Marketing Trends

Gerak Electronic City sebagai Ritel Elektronik Modern

Gerak Electronic City sebagai Ritel Elektronik Modern

Telah 16 tahun memosisikan diri sebagai ritel elektronik di Indonesia, Electronic City ingin menyediakan tempat lengkap yang menjual berbagai macam kebutuhan elektronik untuk semua kalangan. Electronic City berusaha untuk sedikit mengubah gaya belanja masyarakat Indonesia menjadi lebih modern dengan menghadirkan store bernuansa mal yang menjual berbagai merek peralatan rumah tangga lengkap. Konsep one stop service untuk kebutuhan elektronik diwujudkan Electronic City bagi masyarakat Indonesia.

Electronic City

Menurut Direktur Pemasaran PT Electronic City Indonesia Tbk., Wiradi, pasar penjualan elektronik di Indonesia masih sangat besar. Electronic City masuk ke pasar dengan memberikan fasilitas untuk konsumen lewat keunikan yang ada. “Kenyamanan berbelanja beragam macam pilihan produk, harga yang kompetitif, dan open price menjadi beberapa kelebihan yang ditawarkan Electronic City,” ungkapnya. Di Indonesia, penjualan barang elektronik tradisional masih sangat besar dan Electronic City ingin mengambil pasar tersebut melalui konsep modern.

Electronic City menjadi ritel elektronik pertama yang melakukan IPO. Inovasi senantiasa dikembangkan dengan pembangunan gudang dan store sebagai pusat distribusi di kota-kota besar guna menjawab kebutuhan konsumen. Melalui pusat distribusi, konsumen akan semakin cepat mendapatkan barang yang mereka inginkan. Barang ready stock menjadi strategi Electronic City menghindari transaksi inden serta memenuhi ekspektasi dan loyalitas konsumen. Tuntutan dunia digital dijawab oleh Electronic City dengan menjalankan platform online sejak 2012 untuk mendukung pasar offline. “Kami masih fokus pada core binis yang telah ditetapkan dari awal, yaitu offline. Namun, online store melalui platform juga kami sediakan yang juga menawarkan berbagai macam promo. Online Electronic City juga menjadi bagian dari offline kami,” ujar Wiradi.

Masukan sangatlah berarti bagi perkembangan Electronic City ke depannya. Demi meningkatkan kehebatan mereknya, evaluasi senantiasa dilakukan dengan mendengar umpan balik dari pelanggan, partner, dan periset untuk mendapatkan solusi. “Keluhan mengenai lamanya pengiriman kami selesaikan dengan menyiapkan pengiriman dalam waktu enam jam melalui armada sendiri. Selain itu, kami juga menyiapkan pelayanan untuk customer mengenai jadwal servis. Pihak Electronic City akan mengingatkan kapan harus melakukan servis,” ungkapnya.

Pertumbuhan penjualan Electronic City selama dua hingga tiga tahun terakhir mengalami penurunan karena kondisi ekonomi yang menyebabkan daya beli konsumen menurun. Penurunan ini diantisipasi Electronic City dengan memasang target pertumbuhannya minimal harus sama dengan pertumbuhan ekonomi pemerintah. “Pendapatan di tahun 2016 mencapai Rp 1,6 triliun, secara sales terjadi peningkatan. Namun, data Gabungan Industri Elektronik (Gabel) mengklaim pertumbuhan pasar ritel sendiri tidak sampai 5%. Aset kami tahun 2016 mencapai Rp 1,881 miliar, turun 0,88% dari tahun 2015 yang sebesar Rp 1,898 miliar,” Wiradi memaparkan.

Kini , Electronic City telah tersebar di seluruh Indonesia dengan 48 store (offline) serta 10 gudang yang berada di Jawa, Bali, Sumatera, dan Kalimantan. Saat ini dilakukan pembangunan satu gudang kembali di daerah Citereup, Bogor. Pangsa pasar untuk ritel elektronik modern, Electronic City masih cukup besar dengan penjualan terbaiknya adalah TV dan peralatan rumahtangga seperti AC dan telepon seluler. “Kami berencana senantiasa melakukan peremajaan setiap tahunnya di beberapa toko Electronic City. Ke depannya, jika kondisi dan kesempatan membaik, akan ada ekspansi toko-toko baru,” kata Wiradi.

Reportase: Anastasia Anggoro Sukmonowati


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved