Management Trends

IBX 2016 Satukan Visi dan Misi Pelaku Industri Pertelevisian Indonesia

IBX 2016 Satukan Visi dan Misi Pelaku Industri Pertelevisian Indonesia
ibx2016

Didampingi Puan Maharani, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Wakil Presiden Jusuf Kalla membuka Indonesia Broadcasting Expo (2016) pada hari Jumat (21/10) di Balai Kartini. Acara yang menggabungkan pameran dan mega talkshow ini yang ketiga kali diadakan oleh Asosiasi Televisi Swasta Indonesia (ATVSI) sejak 2013. Sempat vakum pada 2015, akhirnya tahun ini bisa diselenggarakan lagi.

Dalam pembukaannya, Wapres mengingatkan agar televisi memiliki tanggung jawab nasional. “Bukan mengadu domba dan saling memojokan satu dengan lainnya,” tutur pria yang akrab disapa JK ini. Ia menambahkan, konten yang bermanfaat merupakan salah satu syarat perpanjangan izin penyiaran. Maka itu, di tengah teknologi yang makin pesat, industri televisi diharapkan dapat mengambil peran menyampaikan konten yang bermanfaat dan dibutuhkan bagi masyarakat, bukan saja hiburan tapi juga pendidikan dan informasi. “Tentu saja informasi yang baik, dan yang sangat penting Anda, stasiun televisi menggunakan frekuensi nasional, ini milik rakyat,” ia menegaskan.

Selain Puan, dalam pembukaan acara ini juga hadir Menkoekuin Darmin Nasution, Menteri PPN/Kepala Bapennas Bambang Brodjonegoro, dan Menkominfo Rudiantara. Dalam sambutannya sebelum JK hadir, Bambang menyampaikan peran penting industri televisi mendorong pengembangan smart city.

Disampaikan Bambang, smart city yang dimaksud meliputi smart living, smart people, smart enviroment, smart infrastructure, smart governance, dan smart economy. Smart living berarti harus menjamin masyarakat pada kemudahan akses pendidikan dan kesehatan. Smart governance berarti bahwa pemerintah pusat hingga ke daerah sudah terbuka dengan masyarakat pada kebijakan dan pencapaian pembangunan.

Karena itu, Bambang menambahkan, yang didorong bukan digital city tetapi smart city, mengingat saat ini coverage data services di Indonesia belum merata. “Jangankan 4G, yang 3G saja belum di seluruh wilayah. Ada ketidakadilan di sana, jika programnya digital city, “ tuturnya. Pengembangan smart city dimulai tahun ini, dan tahun 2025 kita sudah beres soal indikator kota layak huni, aman dan nyaman.

Lalu 10 tahun kemudian (2035) indikator kota hijau dan ketahanan iklim bencana di semua kota tercapai, dan pada 2045 smart city kota berkelanjutan mencapai 100 persen. Salah satu kebijakan yang diterapkan adalah green building, untuk gedung kantor atau rumah senilai Rp 3 miliar ke atas harusnya tidak lagi menggunakan listrik PLN, tapi mandiri dengan solar cell. Pemerintah menargetkan pada 2019 ada 5 kota kawasan metropolitan baru di luar Jawa-Bali.

Di sisi lain, pada sambutannya Darmin Nasution, menyampaikan Pemerintah mendorong pembangunan infrastruktur secepat mungkin dan menyederhanakan kebijakan sejauh mungkin. “Persoalan perijinan, bukan soal ketidaktahuan dan ketidakpahaman tapi soal kecerdasan deregulasi dan debirokratisasi, pembenahan ini akan masuk periode kedua, karena persoalan tetap muncul di area berbeda,” ujarnya.

Masalah SDM kita menjadi area yang dinilai Darmin masih tertinggal dibanding negara-negara lain, maka itu pada 2017 fokus Pemerintah akan fokus mengembangkan pendidikan operasional secara besar-besaran, bukan kelembagaan tapi kurikulum dan pengajarannya diubah.

Darmin juga menyinggung tentang pesatnya pengembangan broadband di Indonesia yang menjadi perhatian besar pemerintah saat ini. Disebutnya, ditengah pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini yang sudah menapai 5 persen lebih, pertumbuhan IT dan telko mencapai 1,5-2 kali aktifitas ekonomi nasional kita. “Pertumbuhan yang tinggi itu kita jangan menjadi pemakai saja, tapi harus mendorong lahirnya inkubasi bisnis dan bisnis pemula di bidang ini,”ujar Darmin.

Tahun ini penyelengaraan IBX bekerja sama dengan KPI Pusat, TVRI, RRI, Asosiasi Televisi Jaringan Indoensia (ATVJI), Asosiasi Televisi Lokal Indonesia (ATVLI), Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indoensia (PRSSNI) serta komunitas penyiaran lainnya. Acara yang diadakan 3 hari (21-23 Oktober) ini bertema “Integrating and Connecting antara Sesama Media Elektronik” digagas ATVSI yang beranggotakan 10 Televisi Swasta Indonesia (SCTV, RCTI, Indosiar, MNC TV, ANTV, Metro TV, Trans TV, Trans 7, TV One, dan Global TV).

Ishadi SK, Ketua ATVSI, mengatakan, dengan dilaksanakannya IBX ini, pihaknya berharap seluruh media elektronik di Indonesia, baik TV maupun radio, dapat mempunyai satu visi dan misi dalam memberikan hiburan dan informasi berkualiatas bagi seluruh masyarakat. Suryopartomo, Ketua Panitia IBX 2016, menambahkan.

Selama 3 hari acara yang terbuka untuk umum secara gratis ini masyarakat dapat menyaksikan perkembangan kreatifitas yang terjadi di industri televisi. “Kami ingin lebih dekat dengan pemirsa sekaligus mendapatkan masukan dair pemirsa tentang apa yang perlu dilakukan industri televisi. Seluruh anggota ATVSI berkomitmen menjadikan alat mencerdaskan bangsa dan mempererat kesatuan Indonesia,” ujar Suryopratomo.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved