Technology Trends zkumparan

Gojek Xcelerate Latih Startup Gunakan Machine Learning

Gojek telah mengembangkan bisnisnya menggunakan machine learning. Machine learning adalah pemanfaatan algoritma yang digunakan oleh sistem komputer untuk melakukan tugas secara otomatis.

Mengingat betapa pentingnya teknologi ini pada era digital, Gojek berbagi ilmu dan keahliannya dalam machine learning kepada 25 startup lokal dan internasional yang terpilih ikut program akselerator startup Gojek Xcelerate.

Dalam sesi diskusi yang digelar Senin, (14/10/2019), Co-founder Gojek, Kevin Aluwi, mengatakan, machine learning membantu Gojek mempelajari banyak hal, mulai dari pola perilaku pelanggan dan mitra hingga kondisi lalu lintas yang menjadi insight baru bagi kami untuk menemukan berbagai pendekatan baru, bahkan rute baru, untuk meningkatkan pengalaman pelanggan.

Data dari jutaan pesanan yang kami proses setiap hari dalam platform Gojek kembali diolah untuk menjawab kebutuhan pengguna. Karena platform ini menyentuh sangat banyak ranah di kehidupan sehari-hari, Gojek mendapatkan insight luar biasa yang menjadi kesempatan untuk turut membangun industri dan meningkatkan kualitas para pelaku industri itu sendiri.

Dalam proses mempertemukan mitra driver dan merchant dengan pelanggan, Gojek mengembangkan teknologi pintar berbasis machine learning yang memastikan keseimbangan antara jumlah mitra driver dengan ramainya tingkat permintaan di suatu wilayah. Sistem ini menguntungkan seluruh pihak, baik pelanggan yang mendapatkan penjemputan dengan lebih cepat, dan mitra driver yang dapat mengoptimalkan waktu bekerja, karena teknologi ini menginformasikan wilayah ramai yang berpotensi memberikan banyak order.

Sistem machine learning di Gojek juga diterapkan pada proses penetapan label menu GoFood yang awalnya dilakukan secara manual dengan memisahkan kategori hanya berdasarkan jenis makanan. Sekarang, sistem secara otomatis akan menyaring menu kuliner berdasarkan kategori lainnya, seperti nominal harga tertentu sampai pengelompokkan rasa manis atau asin.

Sistem ini secara signifikan berpengaruh terhadap efisiensi waktu pelanggan dalam menemukan kuliner yang diinginkan, karena secara otomatis akan menampilkan menu yang dipersonalisasi sesuai preferensi dan kebiasaan setiap pelanggan.

Hal ini juga berdampak positif pada mitra merchant GoFood, karena promosi atas menu baru di restorannya akan lebih tepat sasaran. Berkat teknologi, omzet merchant GoFood meningkat rata-rata 3,5 kali lipat sejak mereka bergabung dengan Gojek.

Kevin melanjutkan, ada dua kunci penting yang menentukan kekuatan model machine learning, yaitu jumlah data yang tersedia untuk dianalisis dan algoritma perhitungan untuk melakukan analisis. Semakin banyak volume data yang masuk melalui platform Gojek memungkinkan untuk menganalisis data yang lebih besar dan lebih kompleks sehingga bisa menghasilkan insight yang lebih akurat.

Selanjutnya, algoritma perhitungan akan semakin terlatih dengan meningkatnya volume dan kompleksitas data yang masuk. Melihat potensi besar ini pula Gojek banyak mengalokasikan investasi untuk mengembangkan talenta yang paham machine learning untuk menciptakan lebih banyak solusi lewat teknologi.

Tanpa mengadopsi model machine learning, Gojek akan membutuhkan tambahan setidaknya 10 tahun untuk bisa mencapai prestasinya saat ini. Keberhasilan Gojek mengembangkan model machine learning menjadikannya pionir di industri layanan on-demand berbasis aplikasi yang berhasil memobilisasi orang, barang, dan uang melalui ekosistem teknologi yang terintegrasi.

Sebagai karya anak bangsa yang tumbuh besar di Indonesia, Gojek ingin merangkul startup lainnya untuk bersama-sama membangun bangsa melalui program Gojek Xcelerate, sebuah program akselerator yang mengembangkan startup merah putih sehingga mampu bertumbuh secara pesat dan menciptakan dampak sosial positif yang lebih luas.

Berkolaborasi dengan Digitaraya, Gojek bekerja sama dengan berbagai pemain industri kelas dunia seperti Google Developers Launchpad, McKinsey & Co., dan UBS,, dimana Gojek berbagi pengalamannya menerapkan Machine Learning dalam meningkatkan pertumbuhan bisnis kepada lima startup yang terpilih ikut batch pertama Gojek Xcelerate yaitu Crewdible (startup logistik), Izy.ai (stratup industri perhotelan), Peto (startup perawatan hewan peliharaan), Qlue (aplikasi smart city), dan Travelio (startup booking akomodasi).

Managing Director Digitaraya, Nicole Yap pada kesempatan yang sama mengatakan, antusias menyaksikan kali pertama Demo Day program akselerator Gojek Xcelerate dari rangkaian 5 batch yang berlangsung sampai Maret 2020 nanti. Di dalam kolaborasi dengan Gojek Xcelerate ini, baik Gojek maupun Google Developers Launchpad juga pertama kali memberikan pembekalan untuk startup Indonesia yang berfokus pada Machine Learning.

“Melalui Gojek Xcelerate bersama Digitaraya kami membuka kesempatan kepada para startup untuk bisa bertemu dengan mentor unggulan Gojek, praktisi kelas dunia lainnya, dan calon investor serta sumber pendanaan lain untuk mengembangkan bisnis mereka kedepannya. Ini merupakan salah satu upaya kami memberikan dampak sosial yang lebih luas bagi masyarakat melalui perkembangan industri startup dan teknologi di Indonesia,” lanjut Kevin.

Setelah mendapatkan kesempatan belajar langsung dari VP Data Science Gojek, Syafri Bahar, dan para Senior Data Scientist Gojek mengenai pemanfaatan machine learning untuk efisiensi bisnis, para startup berkesempatan untuk menampilkan profil dan pencapaian bisnisnya pada sesi Demo Day Gojek Xcelerate hari ini.

Para startup juga berkesempatan untuk bertemu langsung dengan berbagai VC (Venture Capital), investor, serta pihak Gojek yang membuka kesempatan kepada startup untuk bergabung ke dalam ekosistem Gojek. Harapannya, semakin banyak lagi startup karya anak bangsa yang bisa menembus panggung dunia dengan inovasi machine learning yang mampu menawarkan solusi atas berbagai permasalahan masyarakat.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved