Technology Trends

HDIT Fokus Meningkatkan Platform P2P Lending Doeku

HDIT Fokus Meningkatkan Platform P2P Lending Doeku

PT Doeku Peduli Indonesia, platform peer to peer lending (P2P Lending) di Indonesia yang berizin penuh (fully licensed) resmi Otoritas Jasa Keuangan dan dimiliki 99% sahamnya oleh PT Hensel Davest Indonesia Tbk (HDIT), dilirik oleh beberapa institusi financial technology (fintech) baik lokal maupun international untuk melakukan kolaborasi bisnis.

Direktur PT Doeku Peduli Indonesia Hendra Dwisejoputro mengatakan, perseroan jika melakukan merger harus memilih mitra yang memiliki jaringan internasional dan pengalaman Advance Technology. Sehingga kedua perusahaan akan menghasilkan sinergi dengan kelebihan kekuatan masing-masing dan ke depannya menambah laba, value perusahaan dan daya saing perusahaan.

Sudah beberapa grup perusahaan yang intens melakukan komunikasi. Di antaranya, salah satu perusahaan finansial terbesar di Singapura. Kemudian, ada juga institusi finansial yang sahamnya sudah tercatat di papan bursa saham Nasdaq dan salah satu perusahaan Fast Moving Consumer Goods lokal terbesar.

“Saat ini kami masih mempertimbangkan beberapa aspek untuk memilih kolaborasi yang terbaik, dalam arti yang dapat memberikan kontribusi maksimal terhadap pengembangan bisnis dan peningkatan value dari perusahaan kami, baik secara fundamental maupun jaringan bisnis yang kemungkinan bisa didapatkan Doeku, sebagai hasil apabila terjadi merger nantinya,” ujar Hendra.

Dengan perkembangan teknologi yang semakin maju, Doeku juga berharap bisa mendapatkan partner yang memiliki visi yang sama. Hendra berharap di masa yang akan datang, pihaknya ingin sekali mengembangkan Blockchain Technology.

Blockchain Technology bisa memberikan solusi dengan mendukung skema pinjaman peer to peer atau P2P Lending. Dalam mekanisme pinjaman ini, individu atau perusahaan dapat langsung meminjamkan uang kepada orang lain dan mendapatkan keuntungan dari bunga pinjaman.

Hambatan berupa persyaratan yang rumit antara kedua belah pihak (peminjam dan pemberi pinjaman) dapat dikurangi, kemudian suku bunga bisa dikurangi sebisa mungkin karena proses yang lebih efisien.

Beberapa hal yang menarik dari teknologi blockchain yaitu dengan general ledger, yaitu kemampuan untuk mencatat detail transaksi. Blockchain mampu menyimpan kerahasiaan data dengan kemampuan menyembunyikan identitas peminjam maupun pemberi pinjaman. Blockchain juga memiliki tingkat keamanan yang tinggi sehingga transaksi tidak dapat diubah oleh siapapun tanpa melalui persetujuan (konsensus).

“Dengan teknologi blockchain, peminjam bisa mudah meminjam tanpa proses yang berbelit-belit. Dari sisi pemberi pinjaman, mendapatkan jaminan pembayaran tepat waktu sehingga tidak was was dalam melakukan investasi di sektor peminjaman online,” jelas Hendra.

Saat ini Doeku mencatat peningkatan pesat dalam disbursement penyaluran pinjaman dana modal kerja kepada UMKM yaitu sekitar Rp63,52 miliar tahun buku Desember 2021 atau naik 13,2% dibandingkan dengan penyaluran pinjaman tahun 2020 yaitu sekitar Rp4,83 miliar.

Sedangkan catatan Kuartal II Juni-2022, disbursement modal kerja sudah mencapai sekitar Rp37,07 miliar atau naik 58,3% yoy. Untuk laba kotor tahun buku 2021, Doeku mencatatkan peningkatan 25,8% yaitu Rp7,84 miliar dibandingkan dengan laba kotor tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp303,54 miliar. Sedangkan untuk Kuartal II -Juni 2022, laba kotor sekitar Rp5,02 miliar.

Bisnis plan perseroan saat ini menitikberatkan pada pengembangan bisnis untuk lender publik serta pengembangan disbursement dalam jaringan FMCG dengan skema invoice financing bagi merchant dengan total Rp2 miliar. Sedangkan bisnis plan jangka pendek, manajemen Doeku berharap, perseroan dapat melakukan Initial public offering di tahun mendatang.

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved