Trends Economic Issues

HUT RI ke-76, Momentum Ekonomi Digital Indonesia Jadi Lebih Maju

Situasi pandemi mempercepat dinamika perubahan di sektor bisnis. Hari Kemerdekaan RI ke-76 tahun ini mestinya jadi batu loncatan untuk membangun peta jalan dan ekosistem ekonomi digital Indonesia yang potensinya masih terbuka luas. Dan Kadin Indonesia dengan jajaran ahli-ahli di bidang digital berkomitmen untuk membantu pemerintah mewujudkannya.

Ini karena sektor digital merupakan salah satu sektor yang menjadi mesin pendorong pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) di kawasan regional. Menurut data riset, ekonomi digital kontribusinya hingga US$ 1 triliun setiap tahunnya.

“Potensi nilai ekonomi digital Indonesia pada 2030 diperkirakan mencapai Rp 4.531 triliun atau naik delapan kali lipat dari 2020 yang saat ini berada di angka Rp 603 triliun. Ini berdasar roadmap perdagangan digital di Indonesia yang disiapkan pemerintah,” ujar Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Arsjad Rasjid dalam keterangan resminya (17/08/2021).

Arsjad melanjutkan potensi ekonomi digital Indonesia masih sangat potensial untuk dikembangkan. Pandemi, lanjut Arsjad, mengubah perilaku konsumen yang tidak mementingkan lagi tatap muka, tapi mengakses, membeli dan membayar barang dengan menggunakan beragam infrastruktur digital.

“Saat ini, untuk bisnis yang tumbuh karena digital itu e-commerce, pembayaran digital, blockchain, komputasi awan, 5G, printing 3D dan masih banyak lagi. Bisnis e-commerce itu tumbuh drastis, dari Rp 302 triliun di 2019, lalu tumbuh menjadi Rp 1.178 triliun di 2025, hingga menuju Rp 1.900 triliun pada 2030,” kata Arsjad.

Mengutip data East Ventures Digital Competitiveness Index (EVDCI) bahwa daya saing digital Indonesia bernilai 27,9. “Jika dengan skala 0-100, angka ini memperlihatkan daya saing digital Indonesia masih terbilang rendah. Arsjad menilai hal ini sangat disayangkan, mengingat dengan jumlah penduduk yang sangat besar Indonesia masih memiliki potensi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi digital,” ujar Arsjad.

Untuk itulah Kadin Indonesia akan mengambil peran strategis menjadi katalisator bagi pertumbuhan ekonomi. “Salah satunya, selain mendorong perusahaan besar juga membantu dan memperkuat UMKM dengan memanfaatkan teknologi informasi untuk melakukan digitalisasi. Bukan hanya bisnis konvensional, tapi juga ekonomi syariah, ” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa Kadin Indonesia mengambil momentum hari kemerdekaan untuk melakukan penguatan innovation hub sebagai wadah berbagi ilmu, pengalaman dan melakukan program mentoring kepada UMKM dan pengusaha muda, terutama pengusaha daerah.

“Hal tersulit untuk menerapkan transformasi teknologi digital bukanlah terbatasnya human capital atau sulitnya memahami sistem, melainkan change management. Saat ini Kadin Indonesia berupaya membangun ekosistem digital dengan mengajak pengusaha atau expert bidang teknologi digital menjadi pengurus dan memajukan ekonomi nasional,” ujarnya.

Arsjad optimistis langkah pelibatan expert usaha digital di Kadin Indonesia bisa mengakselerasi ekosistem usaha yang berbasiskan data dan ekonomi digital. Kadin Indonesia berkomitmen untuk terus mendorong para pelaku usaha dalam berbagai skala usaha untuk membuka diri terhadap perubahan, khususnya terkait teknologi digital.

“Di era 4.0 saat ini, kunci kemerdekaan ekonomi adalah kedaulatan digital. Kadin Indonesia bisa memainkan peranan dalam mengakselerasi transformasi society 5.0, demi mendukung percepatan industri digital 4.0. Selain itu, teknologi dimanfaatkan tidak hanya untuk kepentingan ekonomi, tapi juga memecahkan masalah-masalah sosial yang ada demi mewujudkan mimpi kemerdekaan ekonomi dan Indonesia Emas,” jelasnya.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved