang melambat. Hal ini disampaikan pada pembukaan sarasehan 100 ekonom di Jakarta.

Jokowi memaparkan pada tahun 2017 tercatat, Indonesia menduduki peringkat 36 dari 137 negara dalam hal daya saing global. Sementara itu, dalam hal kemudahan berbisnis, Indonesia juga mengalami kenaikan yang cukup signifikan yakni berada pada peringkat 72 dari yang sebelumnya berada pada peringkat 120 di tahun 2014. “ Berada pada peringkat 72 dalam jangka waktu 3 tahun merupakan pencapaian yang menggembirakan, namun target saya berada di level 40 pada tahun 2019 mendatang,” Jokowi menjelaskan.

Ia melanjutkan, pada kuartal III tahun 2017, ekspor barang dan jasa menyumbang 17,27% naik 17,36% atau mencapai US$ 123,36 miliar dibanding periode yang sama tahun 2016, sementara itu di sektor non migas naik 17,37% atau US$125,6 miliar.”Angka ini lebih tinggi dari saat terjadi booming komoditas,” ujarnya. Lebih lanjut, Presiden menjelaskan, nilai impor barang konsumsi dari bulan Januari-September 2017 juga mengalami kenaikan sebesar 11,8%, sementara itu bahan baku penolong naik sebesar 15,25%.

Selain itu, penerimaan Pajak Penghasilan (PPn) dalam negeri juga naik sebesar 12,1% dalam periode Januari hingga Desember 2017. Lainnya, dari sektor pariwisata, jumlah turis pada kuartal III berjumlah 10,46 juta atau naik 25,05% dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai 8,36 juta. “ Melihat angka ini, saya optimistis ke depan perekonomian kita akan tumbuh dengan pesat. Negara lain melihat pertumbuhan kita saja optimis, kita juga harus optimis,” ujarnya.

Menurutnya, tahun ini pemerintah berfokus pada percepatan pembangunan infrastruktur. Hal ini dilakukan karena infrastruktur di Indonesia jauh dari kata ideal. Selain itu, pembangunan juga dilakukan untuk memicu pertumbuhan ekonomi yang lebih baik.

“Jika dibandingkan dengan negara lain, pembangunan infrastruktur Indonesia masih tergolong rendah. Kita masih berada pada 38% dari total domestik bruto, sementara negara lain di dunia rata-rata sebesar 70% dari PDB,” ujarnya. Ketidakidealan infrastruktur diklaim dapat berimplikasi pada melonjaknya harga kebuthan masyarakat. “Di Indonesia timurkondisi jalan sangat buruk sekali, namun sekarang 40% dari jalan transpapua sudah di aspal. Kita concern di sana.” kata presiden.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved