Trends

IDX Siapkan Papan Akselerasi untuk UMKM di Lantai Bursa

ilustrasi pasar saham (foto: centralfutures.com)

Masifnya perkembangan teknologi dan digital sejak 10 tahun terkahir, membuat geliat industri start up dan digital semakin menjadi setiap tahunnya. Menukil data dari situs startupranking.com, Indonesia memiliki 2.207 perusahaan rintisan berbasis teknologi per hari ini. Namun, dari jumlah tersebut banyak start up yang akhirnya mati di tengah jalan, bahkan ada yang mati sebelum berkembang.

Salah satu yang menyebabkan kematian start up adalah ketiadaan pendanaan. Para pendiri start up yang biasanya diisi anak muda, mengalami kesulitan untuk mengakses pendanaan, terutama melalui jalur perbankan. Melihat kondisi tersebut, Indonesia Stock Exchange (IDX) memberikan ruang bagi para start up untuk mencatatkan perusahaanya di lantai bursa.

“IDX memberikan kesempatan kepada semua perusahaan untuk sizing asetnya. Tidak hanya untuk perusahaan menengah besar, tetapi juga UMKM,” kata I Gede Nyoman Yetna, Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia dalam acara webinar “Key Steps for Startups to Survive Catastrophe” (22/08/2020).

Selain memberikan kesempatan kepada start up untuk mengumpulkan dana publik, langkah ini juga dilakukan untuk mendorong ekosistem start up di Indonesia, dan menambah capital market untuk pemerintah.

Saat ini, menurutnya, stock exchange dunia telah mengembangkan ekosistem UMKM dengan membantu para pebisnis kecil dan menengah melakukan utilisasi di pasar modal. Sebut saja, Shenzhen Stock Exchange yang telah berhasil menghimpun dana segar sekitar Rp 70 triliun di tahun 2019 melalui ekosistem ini. Selain itu, ada Japan Exchange Group (JPX) dan Korea Stock Exchange (KOSPI) yang masing-masing berhasil menghimpun dana sebesar Rp 40 triliun dan Rp 30 triliun di tahun yang sama.

“Sejak 3 tahun terakhir, Indonesia Stock Exchange (IDX) mengembangkan papan akselerasi untuk mengakomodasi perusahaan kecil dan menengah melakukan utilisasi di pasar modal dan mendapatkan pendanaan dari publik,” kata dia menambahkan.

Selain itu, untuk lebih mengakatalisasi perkembangan eksosistem UMKM di bursa, pihaknya mengembangkan IDX incubator di 3 wilayah di Indoensia yakni, Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Ruang inkubator ini disediakan untuk memberikan pendidikan, pembekalan, dan membantu membangun jaringan bagi para pengusaha muda. Sehingga mereka siap melakukan Initial Public Offering (IPO) dan menjadi bagian dari capital market.

Nantinya, IDX Incubator akan melakukan mentoring dan menggrooming perusahaan kecil dan menengah untuk dapat melakukan IPO. Bukan hanya dari bisnis model, tetapi juga mengenalkan regulasi yang ada di capital market, memberikan pemahaman tentang regulasi listing, memberikan persiapan untuk bertemu para investor, dan bahkan membantu untuk membangun jaringan. Sampai saat ini, sudah ada 110 start up yang tercatat di dalam IDX Incubator di seluruh Indonesia.

Masih dalam forum yang sama, Kamrussamad, Founder KAHMIPreneur sekaligus anggota DPR Komisi XI mengatakan bahwa start up merupakan masa depan Indonesia. Adanya integrasi melalui internet akan memudahkan start up melakukan ekselerasi perluasan pasar sehingga industri ini memiliki potensi yang besar untuk berkembang.

Untuk lebih mendorong perkembangan ekosistem ini, menurutnya, perlu adanya penyesuaian kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah. Hal ini dimulai dari IDX dengan papan akselerasi yang diluncurkannya. “ Banyak negara menjadikan start up sebagai bagian dari pencipta lapangan kerja dan menjadi lokomotif suatu negara. Sehingga kita harus sama-sama membangun dan mengembangkan ekosistem ini,” kata dia menambahkan.

Adapun syarat yang harus dimiliki start up untuk bisa melantai di bursa adalah pertama, wajib berbentuk perseroan terbatas (PT). Kedua, memiliki komisioner. Namun, IDX memberikan kelonggaran bagi mereka untuk membentuk dan melengkapi organisasinya selama 6 bulan setelah listing. Ketiga, berhasil menghasilkan operating revenue.

Sementara itu, start up yang bisa masuk ke IDX Incubator adalah mereka yang telah memiliki model bisnis, telah menghasilkan revenue dari core perusahaan, dan memiliki potensi untuk melakukan IPO (initial public offering).


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved