Management Trends

Electronic City Bangun Distribution Center

Electronic City Bangun Distribution Center

Memahami isu logistik menjadi faktor penting dalam bisnis ritel, PT Electeonic City Tbk (EC) membangun fasilitas Distribution Center. Hari Kamis (27/04/2017) berlokasi di Kampung Sabur, Desa Tarikolot Citeureup Kabupaten Bogor diadakan prosesi groundbreaking dihadiri oleh Presiden Direktur EC Inggrid Pribadi, jajaran direksi perusahaan dan tamu undangan lainnya.

Fasilitas dengan seluas 12.600 m2 yang dibangun di atas tanah seluas 19.750 m2 ini bertujuan agar EC bisa dengan lebih cepat melakukan pengiriman ke toko-tokonya. “Logistik merupakan isu sendiri di Indonesia, tidak semua supplier bisa mengantar ke toko-toko dengan cepat. Fasilitas ini akan mengatur logistik ke toko untuk nasional. Gudang Tangerang pindah ke sini,” ujar Inggrid.Electronic City

Benjamin Pattiwael, Sales & Marchandising Director EC, menjelaskan fasilitas Distribution Center ini nantinya akan meningkatkan kualitas layanan pengiriman yang lebih cepat pada pelanggannya serta membuat EC bisa menjamin ketersediaan stok barang di toko-tokonya yang di daerah karena sudah tidak tergantung lagi pada pemasok untuk pengiriman ke toko-toko yang berada di daerah. Inggrid menyebut untuk membangun fasilitas ini pihaknya menyiapkan dana Rp 80-100 miliar. Pilihan lokasi Distribution Center di Citeureup menurutnya karena lokasi ini dekat dengan pusat produksi dan distribusi sebagian besar supplier EC.

Inggrid tidak bisa menyebut sekarang berapa nilai peningkatan pendapatan dengan dibangunnya fasilitas ini. “Yang jelas proses logistik kami jadi lebih efisien nantinya. Dulu satu truk harus penuh dulu baru dikirim ke daerah, akhirnya proses pengiriman lebih lama. Ada lost opportunity di sana, dengan fasilitas ini kami jadi lebih cepat menggarap pasar,” ia menerangkan.

Saat ini EC memiliki 60 gerai di 24 kota dalam 15 propinsi di seluruh Indonesia. Rencananya tahun ini akan menambah satu gerai lagi di derah Cilengsi Bogor juga. Inggris mengakui EC merasakan dampak dari perlambatan ekonomi yang terjadi tiga tahun terakhir. Namun, ia bersyukur perusahaan bisa menjaga pertumbuhan bisnis sekitar 10 persen tiap tahun.

EC sudah didukung sistem SAP terbaru untuk mendukung pengelolaan toko-toko agar lebih terintegrasi. Dengan kondisi ekonomi yang sedang melambat ini otomatisasi dan proses bisnis yang terintegrasi sangat dibutuhkan. Pada dua tahun terakhir EC telah melakukan berbagai upaya efisiensi dan perbaikan ke dalam serta memperkuat strategi bisnis.

Inggrid menuturkan, EC sebagai market leader jaringan ritel khusus elektronik memahami supply chain adalah faktor penting selain branding agar toko pilihan masyarakat. Maka itu, mengelola CRM dengan baik dan terus melakukan efisiensi dilakukan pihaknya agar EC bisa terus menawarkan harga terbaik pada konsumen.

Maraknya e-commerce beberapa tahun terakhir menurut Benjamin tidak terlalu berpengaruh pada bisnis mereka. Apalagi EC sudah mengembangkan penjualan online sejak 2012. “Barang elektronik bukan barang pada urutan pertama e-commerce di Indonesia karena ada layanan after sales, jadi pengelolaan khusus ada touch and feeel juga dalam pembelian, pada AC ada layanan pemasangan atau TV orang ingin merasakan sound atau bagaimana kontras warna gambarnya,” ujar Benjamin. Yang membedakan e-commerce EC, jaringan tokonya dijadikan pick up point sehingga konsumen tidak dikenakan biaya pengiriman.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved