Trends

Ekonom: Merger Tokopedia dan Gojek Untungkan Konsumen

Rencana merger dua perusahaan teknologi, Gojek dan Tokopedia, dinilai akan berdampak positif untuk pertumbuhan ekonomi dan keuntungan konsumen. Meskipun demikian, isu dominasi pasar akan menjadi perhatian Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).

Atas isu tersebut, ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani meminta KPPU agar rencana ini dinilai secara lebih bijak.

”Menurut saya tidak relevan antara isu asing vs tidak asing. KPPU tak boleh anggap ini dominasi pasar karena kita punya Undang-Undang (UU) Persaingan Usaha kan. Trennya ke depan ini pasti akan ada banyak perusahaan yang akan merger dan akuisisi,” ujar Aviliani dalam keterangan tertulis, Senin, 11 Januari 2020.

Kacamata KPPU, menurutnya, tidak boleh hanya melihat satu sisi saja. Ia meminta lembaga pengawas persaingan itu melihat perspektif lain bahwa persaingan ini sehat. Aviliani menilai rencana merger Tokopedia dengan Gojek, sebagai praktik bisnis yang wajar karena ekosistem akan terjadi dengan sendirinya. ”Dengan win-win solution.”

Saat ini, Tokopedia adalah platform jual beli barang dan menjadi salah satu e-Commerce yang menguasai pasar. Sementara itu, Gojek punya ekosistem layanan transportasi, makanan, dan lainnya. “Gojek belum punya e-Commerce. Dengan merger maka keduanya semakin besar,” kata Aviliani.

Ia memperkirakan ekosistem digital yang lebih kuat berpotensi terbangun dari penggabungan dua entitas tersebut. Terlebih Gojek segera menjadi salah satu pemilik bank dengan keunggulan digital yaitu Bank Jago. Dengan demikian, bisa saja toko-toko yang berada dalam Tokopedia bisa dengan mudah mendapat pinjaman dari bank tersebut dan ekosistem digital terbangun.

Merger tersebut akan membuat bisnis berjalan lebih efisien. Aviliani mengatakan tanpa kolaborasi, seandainya masing-masing pihak membuka layanan sendiri-sendiri maka akan membutuhkan investasi dengan dana yang besar.

”Sedangkan dengan bergabung jadi lebih cepat membangunnya. Maka kalau mau jual sebagian saham, buat Gojek tentu untung dapat data banyak dari Tokopedia. Karena mereka dapat tawarkan kredit ke seller di tokopedia,” ujarnya.

Selain itu, Aviliani melihat dampak langsung berupa keuntungan bagi konsumen dari rencana merger keduanya. ”Kalau saya lihat konsumen yang banyak untung dari gabungnya dua perusahaan ini,” ujarnya.

Adapun dampaknya terhadap perekonomian sangat tergantung beberapa hal, antara lain apakah barang yang dijual di Tokopedia misalnya adalah bukan barang impor. Aviliani mengingatka perlunya memperhatikan arus perputaran barang di dalam negeri. ”Bila hanya impor buat apa. Bila tidak produksi di sini maka nilai tambah kecil.”

Akhir kata, Aviliani berharap diharapkan dengan kekuatan bertambah setelah merger Tokopedia dengan Gojek , kekuatan ekspansi perseroan semakin tinggi. Sehingga bisa membawa barang dari Indonesia go Internasional terutama untuk di regional Asia Tenggara.

Sebelumnya, kabar Gojek tengah melakukan pembicaraan lanjutan untuk melakukan merger dengan Tokopedia makin santer terdengar. Dua perusahaan tersebut dikabarkan telah menandatangani lembar persyaratan terperinci untuk melakukan uji tuntas bisnis masing-masing.

Dilansir dari Bloomberg, sumber yang tidak ingin diberitahukan namanya ini menyebutkan bahwa kedua belah pihak telah melihat potensi sinergi dan ingin menutup kesepakatan secepat mungkin dalam beberapa bulan mendatang. Perusahaan gabungan ini juga akan berencana go public di pasar modal AS dan Indonesia.

Entitas hasil merger ini akan menciptakan perusahaan internet raksasa di Indonesia dengan nilai lebih dari US$ 18 miliar atau sekitar Rp 250,7 triliun (asumsi kurs Rp 13.929 per dolar AS).

Sumber: Tempo.co


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved