Management Trends zkumparan

HIPMI BPC Jakbar Dorong Penerapan Triple Bottom Line Sejak Dini

Basuki Surodjo Ketua HIPMI BPC Jakbar (kanan), David Christian Ketua Penyelenggara acara ini yang juga Ketua Bidang SDA, Energi, Mineral dan Lingkungan Hidup HIPMI BPC Jakbar (kedua dari kanan) dan Jalal (Thamrin School of Climate Change & Sustainability (paling kiri)

Bisnis yang berkelanjutan (sustainable business) menjadi harapan setiap pelaku bisnis dalam membangun usahanya. Konsep triple bottom line atau 3P (people, planet and profit) menjadi keharusan diterapkan untuk mewujudkan sustainable business.

Tripple bottom line merupakan praktik pengukuran kinerja perusahaan secara holistik, bukan sekadar menghitung perolehan keuntungan, tapi bagaimana perusahaan tersebut memberikan dampak positif pada sosial dan lingkungannya.

Tema bahasan ini diuraikan dalam sharing session yang diberikan sehari pengurus HIMPI Jakarta Barat di Honey Beans Cafe & Roastery Jakarta dengan tema “Building Better Business”. Dalam diskusi tersebut Prof Emil Salim dan Isnawa Adji hadir menyampaikan isu lingkungan hidup, solusi dan langkah kongkrit yang ada (dari smart waste management sampai plastik dan gelas yang bisa dimakan dari rumput laut) serta kolaborasi yang bisa dilakukan antara pengusaha, organisasi dan pemerintah untuk membangun bisnis yang berkelanjutan bagi bumi.

Dalam kesempatan tersebut (07/04/2018) Jalal dari Thamrin School of Climate Change and Sustainability memberikan paparannya tentang Why We Must Build Better Business?. Kemudian Maureen pendiri Navakara, Ir. Iwan Budisusanto, Manajer Smart Waste Management, dan Rinda Nicola, Pendiri Project Semesta menyampaikan tentang The First Step of Building Better Business. Dan sesi ketiga Prof. Emil Salim menyampaikan Making Indonesia Great by Building Better Business, bersama Isnawa Adji Kepala dinas lingkungan hidup dan kebersihan dan Felicita Direktur ADUPI.

“Pertumbuhan ekonomi, teknologi dan pengentasan kemiskinan berdampak pada rusaknya lingkungan, hilangnya keanekaragaman hayati, konflik antar bangsa dan kesenjangan sosial-ekonomi,” kata David Christian Ketua Penyenggara acara ini yang juga Ketua Bidang SDA, Energi, Mineral dan Lingkungan Hidup HIPMI BPC Jakbar.

Untuk itulah penting membangun awareness pada pelaku bisnis pentingnya memperhatikan kelangsungan bisnis,namun juga memperhatikan masyarakat sekitar dan lingkungan. “Tanggung jawab sosial bukan donasi tapi memberikan dampak positif pada masyarakat. Perusahaan yang sustain, perusahaan yang menerapkan social responsibilities,” terang Jalal.

Lebih jauh Jalal yang juga memamparkan bahwa sebagai pelaku bisnis muda, sejak awal berbisnis harus bisa menangkap masalah sosial dan ekonomi masyarakat menjadi peluang bisnis yang bukan saja menguntungkan perusahaan tapi juga masyarakat dan lingkugan lebih luas. “Acara ini luar biasa, bisnis sebelumnya hanya memikirkan keuntungan saja, tapi dengan acara ini kami dibukakan mata, sejak awal berbisnis harus memperhatikan 3P, agar bisa menjadi bekal ketika bisnis kita besar nanti, pemahaman ini sudah kami miliki,” jelas Basuki Surodjo, Keuta umum HIMPI BPC Jakbar.

David menambahkan, kini makin banyak perusahaan besar menerapkan konsep triple bottom line, mau tidak mau harus dipahami juga oleh para anggota HIMPI pentingnya konsep ini sejak awal bisnsi. “Sistem perusahaan yang sedang tumbuh, menyesuaikan konsep ini, jadi sebelum terlambat merusak merusak lebih besar kami sampaikan pengetahuannya sekarang, agar mulai memahami pentingnya tripple bottom line,” terangnya.

Sebagai langkah awal, sosialisasi dulu, menjadi langkah pembelajaran. Kemudian pihaknya akan mengadakan proyek contoh, misalnya penerapan waste management anggota HIPMI Jakbar, dengan menggandeng asosiasi daur ulang plastik, komunitas, dan dinas lingkungan hidup. “Kami ingin muncul kesadaran dari para anggota, terutama HIPMI Jakbar tentang hal ini yang kemudian mereka terapkan dalam praktik berbisnis,” ujar Basuki.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved