Management Technology Trends zkumparan

Generali Indonesia yang Agile dan Responsif

CEO Generali Indonesia, Edy Tuhirman.

Menjadi pemain besar dalam industri asuransi jiwa di Indonesia, diwujudkan PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia (Generali) dengan mencatatkan pertumbuhan 8% di tahun 2017. Tahun lalu, nilai investasinya tercatat Rp5,3 triliun dan aset Rp6,4 triliun.

Penetrasi asuransi yang masih rendah di Indonesia menyebabkan pertumbuhan bisnisnya lebih besar 2 hingga 3 kali dari pertumbuhan Gross Domestic Bruto (GDP). Melihat kondisi tersebut, CEO Generali Indonesia, Edy Tuhirman tetap optimistis menghadapi 2018. Ke depan, dirinya tetap percaya akan mencapai double digit di tahun yang baru ini. Hal ini dipengaruhi oleh masih sedikitnya masyarakat Indonesia yang memiliki asuransi.

Bagi Generali, menghadapi bisnis di dunia asuransi harus lebih agile dan responsif, karena pasar memiliki ketidakpastiaan yang tinggi. Dampaknya adalah perbaikan dari sisi internal perusahaan untuk bisa dengan cepat beradaptasi. Menurut Edy, ada 3 hal penting yang menjadi sorotan yaitu people, product, dan process. “Peran people dalam bisnis asuransi adalah core. Perusahaan harus bisa mengkondisikan people agar kreatif dan agile terhadap perubahan,” ujarnya. Responsif dalam melakukan perubahan secara cepat sangat diperlukan agar tak tertinggal.

Kedua, penyesuaian produkt asuransi atas perubahan politik, ekonomi, dan perilaku masyarakat. Kini kebutuhan masyarakat atas kesehatan menjadi penting. Masyarakat telah melakukan tindakan proteksi melalui kepemilikan asuransi. “Terakhir adalah proses dalam menjalankan bisnis saat ini. Masuk ke digitalisasi dan otomasi adalah tren saat ini. Hal-hal inilah yang diperlukan dalam menghadapi era disruptif dan ketidakpastian,” ungkapnya.

Salah satu tindakan responsif dilakukan Generali dengan menciptakan pasar asuransi syariah. Syariah memiliki potensi pasar yang dapat tumbuh besar di Indonesia. “Ada satu hal yang tidak dapat dilakukan oleh produk konvensional dan hanya bisa dilakukan oleh syariah, yaitu wakaf. Ini memiliki segmen yang sangat luar biasa tahun depan,” ujarnya. Selain itu, digitalisasi akan dikembangkan dengan membekali 300 agen dengan personal website sendiri. Generali akan terus memperkuat proses automasi di 2018.

Peran sumber daya manusia turun menjadi perhatian Generali. Caranya, mengubah pola pikir untuk lebih cepat dalam perubahan, agile dan fleksibel menjadi perhatian utama. Training untuk internal staf, basic training skill, engagement karyawan, kemampuan selling akan ditingkatkan. Ekspansi pembukaan kantor dan penambahan keagenan akan semakin diperbanyak.

Edy mengungkapkan, Generali ingin semakin berkembang di Indonesia. Upaya yang ditempuhnya adalah mempersiapkan strategi baru lewat asuransi syariah dan memperbanyak keagenan yang merupakan bisnis ini perusahaan. Investasi teknologi juga ingin diwujudkan Generali di tahun depan. Sebab, peran digital akan menjadi tools untuk mempermudah kerja karyawannya.

Reportase: Anastasia Anggoro Suksmonowati

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved