Management Trends zkumparan

Evolusi Peran CFO sebagai Pendorong Transformasi Digital

Evolusi Peran CFO sebagai Pendorong Transformasi Digital
Yin Sern Lim, Managing Director, CFO & Enterprise Value Accenture in ASEAN

Dunia digital telah mendisrupsi segala hal, mulai dari cara kita memesan makanan, memesan jasa transportasi, hingga cara kita berbisnis. Perubahan tidak pernah secepat ini terjadi. Apa yang kita lihat adalah ketidakpastian dan volatility, ekspektasi terhadap keuangan jadi didefinisikan ulang. Selain itu, digital juga mendisrupsi model tradisional dan menciptakan hal baru.

Hal tersebut dipaparkan oleh Yin Sern Lim, Managing Director, CFO & Enterprise Value Accenture in ASEAN. Menurutnya, tantangan perubahan tersebut juga dialami oleh jajaran direksi perusahaan, khususnya Chief Financial Officer (CFO). Pada 15 tahun ke belakang, pihaknya fokus pada memahami tantangan dan tren yang dihadapi CFO, serta mengamati best practice CFO yang efektif. Ada banyak komposisi dalam mengelola keuangan, misalnya otomasi, bagaimana bisa menyederhanakan proses, juga mengaplikasikan teknologi, sentralisasi, business partnering, dan lain-lain.

“Ada banyak komposisi yang dilakukan dalam 15 tahun terakhir. Satu hal yang menurut saya penting adalah apa yang bisa dibawa orang keuangan ke masyarakat dan bagaimana mereka bisa mengimplikasikannya pada pemikiran serta teknologi terbaik,” katanya.

Nyatanya, peran CFO kini tidaklah berkurang, tapi berevolusi. Sekarang peran CFO berubah dari fokus pada bottom line menjadi pada front line. Mereka memiliki 3 peran, yaitu sebagai pemimpin keuangan (memimpin efektivitas dan efisiensi fungsi keuangan), business partner (mendorong nilai perusahaan), dan pelayan nilai digital (membuat nilai baru dalam dunia digital).

Dengan peran sebagai pelayan digital, CFO mengendalikan keputusan besar perusahaan, termasuk investasi teknologi. Caranya adalah dengan berkontribusi dalam keputusan investasi tentang teknologi baru perusahaan. Kedua, membantu bisnis memahami model ekonomi yang melandasi investasi. Ketiga, mengevaluasi dan memprioritaskan investasi. Keempat, menyusun agenda untuk penyediaan teknologi perusahaan. “CFO awalnya memang bertugas sebagai manager keuangan, tapi sekarang mereka harus benar-benar memahami fungsi dan operasi bisnis,” terang Yin.

Transformasi dan evolusi peran CFO didorong oleh lima kekuatan utama. Pertama, meningkatnya ekspektasi dari BOD, CEO, dan perusahaan terhadap CFO. Kedua, cepatnya perubahaan. Ketiga, meningkatnya ekspektasi kontrol dan kepatuhan yang didorong oleh regulasi dan ekspektasi pelanggan. Orang-orang semakin terkoneksi dan mereka semakin sadar bagaimana bisnis berjalan. Keempat, tekanan untuk tumbuh dan meningkatnya profit. Kelima, kekuatan dari data; ada ledakan volum data yang (untuk menanganinya) memerlukan fokus dan kapabilitas baru.

Maka dari itu, CFO saat ini harus bisa menggunakan data untuk mendorong nilai, meningkatkan efisiensi, dan menghasilkan strategi. Dengan peningkatan pertumbuhan data, Data Storytelling akan menjadi fitur penting untuk profesional di bidang keuangan. “Adapun data-data tersebut bisa mencakup data pasar, data media sosial, data marketing, data risiko dan kepatuhan, data makroekonomi, data finansial, dan data operasional. Data-data tersebut akan bisa memprediksi perilaku konsumen, dan menghasilkan rekomendasi untuk perusahaan,” tutur Yin.

Accenture lalu melakukan CFO Reimagined Survey, yang melibatkan sebanyak 700+ CFO dan sekitar 200 junior CFO (next generation CFO). Melalui riset tersebut, mereka mengeksplorasi prioritas CFO dan ambisinya pada iklim digital saat ini.

“Kami melakukan rangkaian wawancara untuk mengetahui detail tentang bagaimana CFO bisa menciptakan nilai untuk bisnisnya, men-drive efisiensi baru dan menggerakan organisasi ke masa depan berbasis digital. Yang kami gali adalah bagaiaman CFO men-digitalisasi keuangan dan memanfaatkan data. Kedua, memimpin perusahaan lewat transformasi digital. Ketiga, membangun talent keuangan masa depan,” terang Yin.

Berdasarkan riset tersebut, 44 persen CFO Indonesia dan 47 persen CFO Global mengatakan bahwa fungsi keuangan itu proaktif dan terkoneksi pada fungsi bisnis lain. Sebanyak 90 persen CFO Indonesia dan 77 persen CFO global setuju bahwa fokus pada leading effort bisa membuat perusahaan lebih efisien, melalui adopsi teknologi digital pada seluruh sektor bisnis.

Di Indonesia, meskipun eksekutif keuangan bagus dalam mengidentifikasi data set yang akan digunakan, mereka masih belum percaya diri untuk mengombinasikan berbagai data aset berbeda dan menganalisanya secara efektif. Hal ini menghambat divisi keuangan untuk menjadi partner optimal untuk bisnis.

Yin juga menyampaikan bahwa di masa depan, cara kerja bisnis akan sangat bergantung pada teknologi. Tahun 2020, 30 persen Chief Information Officer (CIO) akan memasukkan Artificial Intelligence (AI) dalam top 5 prioritas investasinya. Tahun 2021, 80 persen layanan pelanggan akan dikerjakan oleh agen AI dan 1 dari 3 pekerja akan digantikan oleh robot pada tahun 2025.

Teknologi dapat meningkatkan kapasitas dan kapabilitas keuangan untuk menghasilkan insight dan membuatnya jadi win-win solution untuk people dan organisasi. Bagi people, teknologi dapat menggantikan pekerjaan transasksional, menghasilkan skill baru yang meningkatkan nilai profesional, juga people bisa memiliki waktu lebih banyak untuk personal development. Sementara untuk organisasi, teknologi bisa meningkatkan business partnering role dengan menyediakan insight yang bermanfaat, memproses data pada kecepatan dan akurasi tinggi serta cakupan besar.

Yin mengatakan, “Berdasarkan survei kami, 73 persen CFO Indonesia dan 77 persen CFO global fokus pada pencarian tentang bagaimana teknologi baru dapat memberikan manfaat kepada perusahaan. Di Indonesia, saat ini hanya 34 persen proporsi pekerjaan keuangan yang dikerjakan oleh teknologi dan akan naik dalam 3 tahun menjadi 59 persen. Accenture percaya bahwa 60-80 persen pekerjaan akuntansi yang melihat ke belakang akan bisa diotomasikan.”

Dari segi talent, akan muncul peran-peran baru dan peran yang sudah ada akan berubah karena era digital. Soft skill akan menjadi sama pentingnya dengan hard skill untuk eksekutif keuangan.

“Sudah saatnya CFO mendapatkan kekuatan dari digital. Buktinya jelas, CFO kini adalah strategic player pada posisi tinggi yang berperan sebagai inovator dan disruptor, memanfaatkan data, analitik, dan insight untuk memengaruhi C-suite (Direksi) dan mengarahkan unit bisnis untuk memunculkan nilai baru,” kata Yin.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved