Trends

Erick Tohir: BUMN Lakukan Transformasi Menyeluruh agar Jadi Pemain Global

Erick Tohir: BUMN Lakukan Transformasi Menyeluruh agar Jadi Pemain Global
Menteri BUMN Erick Tohir, Menko Bisang Kemaritiman dan Investasu Luhut Panjahitan dan mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair, meninjau pameran usai pembukaan “SOE International Conference”, di Nusa Dua Bali.

Sebagai bagian dari Trade, Investment & Industry Working Group (TIIWG) Road to G20, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menggelar “SOE International Conference: Driving Sustainable & Inclusive Growth” di BNDCC Nusa Dua Bali, 17-18 Oktober 2022, dibuka oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut B. Pandjaitan, dihadiri juga oleh mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair. Rangkaian kegiatan “SOE International Conference” yang berlangsung selama 2 hari akan dihadiri lebih dari 1.000 peserta yang berasal dari negara G20 seperti Amerika Serikat, Inggris, India, Australia, Korea Selatan, China, Jepang dan Rusia serta perwakilan negara non G20 seperti Spanyol, Uni Emirat Arab, Singapura, Belanda, dan negara lainnya.

Dalam kesempatan itu, pemerintah juga meluncurkan program Indonesia Water Fund (IWF) sebagai upaya untuk memperbaiki akses air bersih bagi seluruh rakyat Indonesia. Peluncuran IWF dilakukan oleh Wakil Presiden Ma’ruf Amin secara daring.

Wapres mengungkapkan, keberadaan IWF sebagai platform untuk mendukung percepatan investasi penyediaan sambungan air bersih ke rumah-rumah diharapkan dapat menjadi alternatif solusi bagi Pemerintah melalui pendanaan non-APBN.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, SOE International Conference menjadi salah satu sarana pemerintah mengabarkan kepada komunitas internasional tentang dampak transformasi BUMN bagi masyarakat Indonesia.

“Kegiatan ini juga dapat menjadi momentum yang tepat untuk menginformasikan kepada komunitas internasional terkait upaya Kementerian BUMN menjadi lebih transparan sebagai bagian dari komitmen keterbukaan informasi publik,” ujar Erick saat menyampaikan laporan pada upacara pembukaan “SOE International Conference”. Sejak 2019, Kementerian BUMN menurut Erick terus melakukan transformasi BUMN secara menyeluruh. Erick menyebut transformasi BUMN hari ini baru mencapai 80 persen dan ditargetkan rampung pada satu setengah tahun ke depan. “Kerja keras kami selama 3 tahun ini berbuah manis, kinerja BUMN 2021 menunjukkan peningkatan yang signifikan”.

Erick memaparkan peningkatan revenue BUMN tumbuh 18,8 persen pada 2020-2021, menjadi Rp 2.295 triliun. Laba konsolidasi juga naik 838,2 persen dari Rp13 triliun pada 2020 menjadi Rp 124,7 triliun pada 2021. Total aset BUMN secara konsolidasi pada akhir 2021 tercatat sebesar 630 miliar dolar AS atau sekitar Rp8.978 triliun. Angka ini setara dengan 53 persen dari produk domestik bruto (PDB) Indonesia.

Tidak hanya itu, kepemimpinan muda dan perempuan juga sudah menunjukkan progres yang positif. Pada tahun lalu, kepemimpinan perempuan di jajaran direksi telah mencapai 15 persen dari target 25 persen serta kepemimpinan muda juga telah mencapai 5 dari target 10 persen pada 2023. “Transformasi ini akan kami terus lakukan agar BUMN dapat semakin memberikan kontribusi yang maksimal untuk Indonesia dan menjadi pemain global,” tambah Erick.

Hasil transformasi ini menurut Erick menunjukkan bahwa upaya-upaya yang dilakukan selama ini sudah berada di jalur yang benar, dan perlu dilanjutkan agar BUMN dapat menjalankan perannya sebagai value creator dan agent of development secara lebih optimal, serta memberikan manfaat nyata bagi negara dan masyarakat. “Untuk pertama kalinya juga, pada periode kepemimpinan saat ini, Kementerian BUMN menerbitkan Laporan Keuangan Konsolidasian yang menjadi langkah awal menuju penerapan good corporate governance yang lebih baik,” sambung Erick.

Sebagai agent of development, BUMN telah mendorong program-program yang langsung menyentuh masyarakat, seperti penyaluran pembiayaan ultra mikro dan penyelesaian Proyek Strategis Nasional yang dapat menyerap banyak tenaga kerja. Erick juga menginisiasi program Indonesia Water Fund (IWF) dalam rangka percepatan pemerataan akses layanan air bersih bagi masyarakat. Program IWF merupakan platform untuk mendukung percepatan investasi penyediaan sambungan air bersih ke rumah-rumah, yang mana air bersih masih menjadi tantangan di berbagai negara, termasuk Indonesia.

“Hanya 23 persen masyarakat Indonesia yang mendapatkan akses ke perpipaan air bersih. Sebagian masyarakat Indonesia lainnya masih menghadapi tantangan ketimpangan harga air bersih dengan rentang harga Rp 65.000 hingga Rp 140.000 per meter kubik,” lanjut Erick. Erick berharap dengan sinergi antara BUMN dan strategic partner swasta serta global, IWF diharapkan dapat menjadi alternatif solusi bagi pemerintah dalam mempercepat perluasan akses air bersih kepada masyarakat melalui pendanaan non-APBN dan berkomitmen untuk terus menjalankan program-program yang memiliki dampak langsung terhadap peningkatan taraf kualitas hidup masyarakat.

Peran BUMN sebagai agent of development di masyarakat akan berjalan beriringan bersama dengan transformasi BUMN. “Kami yakini jika kedua prioritas ini berjalan bersama, BUMN dapat semakin meningkatkan perannya sebagai lokomotif pembangunan bangsa Indonesia. Kami membuka pintu seluas-luasnya untuk berkolaborasi dengan Pemerintah, Private Sector dan juga Mitra Strategis Global untuk turut bersama membangun ekosistem di Indonesia,” kata Erick.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved