Management Trends zkumparan

Goro Kepakkan Sayap Bisnis Buka 120 Toko Tahun 2020

Direktur Utama PT Berkarya Makmur Sejahtera, Milasari Kusumo Anggraini (pegang ponsel)

Di tengah lesunya industri ritel yang dikeluhkan banyak pelaku usaha, tak berlaku bagi jaringan minimarket Goro yang dikelola oleh PT Berkarya Makmur Sejahtera (BMS). Bahkan, tahun 2020, Goro siap mengepakkan sayap bisnisnya dengan membuka 120 outlet baru. Lokasinya dititikberatkan di luar Pulau Jawa. Sebut saja kota-kota di Sumatera, Bali, Kalimantan dan Sulawesi.

Di tiap wilayah Sumatera, Bali, Kalimantan dan Sulawesi ada gerai distributor dan toko-toko kecilnya. Nantinya, gerai besar menjadi pusat distribusi atau grosir bagi jaringan toko-toko kecil Goro dalam bentuk kemitraan atau warung. Hal ini sesuai dengan pilot project yang ada di Cibubur di mana Grosir Goro Cibubur jadi penyuplai barang di gerai-gerai sekitar Gunung Puteri, Jatibening, Condet, Jatiasih yang small format.

Direktur Utama PT Berkarya Makmur Sejahtera, Milasari Kusumo Anggraini, menjelaskan, ada tiga tipe toko yang dikelola: pertama distribusi (super grosir), kemitraan (sociopreneur) dan warung. Kemitraan ini lebih banyak berhubungan dengan komunitas. Contohnya Goro bekerja sama dengan komunitas ekonomi berbasis masjid.

Untuk jaringan toko Goro 212 adalah hasil kolaborasi Goro dan 212 Mart yang dikembangkan oleh komunitas Alumni 212. “Banyak permintaan masyarakat, agar kami di Goro ini memasok produk-produk ke jaringan toko atau warung mereka dan 212 Mart, karena beberapa toko kehilangan induknya. Kami memperbaharui sistemnya sesuai dengan yang dimiliki Goro saat ini,” ungkap Milasari.

Berapa nilai investasi pembukaan 120 toko baru small format Goro? “Kalau satu toko kecil sekitar Rp650-700 juta dengan luas sekitar 100 meterpersegi,” papar Milasari. Sementara itu, investasi gerai grosir tentu menyedot dana ratusan miliar.

Menurutnya, target bisnis yang disasar Goro adalah business to busines (B2B). Untuk itu, strategi marketing yang dilakukan adalah lebih banyak berkumpul dengan komunitas masyarakat. “Bagi kami, menjamurnya bisnis ritel atau minimarket bukanlah saingan. Kami justru harus bersinergi untuk membantu umat atau masyarakat,” ungkap Milasari di Toko Goro 211 Jatibening, Bekasi (17/12/2019).

“Pak Tommy Soeharto selaku pendiri dan pemilik PT Berkarya Makmur Sejahtera sangat mendung dan memerhatikan ekonomi yang tidak hanya mencari keuntungan bisnis, tapi juga memberikan dampak langsung kepada masyarakat. Tujuan awal kami memang ekonomi kerakyatan. Jadi kami membentuk social entrepreneur,” Milasari menguraikan alasannya.

Kendati belum genap setahun, Milasari mengaku kinerja Goro jempolan. Dia mengklaim, sejak minimarket Goro buka tahun 2018 sampai sekarang, pertumbuhan bisnisnya mencapai 123%, keanggotaan naik 83%, dan ritel Goro kemitraan sudah memiliki sekitar 25 outlet. “Nah, untuk tahun depan, kami harapakn buka 120 gerai baru dari kemitraan, 3 toko besar (grosir), dan 550 warung,” jelas dia.

Selain memperluas jaringan toko, Milasari mengungkapkan bahwa Goro juga tengah memperbaiki sistem teknologinya dengan menghadirkan aplikas belanja Goro. Jadi, konsumen tidak perlu mengantre di kasir untuk membayar barang yang akan dibeli. Semua barang belanjaan konsumen akan di-scan dan melakukan pembayaran melalui wallet. “Kasir Goro tinggal scan dan untuk melakukan pembayaran langsung klik. Cara ini lebih praktis dan pelanggan bisa melakukan pembelian melalui aplikasi di era digital sekarang,” kata Milasari. Juga, mendukung program pemerintah untuk menciptakan cashless society tanpa uang tunai.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved