Trends

Erick Thohir: BUMN di 3 Sektor Ini Tahan Hadapi Pandemi

Menteri Badan usaha Milik Negara Erick Thohir mengatakan sebagian besar perusahaan pelat merah merasakan dampak dari wabah virus Corona atau Covid-19. Hanya sebagian kecil saja dari perseroan yang tidak rentan dari pagebluk.

“Saya rasa 90 persen BUMN kena Covid-19, hanya 10 persen yang tidak rentan, misalnya di telekomunikasi, farmasi, dan perkebunan,” ujar Erick Thohir dalam konferensi video, Selasa, 26 Mei 2020. Untuk itulah ke depannya, ia akan menyiapkan peta jalan ketahanan energi, pangan, dan kesehatan.

Dengan adanya peta jalan itu, Erick mengatakan nantinya klaster-klaster di BUMN jumlahnya akan dirampingkan ketimbang jumlah saat ini. Jumlah klaster tersebut akan dipangkas dari 27 klaster menjadi 12 klaster saja.

Nantinya, klaster itu akan dihubungkan dengan rantai pasok. Dengan demikian, perseroan akan lebih tahan dalam menghadapi tantangan teknologi dan logistik di kemudian hari.

Dalam waktu dekat, dengan adanya wabah Covid-19, kata Erick, mau tidak mau membuat BUMN harus berubah. Apalagi, hampir sepertiga kekuatan ekonomi Tanah Air berada di perusahaan pelat merah. Meskipun demikian, adalah tidak tetap apabila pemerintah hanya memikirkan ekonomi tanpa memikirkan kesehatan di perseroan. “Karena itu saya keluarkan surat edaran untuk direksi BUMN.”

Sebelumnya, Erick telah menerbitkan surat edaran nomor S-336/MBU/05/2020 tertanggal 15 Mei 2020. Berdasarkan surat itu, ia meminta BUMN pada 25 Mei untuk merampungkan prosedur dan standar operasional perusahaan selama masa pemulihan. Kemudian protokol yang sudah disiapkan tersebut disosialisasikan pada karyawan. “(Jadi) bukan jadwal masuk kembali ke kantor,” ucapnya.

Erick menegaskan, waktu bagi seluruh BUMN untuk kembali aktif berkantor menunggu pengumuman resmi dari pemerintah pusat mengenai izin dan protokol aktivitas fisik pada masa pemulihan pandemi virus Corona atau Covid-19. “Namun tentu begitu keputusan itu keluar, kami semua di BUMN harus siap segera. Sebagai bagian persiapan itu tanggal 25, perusahaan menyampaikan panduan masing-masing kepada seluruh karyawannya,” kata dia.

Menurut Erick, pada masa pemulihan yang banyak disebut sebagai The New Normal itu ada tren perubahan sosial, lingkungan, dan bisnis. Pada fase new normal atau normal baru interaksi fisik akan semakin terbatas. Sebaliknya interaksi digital yang selama masa WFH menjadi opsi utama dalam kegiatan masyarakat, diprediksi akan tetap bertahan.

“Karena itu butuh strategi kontigensi yang menyesuaikan dengan kondisi sosial, ekonomi, budaya, maupun lingkungan,” ujar Erick.

Segala opsi ini masih dikaji secara mendalam oleh seluruh pihak. Waktu definitif terkait tahapan pelaksanaan pemulihan pasca-Covid di BUMN juga masih menunggu resmi pemerintah.

Sumber: Tempo.co


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved