Trends

Global Blended Finance Alliance, Jembatani Kesenjangan Pembiayaan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

Global Blended Finance Alliance, Jembatani Kesenjangan Pembiayaan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
Peluncuran Global Blended Finance Alliance (GBF) di Bali, 14 November 2022

Pemerintah Indonesia meluncurkan Global Blended Finance Alliance (GBF) dengan para mitra, termasuk Blended Finance Taskfore, B Team, GFANZ, UN SDSN, Rockefeller Foundation dan Yayasan Upaya Indonesia Damai, pada acara Tri Hita Karana (THK) Forum, Senin (14/11). Forum ini salah satu acara unggulan G20 yang menghadirkan pemimpin bisnis, keuangan, pemerintah, filantropi dan akademisi yang mengkatalisasi proyek USD 30 miliar untuk membahas inisiatif pembiayaan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB).

Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Republik Indonesia, Luhut B. Pandjaitan menyatakan, GBF akan berpusat di Bali dan mengajak semua pihak untuk bermitra membangun kapasitas antar negara, sektor swasta, dan filantropi untuk melakukan pembiayaan campuran yang lebih baik. “Kita tidak punya waktu banyak jika ingin mengumpulkan investasi triliunan setiap tahun untuk bumi. Kita perlu melakukan sesuatu untuk generasi berikutnya, termasuk untuk anak cucu kita.”

GBF yang diinkubasi oleh THK Forum ini menurut Tantowi Yahya, Executive Lead THK Forum 2022 dan Duta Besar Keliling untuk Kawasan Pasifik, sangat penting untuk membuka pendanaan untuk iklim, lingkungan, dan manusia, memperluas dan mereplikasi solusi pembiayaan campuran, membakukan proses transaksi dan berbagi data untuk mengurangi biaya transaksi.

GBF akan bekerjasama dengan para anggota dan mitranya untuk menentukan target dampak dan strategi yang akan diumumkan saat pertemuan Bank Dunia/IMF pada 2023. “Kita sedang menghadapi krisis yang membutuhkan pendanaan dalam jumlah besar. Dana itu tersedia. Satu hal yang dibutuhkan untuk mendapatkannya adalah melalui pembiayaan campuran. Untuk itu, THK menjadi forum terpenting untuk aksi iklim dalam 30 tahun terakhir,” ujar Wakil Presiden SUN Group, Uday Khemka.

Deputi Bidang Ekonomi Bappenas, Amalia Adininggar Widyansanti mengatakan bahwa GBF juga diperkenalkan dalam G20 Development Working Group sebagai sebuah inisiatif dari Pemerintah Indonesia sebagai salah satu cara untuk mendukung tujuan-tujuan kebijakan yang berbasis Prinsip G20. Selanjutnya, GBF diposisikan untuk membantu meningkatkan pembiayaan campuran di negara berkembang, termasuk negara yang masih kurang berkembang, dan negara-negara kepulauan kecil yang sedang berkembang.

Paul Polman, pemimpin bisnis dan THK Forum Steering Committee menyampaikan,”Kita bergerak, namun masih lambat. Seiring dengan KTT G20, idealnya kita mengakselerasi aksi dan pendanaan iklim sebagai inti dari pertemuan tersebut karena aksi dan pendanaan iklim adalah cerita pertumbuhan ekonomi di era ini dan beberapa dekade berikutnya. Inilah mengapa GBF sangat penting untuk memastikan terbangunnya kapasitas dan pertukaran informasi untuk mengurangi biaya transaksi dari pembiayaan TPB sehingga akhirnya kita bisa bergerak lebih cepat,“ ujar Paul.

Direktur Hubungan Global OECD, Andreas Schaal mengucapkan selamat kepada Indonesia dan THK yang mempromosikan pembiayaan campuran untuk semakin dipahami dan diadopsi oleh negara-negara berkembang. “Kami percaya pentingnya mengubah ambisi bersama menjadi aksi bersama untuk meningkatkan pendanaan dari miliaran menjadi triliunan,” Andreas menegaskan.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved