Marketing Trends

Produk Fabric Care untuk Perawatan Baju Muslimah dan Hijab

Hijab sudah menjadi pilihan gaya berpakaian sebagian besar muslimah di Indonesia. Desainer produk tekstil dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Nurul Akriliyati menjelaskan, ada banyak pilihan bahan atau kain untuk baju muslim. Bahan sifon sekarang menjadi pilihan yang cukup lazim digunakan hijaber. Dibutuhkan perawatan khusus agar kainnya tetap terjaga kualitasnya.

Meskipun sudah menggunakan sabun cuci yang lembut, kadang tidak cukup.Wings Care akan meluncurkan produk fabric care yang bisa membuat perawatan hijab lebih mudah. Seperti disampaikan Teuku Muhammad Farhan Dermawan, Senior Public Relations Grup Wings, melalui siaran pers tertulis, diharapkan produk ini dapat membantu para hijabers merawat pakaiannya, dengan produk yang ada pelembut dan pewangi bisa merawat baju muslim dan hijab.

Wings Care memahami kebutuhan para hijabers yang ingin pakaian dan hijabnya terawat dengan baik. Menjelang Ramadan ini, produk Fabric Care ini bisa menjawab kebutuhan tersebut. Apalagi menurut Nurul, kain sifon dibuat dari benang tipis, ditenun polos tanpa motif pada tenunannya, dan ditenun renggang. Tenunan seperti ini membuat kain menjadi tipis, ringan, tembus cahaya, halus dan lembut. Sifat kainnya ringan, lembut, dan udara mudah bertukar, sehingga pemakainya dibuat nyaman serta jatuhannya pun bagus.

Ia menyebut, ada juga bahan satin, sebagai pilihan lainnya untuk dijadikan pakaian muslim. Berbeda dengan kain sifon, kain satin ditenun dengan cara tertentu yaitu tenun satin, menghasilkan bagian luar kain terlihat berkilau, sementara bagian dalamnya tidak. Kain satin juga memiliki karakter kain yang halus dan lembut, dan jatuhan yang indah, sehingga sering dipakai untuk keperluan baju muslim dan kerudung untuk pesta.

“Jika memilih baju muslim beserta hijab dari kain jenis sifon maupun satin, maka yang harus diperhatikan adalah dari serat apa dia terbuat? Jika dari serat alam seperti katun, rayon, dan sutra, maka hijab akan nyaman digunakan, karena menyerap air atau keringat. Jika kain sifon atau satin dari serat sintetis seperti nilon dan poliester, akan kurang nyaman digunakan pada cuaca panas. Sayangnya, serat alam (katun, rayon, dan sutra) cepat sekali kusam jika sering digunakan,” ujar perempuan yang memiliki pengalaman mengajar di beberapa sekolah mode ternama ini.

Nurul menambahkan, baju muslim dari kedua jenis kain ini memerlukan perawatan sendiri agar warna tetap bagus, tidak cepat kusam, benang tidak ketarik, sehingga kain tidak rusak. Jika memiliki mesin cuci dengan pengaturan “hand wash” atau seperti mencuci dengan tangan, maka kedua jenis kain ini bisa dicuci pada pengaturan tersebut.

“Khusus untuk hijab alangkah lebih baik, jika dimasukkan terlebih dahulu ke dalam kantung cuci. Sedangkan baju muslimah berbahan lembut sebaiknya dicuci tangan, tanpa menggosoknya terlalu keras, dan tidak pula mengeringkan kainnya dengan kasar, lalu diangin-anginkan tanpa langsung terkena sinar matahari. Jangan lupa, bagian luar kain harus diletakkan di dalam sebelum diangin-anginkan untuk menjaga warnanya,” jelasnya.

Sebagai penunjang perawatan baju muslimah secara khusus, Nurul menyarankan menggunakan sabun cuci yang lembut, dan ditambahkan pelembut dan pewangi untuk hijab dan pakaian.

“Inti perawatan baju muslimah adalah mengenali bahannya terlebih dahulu, karena masing-masing kain memiliki karakter berbeda. Minimal mengenali dulu apakah bahannya menyerap keringat atau tidak,” jelas Nurul. Jika tidak mengenal jenis kain, bisa dicek melalui label yang tertera pada kerudung. Biasanya disana terdapat aturan mencuci dan mengeringkannya.

Hijaber Mega Iskanti memiliki trik sendiri dalam merawat baju-baju muslim dan koleksi hijabnya. Sebagai influencer dan kini menggeluti brand baju muslim sendiri, ia mengaku bahwa merawat baju muslim, itu susah-susah gampang. Bahkan meskipun saat membeli sudah tercantum bagaimana cara pencucian yang baik.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved